Sunday, August 17, 2014

Jatuh Cinta dengan Dua Orang Berbeda dalam Waktu Bersamaan

Hai hai... Gimana kabarnya semua? Tentunya sangat menyenangkan yah bagi yang ketemuan sama pacar atau gebetan, tapi buat yang jomblo gimana? Mending ikut gue upacara tujuhbelasan ajah yuk! Hehehe... Oke, daripada makin ngenes, mending langsung ajah ke topik utama. Pada postingan kali ini, gue mencoba membuat konten yang sedikit berbeda. Tema postingan kali ini adalah "Jatuh Cinta dengan Dua Orang Berbeda dalam Waktu Bersamaan". Topik kali ini sebenarnya terinspirasi dari salah seorang teman gue. Mari kita renungkan bersama...
In Love with Two at Once

Bisakah kita mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang bersamaan?

Mungkin Anda pernah mengalami dilema seperti ini dan bertanya di dalam hati masing-masing. Tenang ajah, ga cuman kalian kok, gue pun juga pernah bertanya dalam hati, bahkan sempat mengalami perasaan galau seperti ini. Lalu, apa bisa seseorang mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang bersamaan?

The answer is simple, yes you can.

Ya, kita sebagai manusia biasa, bisa jatuh cinta dengan dua orang yang berbeda dan menyebabkan kita menjadi galau. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebenarnya tidak ada yang salah dengan orang lain, tidak ada yang salah dengan keadaan, yang salah adalah diri kita sendiri. Hati kita tidak mampu tegas dalam memilih atau karena kita merasa takut, takut untuk mencintai orang yang salah, takut untuk dikecewakan, takut untuk memulai sebuah hubungan yang baru, takut ditolak, dan belasan alasan lainnya. Kita seolah-olah bersembunyi dalam zona abu-abu, zona yang membuat kita nyaman, membuat kita tidak harus membuat keputusan yang mungkin akhirnya akan kita sesali...
It's complicated!
Tapi mari kita coba balik sudut pandangnya. Andaikan kita berada di posisi gebetan kita. Kita hanya salah satu dari dua pilihan. Kita sudah berjuang, melakukan yang terbaik, berkorban untuk yang dicintai, menutup hati kita untuk orang lain, membayangkannya setiap malam, menanyakan keadaannya, menemaninya setiap saat, dan sederet pengorbanan lain hanya untuk dirinya. Tetapi kita hanya dijadikan salah satu pilihan olehnya! Bayangkan kalau Anda berada dalam situasi sulit seperti ini. Sangat berat untuk meninggalkan dirinya, tapi kita juga merasa sedih karena kita digantung tanpa kepastian. Jujur, kalau gue berada di posisi kalian, gue lebih baik tidak tahu kalau gue hanya salah satu dari dua pilihan. Kenapa? Karena gue akan memperjuangkan semaksimal mungkin apa yang gue yakini! Apalagi kalau itu berasal dari hati. Tapi apakah Anda tidak merasa lelah? Ga merasa frustasi? Karena orang yang Anda perjuangkan tidak menghargai perjuangan Anda, orang yang Anda perjuangkan tidak yakin ingin berkomitmen dengan Anda. Lalu kalau sudah begini, apa yang harus kita lakukan? Tetap mengikuti kata hati dan setiap hari kebahagiaan kita terus berkurang, bahkan sampai merasa kehilangan sebagian dari diri kita? Atau semua keadaan ini harus diakhiri? Bahkan mungkin diakhiri dengan deraian air mata?

Kalau sudah begini, keputusan kembali kepada diri kita masing-masing. Apakah dia masih layak untuk diperjuangkan? Ataukah sebaiknya, kita kembalikan logika kita untuk mengakhiri keadaan rumit yang serba tidak jelas ini? Atau kita biarkan diri kita tetap terjebak di dalamnya dan membiarkan waktu yang berbicara?

