Saturday, April 29, 2017

Jelajah Situ Patenggang, Bandung

Pada hari Minggu tanggal 23 April 2017 umat lingkungan Don Bosco wilayah Santa Emerensia mengadakan rekreasi ke Situ Patenggang, Bandung. Rekreasi kali ini terbuka untuk semua umur dan ternyata antusias umat lingkungan Don Bosco begitu besar, padahal rekreasi ini dilakukan saat libur yang cukup panjang. Antusias ini dibuktikan dengan banyaknya peserta yang mengikuti rekreasi ini, yaitu lebih dari 60 orang dengan menggunakan 1 bus besar berkapasitas sekitar 50 orang dan 1 bus berukuran sedang berkapasitas sekitar 25 orang.
Situ Patenggang (1)
Sekitar pukul 05.30 pagi, rombongan sudah berkumpul di tempat yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan doa keberangkatan yang dipimpin oleh Bapak Paulus. Setelah berdoa, rombongan pun berangkat ke Situ Patenggang, Bandung. Untuk mempersingkat waktu, rombongan menuju ke Situ Patenggang dengan melewati jalan tol. Karena macet, perjalanan dari Jakarta ke Situ Patenggang memakan waktu kurang lebih 8 jam. Waktu yang cukup lama untuk sebuah perjalanan dari Jakarta menuju ke Bandung menggunakan kendaraan roda 4.
Makan siang bersama
Sesampainya di Situ Patenggang, kami disambut pemandangan hamparan danau yang cukup luas. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama diawali dengan doa makan oleh Pak Paulus. Setelah itu, rombongan bermain games bersama yang dipimpin oleh Ibu Angel. Selesai bermain games, rombongan diberi waktu kurang lebih 1,5 jam untuk beraktivitas masing-masing di kawasan Situ Patenggang.
Ibu Angel
Sedikit fakta menarik mengenai Situ Patenggang, Situ Patenggang atau Situ Patengan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan objek wisata alam Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, danau ini memiliki pemandangan yang eksotik. Situ Patenggang juga memiliki pemandangan alam yang asri karena di sekitarnya terdapat hamparan kebun teh. Luas Situ Patenggang sekitar 45.000 hektar, serta total luas cagar alamnya mencapai 123.077,15 hektar.
Ketua lingkungan Don Bosco
Berdasarkan informasi, Situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda, pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar bersama alam, yaitu ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lamanya. Karena cintanya yang begitu mendalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta". Dewi Rengganis pun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara / Pulau Sasakan). Mitos yang beredar berdasarkan cerita ini, orang yang singgah di Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara akan senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka.
Bu Angel sedang memimpin permainan
Sesuai dengan waktu yang telah disepakati, rombongan berkumpul kembali di tempat parkir bus untuk kembali ke Jakarta dan berakhirlah kegiatan rekreasi kali ini. Semoga kegiatan rekreasi ini dapat mengakrabkan seluruh umat di lingkungan Don Bosco.
Permainan menjatuhkan botol dengan bola
Permainan bola bowling
Permainan mengambil telur dengan sumpit
Situ Patenggang (2)
Umat lingkungan Don Bosco
Situ Patenggang (3)
My lovely Mom and Dad! \(^0^)/
Situ Patenggang (4)
Situ Patenggang (5)
Situ Patenggang (6)
Situ Patenggang (7)
Situ Patenggang (8)
Situ Patenggang (9)
Situ Patenggang (10)
Situ Patenggang (11)
Situ Patenggang (12)
Situ Patenggang (13)
Situ Patenggang (14)

JualSemuaMobilBekas.wordpress.com, Situs untuk Mencari Mobil Bekas Bergaransi

Hai manteman, apa kabar nih? Kali ini penulis ingin memberitakan sebuah kabar gembira! Setelah sekian lama aktif di dunia per-blog-an, akhirnya penulis meluncurkan sebuah situs baru untuk memudahkan para pembaca setia yang ingin membeli mobil bekas bergaransi. Caranya mudah, ketik saja jualsemuamobilbekas.wordpress.com langsung di browser Anda! Ada puluhan mobil berkas bergaransi yang kami tawarkan kepada Anda!



Latar belakang pembuatan situs ini adalah banyaknya kebutuhan masyarakat akan mobil bekas yang bergaransi. Kami memahami bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memilih mobil bekas yang berkualitas. Oleh karena itu, kami ingin memudahkan para calon pembeli dalam memilih mobil bekas favorit mereka. Kami memberikan garansi 100% uang kembali apabila pembeli dapat membuktikan bahwa kualitas mobil yang kami tawarkan tidak sesuai standard. Semua mobil yang kami tawarkan di situs ini merupakan mobil bekas terbaik berbagai merk dari seluruh penjuru kota. Kami menjamin bahwa semua mobil yang ada di situs ini bebas tabrak dan bebas banjir. Silakan buktikan sendiri!