"Empirical evidence clearly suggests that humans are capable of loving ... with more than one person at the same time."
Aaron Ben-Zeév,  The Author of Book: “In the Name of Love”

The bigger question is, do you want to?

Apa masalah utama dari mencintai dua orang yang berbeda?

Secara moral, hal ini tidak etis! Tidak ada pengecualian dan tawar-menawar!

Bagi yang sudah memiliki pasangan...

Seandainya kita sebagai pelaku, mungkin kita ingin mengabaikan perasaan ini, perasaan mencintai dua orang yang berbeda. Tetapi bagaimana jika perasaan ini terlalu kuat? Apa yang harus kita lakukan? Mau bilang ke pasangan, sudah jelas, hal ini akan menghancurkan hubungan yang sudah terjalin. Tetapi jika dipendam, seperti menyimpan bom waktu. Ingin berpikir dengan logika, tetapi cinta tidak datang dari logika, cinta datang dari sebuah rasa di relung hati kita. Bahkan jika kita tidak tegas dan membiarkan perasaan mempermainkan kita, lama-kelamaan kebahagiaan kita akan tergerus. Kita jalan dengan pasangan kita, tetapi kita tidak merasa bahagia. Kita jalan dengan pasangan kita, tetapi yang ada di dalam pikiran kita adalah bayangan wanita / pria lain. Bahkan kita selalu khawatir, selalu berhati-hati dalam menggunakan handphone supaya pasangan kita tidak mengetahuinya. Sampai berapa lama kita sanggup menjalani sandiwara ini?
Sumber: Album "cover photo" Facebooknya penulis
Tak terpikirkah kita dengan perasaan pasangan kita?
Dia yang begitu mencintai kita dengan sepenuh hati, tetapi kita menanggapinya hanya setengah hati.
Dia yang selalu ada buat kita, tapi hati kita tak pernah benar-benar bersamanya.
Dia yang selalu mengusahakan yang terbaik dan berkorban untuk kita, tetapi kita hanya menganggap pengorbanannya sebagai hal yang wajar.
Lalu bagaimana solusinya? Apa yang harus kita lakukan?
Selingkuh? Jangan! Itu hanya akan menambah masalah dalam hidup kita!

Sekarang kita coba balik sudut pandangnya, seandainya kita menjadi pasangannya.
Kita tidak pernah tahu isi hatinya.
Kita berusaha untuk mempertahankan hubungan ini.
Kita menutup hati untuk yang lain, walaupun pasangan kita tidak melakukannya. Kita berkorban untuk pasangan kita dengan ikhlas dan tulus, tetapi hanya dianggap bahwa itu adalah kewajiban kita sebagai pasangan.
Kita selalu memegang teguh komitmen dengan pasangan kita, tetapi pasangan kita malah memegang teguh keegoisannya.
Kita ditipu, tapi kita tidak tahu!
Sangat tidak adil bukan?
Siapkah kita menerima sebuah pengkhianatan?
Apakah sebuah pengkhianatan memang layak kita terima setelah memperjuangkan pasangan kita dengan tulus?
Lalu, seandainya kita tahu bahwa mungkin dia juga tertarik dengan orang lain padahal masih berkomitmen dengan kita, apa yang akan kita lakukan?
Apa yang harus kita lakukan?
Meninggalkannya?
Memaafkannya?
Membiarkannya bahagia dan memendam rasa sakit dalam hati?

Bagi yang belum memiliki pasangan...

Bagi yang belum memliki pasangan dan jatuh pada keadaan dimana kita mencintai dua orang yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, mungkin beban moral yang dihadapi akan lebih sedikit. Kenapa? Karena kita belum berkomitmen dengan siapapun. Kita masih berada dalam posisi yang bebas, tidak terikat, kita belum menjadi milik siapa-siapa.
Tetapi akankah kita sadar bahwa orang lain yang sedang memperjuangkan diri kita punya batas kesabaran, bisa juga merasa lelah, dan punya perasaan juga seperti kita.
Sampai kapan kita akan berpura-pura bahwa dialah satu-satunya yang kita perhatikan? Padahal dia tidak pernah tahu bahwa ada orang lain juga yang kita cintai.
Alasan kita biasanya adalah kita takut kehilangan dua-duanya.
Ya, kita takut kehilangan dua-duanya.
Sebenarnya, kita memang akan kehilangan dua-duanya apabila kita tidak bisa tegas, cepat atau lambat hal itu akan terjadi...

Lalu, coba kita putar sudut pandangnya, seandainya gebetan kita juga jatuh cinta pada orang lain selain kita tetapi kita tidak tahu.
Kita merasa satu-satunya di matanya.
Kita merasa bahwa kitalah yang terhebat.
Kita merasa cepat atau lambat, hatinya akan menjadi milik kita.
Kita terlalu optimis, atau dengan kata lain, kita terlalu sombong!
Janganlah cepat merasa puas. Perjuangkanlah orang yang kalian cintai! Mungkin kita merasa begitu lelah. Mungkin kita merasa bahwa semuanya tidak akan ada habisnya. Mungkin... Mungkin... Dan mungkin...
Semuanya hanyalah asumsi kita! Alasan yang kita buat sendiri untuk berhenti memperjuangkannya. Manusia yang lemah adalah manusia yang selalu membuat alasan! Perjuangkanlah kalau memang dirinya layak untuk kita perjuangkan!

Akan lebih menyakitkan ketika orang lain mendahului kita menyatakan cinta kepadanya.
Rasa sesal akan menghantui kita.
Dan perjuangan yang kita lakukan dihentikan oleh orang lain yang memiliki keberanian lebih dibandingkan kita.
Mungkin kita akan menutup hati dan bilang bahwa kita akan kembali membuka hati ketika keadaan sudah kembali pulih.
Bagaimana jika keadaan tak kunjung pulih?
Bagaimana jika terjadi penyesalan dan tak kunjung hilang?
Ketika kita harus melalui ratusan hari dengan air mata.
Belum lagi jika kita menjadi alergi dan anti dengan yang namanya cinta.
Tak pernah lagi bisa mencintai orang lain dengan tulus.
Tak akan bisa lagi merasakan perhatian yang orang lain berikan.
Bayangkan, bagaimana jika itu terjadi dengan kita?

Bagaimana jika kita merasa bahwa cinta yang datang dari orang ketiga adalah cinta sejati kita?

Bagaimana jika kita merasa bahwa cinta yang datang dari orang ketiga adalah cinta sejati kita? Apa yang harus kita lakukan?

Berikut adalah saran dari beberapa orang. Anda boleh setuju atau tidak.
- Ikutilah perasaan Anda. Lakukan hal yang benar menurut perasaan Anda. Bukankah ada pepatah bahwa cinta tak pernah salah?
- Jika kita sedang menjalin hubungan dengan seseorang, cara terbaik untuk menghadapi keadaan ini adalah akhiri hubungan yang Anda jalani sekarang dan hiduplah bahagia dengan orang ketiga tersebut.

Terlihat simpel? Apakah kita akan terhindar dari perasaan bersalah jika kita telah melakukan saran tersebut? Bukankah dalam kehidupan sehari-hari, kita menyadari bahwa jauh lebih mudah untuk memberi saran daripada melakukan saran tersebut, benar?

"If you love two people at the same time. choose the second one. Because if you really loved the first one, then you wouldn't have fallen for the second."
Johnny Depp

Mungkin kita pernah dengar pepatah Johnny Depp di atas. Pepatah tersebut hanya berlaku jika Anda percaya orang ketiga tersebut dalam keadaan ceteris paribus. Anda tentu masih ingat, dalam hukum ekonomi, ceteris paribus merupakaan keadaan dimana kita mengabaikan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh.

Berikut bisa menjadi pertimbangan ketika akan mengakhiri sebuah hubungan dan menjalin hubungan dengan orang ketiga. Ini semua tergantung bagaimana kita mendeskripsikannya.