Akhir kata, penulis berharap bahwa situs ini dapat menjawab dahaga para pencari mobil bekas berkualitas. Apabila menemui banner seperti di atas, segera klik dan Anda akan disuguhkan puluhan mobil bekas berkualitas. Akses situsnya, pilih mobilnya, hubungi sales advisornya, dan dapatkan mobil impian Anda dengan harga yang terjangkau. Segera miliki mobil impian Anda sekarang juga! Ingin beli mobil bekas, ingat jualsemuamobilbekas.wordpress.com!

Saturday, April 15, 2017

Menikmati Gemerlap Malam di Alun-Alun Kidul Jogja

Kota Yogyakarta memang selalu menawarkan sejuta destinasi wisata di dalamnya. Liburan kali ini juga tak kalah serunya, yaitu mengunjungi Alun-Alun Kidul. Di Jogja terdapat 2 alun-alun, yaitu Alun-Alun Utara yang berada di depan Keraton Yogyakarta. Dan alun-alun yang satunya berada di belakang Keraton, yaitu Alun-Alun Selatan yang memiliki fungsi agar bagian belakang Keraton Yogyakarta tidak membelakangi Pantai Selatan. Karena letak Keraton sendiri berada di sebuah garis imajiner yang menghubungkan antara Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Parangtritis, sedangkan Pantai Selatan dipercaya dijaga oleh Ratu Kidul yang konon mempunyai hubungan magis dengan Raja Mataram.
Becak kayuh di Alun-Alun Kidul yang dihiasi lampu warna-warni dan musik
Suasana malam hari di Alun-Alun Kidul cukup seru karena para pengunjung akan dimanjakan dengan kendaraan lampu hias yang bertebaran di sana-sini. Kendaraan atau becak kayuh yang dihiasi lampu-lampu ini menambah gemerlapnya malam di Alun-Alun Kidul. Kegiatan bermain sepeda yang dihiasi lampu dan musik ini yang sekarang membuat Alun-Alun Kidul semakin bertambah ramai dikunjungi para wisatawan lokal dan asing. Bentuknya bermacam-macam dan juga disediakan live music dan video music yang dipasang di becak kayuh ini dan semakin meramaikan suasana malam hari di Alun-Alun Kidul. Untuk para pengunjung yang ingin menyewa becak kayuh ini bisa menyewa dengan tarif 20 ribu rupiah untuk 1 kali putaran. Becak ini bisa digunakan untuk 2 sampai 4 orang, tergantung pilihan model becak kayuh yang dipilih.
Duh, gue ngelirik kemane coba. Elaahh! Hahaha...
Demikian rangkaian cerita liburanku. Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat. Enjoy~!! \(^0^)/
Baaa~!! Hihihi... :p
Berofo di depan becak kayuh warna-warni. Yeaayy~!! \(^0^)/
Malam hari di Alun-Alun Kidul Jogja

Tahun Baruan di Taman Lampion Kaliurang, Jogja

Hai hai... Setelah 3 postingan sebelumnya menceritakan bagaimana keindahan alam Hutan Pinus Imogiri, Jurang Tembelan, dan Watu Lawang Dlingo, maka pada postingan kali ini saya akan menceritakan bagaimana suasana tahun baruan awal tahun 2017 di Taman Lampion Kaliurang dan saya sangat merekomendasikan tempat ini untuk menghabiskan malam pergantian tahun, apalagi bagi yang sudah memiliki pasangan. Tetapi sebelum saya menceritakan lebih jauh mengenai bagaimana keseruan tahun baruan di Taman Lampion Kaliurang, saya akan menceritakan bagaimana saya bisa tiba di sini. Hehehe...
Lampion bertuliskan Kaliurang
Sekitar pukul 17.00, saya dan pacar berangkat dari Restoran Jejamuran yang lagi hits di Jogja menuju ke Taman Lampion Kaliurang. Setelah perut kenyang, memang lebih asyik jalan-jalan sore di luar kota bareng sama pacar. Yuhuu~!!
Pemandangan Taman Lampion di sore hari
Perjalanan menuju ke Taman Lampion Kaliurang sangat menyenangkan. Dengan bermodalkan motor matic yang saya pinjam dan beberapa liter bensin, kami menyusuri jalanan yang sepi melewati tengah-tengah persawahan. Di kiri dan kanan kami hanya hamparan sawah membentang. Hampir tak ada orang yang berlalu lalang. Suhu udara yang sejuk dengan angin sore yang bertiup semilir-semilir membuat suasana semakin romantis dan pacar saya pun semakin erat memeluk saya dari belakang. Ahahahaii~!! Assooyy icik iwiiirrr~!!
Lampion berbentuk bunga
Awan mendung menggelayut di langit, sangat jelas terasa kalau tak lama lagi akan turun hujan. Taman Lampion Kaliurang terletak di dataran tinggi sehingga perjalanan ke sana amatlah menyenangkan karena udaranya yang sejuk dan ditambah lagi dengan adanya awan mendung, makin sejuklah udaranya. So, makin betah deh berlama-lama boncengan berdua. Assooyy icik iwiiirrr~!! Hihihi...
Rangkaian lampion berbentuk bunga
Sekitar hampir satu jam kami sudah tiba di lokasi parkir. Dari tempat parkir menuju ke pintu masuk Taman Lampion, kita perlu sedikit jalan kaki. Sebagai informasi, harga tiket masuk Taman Lampion Kaliurang adalah 20 ribu per orang dan jam bukanya hanya sore sampai malam hari.
Lampion warna-warni
Setelah membeli tiket masuk untuk 2 orang, pertama kali yang saya hampiri adalah toilet karena kebelet coy abis boncengan sama pacar! Hahaha... Saat keluar dari toilet tiba-tiba hujan turun. Beruntung, tak jauh dari pintu masuk ada tenda dengan ukuran cukup besar yang bisa kami gunakan untuk berteduh.
Duck lips. Hahaha...
Di gerbang masuk kita akan disambut oleh sebuah gapura besar bernuansa oriental. Oh iya, saya belum cerita yah mengenai daya tarik apa sih yang ditawarkan oleh Taman Lampion Kaliurang ini. Jadi, Taman Lampion Kaliurang menawarkan pemandangan ribuan bahkan jutaan lampu warna-warni yang disusun menjadi beraneka ragam bentuk yang menarik, seperti istana, bunga, dinosaurus, dan naga. Sebenarnya lebih asyik jika saya tampilkan langsung keindahannya melalui foto. Oleh karena itu, saya upload juga foto-fotonya yah!
Gapura besar di pintu masuk Taman Lampion Kaliurang
Untuk mengisi waktu sambil menunggu pergantian tahun tiba, kami berdua berkeliling dan berfoto ria. Singkat cerita, menjelang pukul 12 malam, terdengar pengumuman dari pengeras suara yang mengajak pengunjung untuk menerbangkan lampion dan menyaksikan pesta kembang api. Kami sangat senang dan antusias saat mendengarnya karena kami bisa menghabiskan momen spesial pergantian tahun di tempat yang tidak biasa.
Lampion berbentuk istana
Menjelang pukul 12 malam, beberapa pengunjung dibagikan lampion untuk diterbangkan. Pembawa acara di panggung pun mengajak kami semua untuk bersama-sama mendoakan harapan untuk tahun yang baru, lalu barulah para pengunjung bersama-sama menerbangkan lampion.
Suasana Taman Lampion Kaliurang yang berkabut
Tepat pukul 12 malam, pesta kembang api pun dimulai dan berlangsung kurang lebih selama 10 hingga 15 menit. Pesta kembang api di malam pergantian tahun kali ini menurut saya sangat meriah.
Lampion berbentuk naga
Tak terasa waktu sudah menunjukkan hampir pukul 1 malam. Rangkaian acara pergantian tahun di Taman Lampion pun sudah berakhir dan para pengunjung berbondong-bondong keluar menuju ke tempat parkir. Karena kami semua keluar bebarengan menyebabkan jalanan menjadi macet. Sebelum kembali ke tempat menginap, saya menyempatkan diri untuk mengantar pacar saya dahulu. Terima kasih sudah membaca. Semoga bisa menjadi inspirasi destinasi wisata untuk malam pergantian tahun berikutnya. Enjoy~!! \(^0^)/
Suasana Taman Lampion Kaliurang di malam hari
Lampion berbentuk pohon warna-warni
Lampion berbentuk buah-buahan
Suasana saat menerbangkan lampion
Kembang api (1)
Kembang api (2)
Kembang api (3)

Berwisata ke Watu Lawang Dlingo, Bantul, Jogja

Selalu ada yang baru di Jogja. Setelah heboh dengan hutan pinusnya, kini Jogja juga menawarkan spot foto baru yang tidak kalah cantiknya, Watu Lawang namanya. Apa saja yang menarik dari objek wisata hits yang satu ini?
Watu Lawang Dlingo
Watu Lawang berada di kawasan Desa Wisata Mangunan yang terletak di perbukitan Dlingo. Perbukitan hijau ini masuk dalam wilayah kabupaten Bantul, yang merupakan kabupaten yang berada di sisi selatan Jogja. Selain menawarkan pemandangan hijau dan sejuknya udara di sana, ternyata ada hal lain yang ditawarkan oleh objek wisata yang tengah hits ini.
Jembatan bambu di Watu Lawang Dlingo
Watulawang, dalam bahasa Jawa, watu berarti batu dan lawang berarti pintu. Dengan berbagai keindahan yang ditawarkan, Watu Lawang ibarat "pintu" untuk menikmati keindahan alam yang sebenarnya.
Spot foto paling menarik di Watu Lawang Dlingo
Seperti halnya berbagai destinasi wisata lainnya, Watu Lawang juga menawarkan spot foto yag menarik, salah satunya adalah jembatan bambu yang berada di Watu Lawang ini. Pasalnya jembatan bambu ini ibarat jendela untuk menikmati area perbukitan yang berada di samping kawasan wisata Watu Lawang.