1) Relationship (Hubungan)
Apakah hubungan yang sekarang Anda jalani tidak membahagiakan Anda? Atau hubungan Anda terlalu baik sehingga Anda merasa tidak ada tantangan lagi? Atau Anda berpikir, mungkin Anda bisa merasa lebih bahagia apabila Anda menjalin hubungan dengan orang ketiga tersebut?

2) Commitment (Komitmen)
Komitmen lambang kesetiaan. Saat menjalani hubungan, pasti dari kita selalu mengingatkan pasangan kita untuk menjaga komitmen bersama. Tetapi bagaimana jika pasangan Anda sudah benar-benar menjaga komitmennya dan malah kita yang melanggar komitmen tersebut? Egois!

3) Responsibility (Tanggung Jawab)
Di dalam sebuah hubungan, pasti diiringi dengan tanggung jawab. Sejauh mana kita tanggung jawab terhadap hubungan yang kita jalani dan tanggung jawab dengan pasangan kita?

4) Marriage (Pernikahan)
Setiap pasangan pasti mendambakan hubungannya saat ini akan berujung di pelaminan. Pertanyaannya adalah apakah orang yang kita akan nikahi merupakan jodoh kita? Atau kita belum merasa yakin sehingga ingin mencoba menjalin hubungan dengan orang lain dan meninggalkan orang yang memang benar-benar ingin menikahi kita?

5) Big family (Keluarga besar)
Bagaimana dengan ikatan keluarga yang sudah terjalin selama kita menjalin hubungan dengan pasangan kita? Akankah hal ini menjadi salah satu pertimbangan kita? Apakah kita merasa bahwa hubungan antar keluarga bukan merupakan hal yang penting sehingga kapan saja bisa diakhiri? Apakah nanti hubungan dengan keluarga orang ketiga akan berjalan dengan baik?

6) Uncertainty of the future (Ketidakpastian di masa depan)
Apakah kita siap mengakhiri hubungan yang sudah pasti dan menjalin hubungan dengan orang ketiga yang belum memiliki kepastian masa depan? Apa yang sebenarnya kita inginkan? Apa yang sebenarnya kita perjuangkan?

Untungnya, kita sering mempertimbangkan banyak hal seperti hal-hal di atas.

Ya, jika kita mempertimbangkan hal-hal di atas dengan baik, maka tentunya kita memilih untuk hidup dengan pasangan kita dan bukan dengan orang ketiga.

Beberapa dari kita mungkin berpendapat, orang ketiga tersebut mungkin memang cinta sejati kita.
Inspirational Quote
Oleh karena itu, dengarkan suara hati yang Anda yakini dengan lebih sering dan jangan pernah menyesal dengan segala keputusan yang kita ambil!

Semoga menginspirasi dan bermanfaat! Atas nama cinta. Thank you! \(^.^)/

29 comments:

  1. Suka banget sama tulisannya. Persis sama yg lagi aku alami T.T
    takut kehilangan keduanya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas pujiannya... d(^.^)b Saya hanya menuliskan dari sudut pandang saya saja.

      Jika kamu berkenan, kamu bisa menuliskan kisahmu di sini dan semoga bisa bermanfaat buat orang lain.

      Terima kasih... \(^0^)/

      Delete
    2. Egois memang! Tapi kalo udah gitu faktanya galau kehilangan dua"nya gimana :'(

      Delete
  2. Nusuk nusuk nih, pas banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.

      Jika kamu berkenan, kamu bisa menuliskan kisahmu di sini dan semoga bisa bermanfaat buat orang lain.

      Terima kasih... \(^0^)/

      Delete
    2. kasih saran dong ka, aku punya pacar dan ada orang yg suka sama aku, tapi bener2 aku bingung banget harus gimna, disatu sisi aku kasian karna pacar aku setia dan baik banget dan yg satu lagi sama juga. bisa bls lewat email gak ka thaniamisnya@gmail.com butuh banget saran ka thanks

      Delete
    3. Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.