Tidak seperti lokasi lainnya yang kerap digunakan untuk selfie, foto di puncak Watu Lawang paling menarik jika diambil dari arah belakang, dengan posisi wisatawan yang tengah asyik menikmati pemandangan. Dengan pose ini, foto akan terlihat begitu eksklusif. Meski terlihat begitu menawan, tetapi pastikan Anda untuk selalu memperhatikan faktor keselamatan saat akan berfoto di jembatan kayu ini.

Karena berada di area Desa Wisata Mangunan, tentu saja Anda harus melalui akses jalan khas pegunungan yang cukup berliku. Belum lagi jika pengunjung sedang membludak, tentu saja spot foto ini juga akan dikunjungi banyak wisatawan. Selain menjaga diri, jangan lupa untuk antri yah!

Berwisata ke Jurang Tembelan, Dlingo, Bantul, Jogja

Kawasan Mangunan memang memiliki banyak spot bagus untuk berburu sunset dan panorama pegunungan. Setelah terkenal sebagai negeri di atas awan, gardu pandang Mangunan yang terletak di komplek Kebun Buah Mangunan memang menjadi buruan wisatawan baik lokal maupun internasional.
Jurang Tembelan Kanigoro
Di daerah Mangunan memang tak hanya gardu pandang Mangunan saja yang terkenal, ada lagi yang lainnya, yaitu Bukit Panguk Kediwung, Bukit Mojo, dan yang terbaru adalah Jurang Tembelan. Jurang Tembelan masih tergolong sepi karena belum lama dikembangkan, tetapi akhir-akhir ini menjadi hits di sosial media karena gardu pandanganya yang unik dan pemandangan yang tak kalah bagus.
My lovely mother. Cheers! v(^0^)v
Lokasi Jurang Tembelan untuk menikmati pesona sunrise atau negeri di atas awan dengan kabut pagi hari ini berada tak jauh dari Kebun Buah Mangunan, tepatnya berada di sebelah timur. Dari jalan sudah terlihat papan petunjuk jalan ke Jurang Tembelan untuk mempermudah wisatawan yang sedang mencari tempat wisata baru ini.
Salah satu spot foto terbaik di Jurang Tembelan
Lokasi Jurang Tembelan ini tak terlalu besar atau luas, cukup sempit, tetapi memiliki pemandangan yang sangat menarik. Di kawasan Jurang Tembelan terdapat beberapa gardu pandang untuk menikmati sunset atau berfoto ria ala negeri di atas awan. Bedanya, di sini kita bisa melihat panorama kelokan Sungai Oya. Ada sekitar 2 sampai 3 warung kecil yang menjajakan kopi dan makanan ringan ala kadarnya untuk kebutuhan mengisi perut pengunjung. Lokasi ini masih cukup sepi, tetapi sangat menarik sebagai alternatif bagi yang ingin berfoto tanpa banyak kerumunan orang.
Pemandangan kelokan Sungai Oya
Untuk menuju ke lokasi Jurang Tembelan, pengunjung cukup mengikuti arah ke Gardu Pandang Mangunan saja. Tepatnya dari arah Jogja menuju ke arah terminal Giwangan dan lurus terus ke selatan sampai ke Pasar Imogiri, lalu ambil arah kiri, terus ke arah makam raja-raja dan terdapat pertigaan dengan papan petunjuk ke arah Kebuh Buah Mangunan dan hutan pinus, terus ikuti papan petunjuk ke arah Mangunan. Sesampainya di daerah pintu masuk gardu pandang, ada papan petunjuk ke Bukit Panguk, ikuti saja dan di kanan jalan ada petunjuk ke Jurang Tembelan. Akses jalan menuju ke Jurang Tembelan ini cukup ekstrim, tanjakan dan turunannya cukup curam sehingga disarankan untuk menggunakan sepeda motor yang kondisinya prima.
Spot foto terbaik lainnya di Jurang Tembelan
Sampai saat ini belum ada retribusi ketika masuk ke kawasan Jurang Tembelan, tetapi jangan lupa untuk menyiapkan uang Rp. 3.000,- untuk biaya parkir sepeda motor.