      Saran dari saya sederhana saja. Coba kamu bayangkan jika kamu menjadi pacarmu. Pacarmu sudah setia dan baik banget sama kamu, tetapi kamu tidak bisa menghargai apa yang sudah dia lakukan. Jangan ikuti egomu dan cobalah jujur sama hatimu sebelum kamu mengambil keputusan. Semoga bermanfaat.

      Terima kasih... \(^0^)/

      Delete
  3. Saya sedang mengalami hal itu dan yang lebih parah dia sudah beristri.. Kami saling jatuh cinta, malah dia bilang klo dia belum nikah kita pasti udah nikah skrg. Saya bingung harus menjalani trs krn saya tersakiti tp tiap kali kita berniat berpisah seperti kehilangan sebagian diri kita

    ReplyDelete
  4. Bang tulisannya inspiratif banget;))

    ReplyDelete
  5. Luar biasa...perasaan cinta itu memang kuat dari segalanya

    ReplyDelete
  6. It's complicated..
    Saya sudah punya pacar, tapi kembali saya bertemu dengan teman saya (sebut saja Z) sejak smp, yang dari dulu saya sudah menyukainya, dan dia (Z) adalah cinta pertama saya. Dia juga pernah blg menyukaiku. Sebelum kami pisah kota untuk lanjut pendidikan. 8tahun saya masi menunggu dia, hingga akhirnya saya melihat fotonya bersama cewe lain. Kemudian saya putuskan untuk mencoba menerima orang lain (sebut saja si A). Kemudian saya sudah ga pernah contact Z lagi. Kemudian disuatu saat, kami sama2 kembali ke kota kami. Dan mengadakan reunian. Setelah pulang dari situ, akhirnya saya memutuskan si A. Namun saya dan Z tidak selingkuh dan tetap hanya temenan biasa dan jarang contact lagi.
    Kemudian saya sudah masuk dunia kerja cukup lama, muncul seorang pria (X), orangnya sangat baik pda saya awalnya selalu bisa membuat saya ketawa. Lalu saya pun menerima prmintaannya untuk menjadi pacarnya. Setelah setaon kita pacaran, ada pertemuan temen smp saya lagi, dan memaksakan kondisi saya dan Z mulai kontak lagi. Dan Z yang sekarang sangat berbeda, lebih banyak ngobrol drpd dulu.
    Setiap kali saya ketemu si Z, hati saya selalu deg2an. Saya bahkan sudah coba menahan untuk tidak memiliki rasa itu. Tp tidak bisa hilang deg2an nya.
    Saya akhirnya minta putus dan jujur sama pacar saya (X) tentang Z, sebenarnya hubungan kami saat itu juga sudah pada kondisi yg sering berantem dan putus nyambung sebelumnya. Namun pacar saya blg, kasih dia kesempatan lagi untuk memperbaiki hubungan. Dia jg blg "first love never end" istilah itu bener, kamu tidak akan pernah berhenti ingat cinta pertamamu. Namun kasi saya kesempatan dan kmu cb jaga komitmen kamu agar tetap sama saya.
    Sampai saat ini si Z sebenarnya juga tidak pernah pacaran, dan dia akhir2 ini cerita sama saya, dia memang tidak akn punya pacar dulu sebelum urusan kerjaannya teratur dulu. Dan bilang, mgkn taon depan sudah bisa teratur,dan bisa bertamu kerumahmu. Apakah ini ada maksud tersirat?
    Saya bingung harus bagaimana. Apakah lebih baik putus komunikasi sama si Z saja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya dan menceritakan pengalamanmu.

      Pengalaman yang kamu alami sangatlah menarik, bahkan saya sendiri tidak pernah mengalami seperti yang kamu alami. Menurut saya, masalah hati memang sulit diselesaikan dengan logika. Just follow your heart! Kalau boleh saya kasih saran, coba pertimbangkan hal-hal lain seperti apakah agama kalian sama, minta pendapat ke orang tuamu apakah orang tuamu bisa menerima dia dan keluarganya, dan hal-hal lainnya yang mungkin bisa jadi pertimbanganmu untuk memecah kebimbangan yang kamu alami sehingga akan menguatkan apapun keputusanmu selanjutnya. Semoga bermanfaat.

      Terima kasih... \(^0^)/

      Delete
  7. aku suka tulisannya...menambah inspiari,tetapi logika sulit menaklukan hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas pujiannya... d(^.^)b Saya hanya menuliskan dari sudut pandang saya saja.

      Terima kasih... \(^0^)/

      Delete
  8. Setelah beberapa hari berpacaran. Kemudian kekasih saya mengatakan bahwa sebelum bersama saya dirinya telah memiliki kekasih selain saya. Saya sungguh telah terlanjur mencintainya. Sehingga saya memutuskan untuk bertahan dalam hubungan ini meskipun hanya sebagai orang ketiga. Menurut admin, apa yang harus saya lakukan ? Terimakasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya dan menceritakan pengalamanmu.

      Menurut saya, itu kembali kepada dirimu sendiri. Kamu menginginkan hubungan jangka panjang dengan pria yang bertanggung jawab terhadap komitmennya atau hanya ingin memenangkan egomu sesaat demi kebahagiaan semu? Menurut saya, hubungan itu harus berdasarkan kejujuran dan tanggung jawab bukan dimulai dengan hubungan yang bermasalah. Apa jaminannya pria tersebut tidak melakukan hal yang sama ke wanita lain? Nanti kamu yang akan kesulitan sendiri. Coba pikirkan lagi.

      Terima kasih.

      Delete
  9. aku suka tulisan ini, ini sangat membantu dan lebih tau tentang apa itu cinta yang sebenarnya thanks you

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas pujiannya... d(^.^)b Saya hanya menuliskan dari sudut pandang saya saja.

      Terima kasih... \(^0^)/

      Delete
  10. Serius bang, lagi ngalamin ini nih. Takut kehilangan keduanya. Tapi masih belum ada ikatan, bang, antara diri saya sama mereka.

    ReplyDelete
  11. Ini yang sedang saya alami saat ini....
    Saya dikhianati

    ReplyDelete
  12. Tulisannya bagus, saya jadi teringat pacar saya, apakah dia memikirkan bbrp hal yg anda tulis d atas...

    Saya mengalami hal yang serupa, pacar saya pelakunya...dia sudah lama dekat dengan saya, stlh blm lama dia putus dengan pacarnya...namun tiba2 dia kembali lg pd mantan pacarnya tersebut, dan saya mengetahui secara tidak sengaja...namun saat saya tanya apa yg d inginkannya saat ini, dia menjawab dengan ingin menjalani dua hubungan ini,dengan alasan dia msh mempertimbangkan bbrp hal krna apa yg ada pd saya tidak ada pd mantan pacarnya demikian jg sebaliknya...saya sangat menyayanginya...saat ini saya memilih untuk tetap mempertahankan hubungan saya dengannya, karena menurut saya mantannya itu yg mengganggu hubungan kami...masalahnya disini, saya tau bahwa dia kembali berhubungan dengan mantan pacarnya, sedangkan mantan pacarnya tidak tahu kalo dia sudah berpacaran dengan saya...

    Bagaimana menurut anda..??
    Trimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya dan menceritakan pengalamanmu.

      Menurut saya, itu kembali kepada dirimu sendiri. Tanyalah kepada dirimu, sebenarnya apakah pria dengan sikap seperti itu yang kamu inginkan? Apakah kamu bisa mempercayai dia sepenuhnya? Lalu, kalau kamu sendiri ragu, bagaimana bisa menjalankan suatu hubungan tanpa dilandasi dengan kepercayaan? Kamu hanya dijadikan sebagai salah satu pilihan saja atau bahasa kasarnya adalah pelarian. Sekarang kamu berusaha untuk mempertahankan hubungan ini, lalu bagaimana jika pada akhirnya dia menjatuhkan pilihan ke mantannya dan akhirnya kamu dilupakan? Kalau memang pria tersebut mencintaimu sepenuhnya dengan tulus, bagaimana mungkin dia bisa membagi hatinya dengan wanita lain? Coba pikirkan lagi.

      Terima kasih.

      Delete
  13. Egois memang! Tapi memang gak mau kehilangan keduanya :')

    ReplyDelete
  14. Min, aku mau minta saran. Aku udah menjalin hubungan sama seseorang lebih dari 3tahun, aku sayang sama dia terlebih sama keluarganya gitu. Mereka nerima aku dg sangat baik. Kita 1tahun di awal ngga ldr, sampai 2 tahun terakhir ini kita ldr. Kita kalo ketemu paling 1th 2x tapi komunikasi lancar, dia itu baik banget, dia yang paling bisa ngertiin gimana aku cara menghadapi aku kita punya banyak mimpi bersama. Sampai pada suatu hari kita ldr, aku ngerasa aku jatuh cinta lagi sama seseorang sebelumnya aku pernah kayak suka gt sih sama orang selain yg ini tapi itu perasaannya biasa jd aku bawa angin lalu aku jaga jarak dan fokus dengan komitmenku sama dia. Hingga ada orang lain lg yang hadir lagi, dan aku ngerasa aku punya perasaan sama dia mungkin karena dia yang ada disini kali yaa yang selalu siap nganterin kemana aja dll. Dia orangnya juga baik banget. Tapi hati kecil aku selalu yakin dan bilang kalo orang yang tepat buat aku tuh yaaa dia yang udah 3tahun lebih sama aku pokoknya diaaaaa baik banget lah lebih baik lebih lebih lebih dari yang baru aku suka agamanya pergaulannya akhlaknya, tapi disisi lain aku juga bingung kok kadang aku tb2 suka sama orang lain kayak sekarang ini apa cuma karena faktor aku sering kemana2 bareng dia dan aku nyaman. Gimana min solusinya? hehe

    ReplyDelete
  15. Pas banget min, pas di kalimat "jangan sampe perasaan mempermainkan kita" aak dilema bgt
    Aku sahabatan ber4, cewek 2 cowok 2, aku sering jalan bareng sama sahabat2ku itu terutama sm yg cowo2, aku gatau sejak kapan mereka berdua suka sm aku, awalnya aku ada feel sm x, sm y aku biasa aja, nyaman, dia temen curhat aku dr jaman mantanku yg pertama, awalnya aku ragu pilih persahabatan atau perasaan aku, soalnya pasti sama2 ada resiko, akhirnya aku jadian sm si x,tp awalnya aku ragu sm x karna dia br bgt putus sm pacarnya, putusnya karna pacarnya selingkuh, trs dia keliatan blm move on, aku deket bgt sm si y, yah bisa di kata jadian sm x tp nyamannya sm si y, udh saling ungkap perasaan juga, tp lama2 aku ga enak sama y, y juga ngerasa sakit di posisi itu dan ga enak sama x karna sahabatan, akhirnya y memutuskan menjauh, tp aku merasa dia masih ada feel atau semacamnya dr apdetannya sesekali, kalo lg sm si x dia diem, tp kalo lg gada x dia ngajak ngobrol aja kaya biasa, kalo lg kumpulan aku bener2 ngerasa ga nyaman, ga betah, apalagi kita sekelas, suka bingung harus gmn, aku masih ngerasa ga enak sama y, masih ngerasa bener2 bersalah sampe sekarang, kadang masih kepikiran trs, mau cb fokus tp kalo udh ketemu y aja udh terpecah lagi, dr awal aku jadian jg persahabatan aku beramtakan, ya itu konsekuensi kalo aku pilih perasaan, gmn ya min, kok aku masih ngerasa kaya gt sm y, masih suka kepikiran, ga enak hati,ada masukan min?

    ReplyDelete