Thursday, June 16, 2016

My First Time Mendaki Gunung di Gunung Gede Tanggal 11-12 Juni 2016

Hai hai... Apa kabar nih semuanya? Di bulan Juni ini saya akan memposting cerita yang spesial. Spesialnya dimana? Nah, kali ini saya ingin menceritakan mengenai pengalaman saya pertama kali mendaki gunung yang pastinya seru abis! Penasaran? Silakan disimak yah postingan kali ini! Hehehe...
The Lucky Laki \(^0^)/
Saya bersama 4 teman lainnya yang semuanya laki-laki memutuskan untuk mendaki ke Gunung Gede. Sebenarnya Gunung Gede ini adalah pendakian saya yang kedua setelah Gunung Bromo (itu kalau Gunung Bromo kalian anggap sebagai gunung sih. Hehehe...). Sebelumnya akan saya jelaskan sedikit yah mengenai Gunung Gede ini. Gunung Gede berada di dalam wilayah Taman Nasional Gede Pangrango. Gunung ini berada di wilayah 3 kabupaten, yaitu kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi dengan ketinggian puncak 2.958 meter di atas permukaan laut. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas. Kali ini saya dan teman-teman mendaki gunung ini dari Cibodas.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Berikut adalah beberapa lokasi / obyek yang menarik untuk dikunjungi atau bahkan akan kita lewati saat mendaki ke puncak Gunung Gede:
1) Telaga Biru. Danau kecil yang terletak 1,5 kilometer dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari karena ditutupi oleh ganggang biru.
2) Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter, terletak sekitar 2,8 kilometer dari Cibodas.
3) Air panas. Terletak sekitar 5,3 kilometer atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
4) Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah. Berada pada ketinggian 2.220 meter dari permukaan laut dengan jarak 7,8 kilometer atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
5) Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam (sunset) / terbit (sunrise). Berada pada ketinggian 2.958 meter dari permukaan laut dengan jarak 9,7 kilometer atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
6) Alun-Alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektare yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut dengan jarak 11,8 kilometer atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.
Air terjun Cibeureum
Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango bisa ditempuh melalui rute Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (kurang lebih 100 kilometer) menggunakan mobil.
Indahnya pemandangan di titik awal pendakian Gunung Gede
Nah, itu tadi adalah penjelasan singkat mengenai Gunung Gede. Karena ini adalah pengalaman pertama kami dalam mendaki gunung, maka saya dan teman-teman sepakat untuk menggunakan biro jasa wisata yang memberikan fasilitas porter. So, apabila ada yang ingin mendaki gunung tapi tidak mempunyai peralatannya, tidak ingin terlalu banyak membawa barang. atau bahkan tidak punya pengalaman mendaki gunung sama sekali, maka saya sangat menyarankan menggunakan jasa porter. Lalu fasilitas apa saja sih yang didapatkan jika kita menggunakan biro jasa yang menyediakan porter? Berikut adalah daftarnya:
1) SIMAKSI
2) Surat Keterangan Sehat
3) Guide
4) Porter
5) Makan 3 kali
6) Snack 2 kali
7) Air mineral
8) Tenda dome (dipinjamkan)
9) Matras (dipinjamkan)
10) Sleeping bag (dipinjamkan)
11) Peralatan masak (dipinjamkan)
12) Peralatan makan (dipinjamkan)
F4 ala-ala \(^0^)/
Oke, sekarang saya ceritakan mengenai pengalaman pertama mendaki gunung ini yah! Yuk disimak!
Break sejenak untuk pipis bareng v(^0^)v
Hari Jumat tanggal 10 Juni 2016 pukul 6 sore, saya bergegas meninggalkan kantor untuk segera packing lalu berkumpul dengan teman-teman lainnya pukul 8 malam di salah satu halte busway di daerah Sunter. Kami naik bus Transjakarta menuju ke Kampung Rambutan. Dari Kampung Rambutan, kami melanjutkan perjalanan dengan bus yang menuju ke Cianjur tetapi melewati Cibodas. Bus yang ada saat itu dengan rute yang sesuai dengan yang kami mau hanya tinggal satu bus, yaitu bus ekonomi Bahagia Utama dengan harga tiket Rp. 25.000,- per orang. Sebenarnya bus ini sangat jauh dari kata nyaman karena banyak pedagang asongan dan sering sekali ngetem, tapi apa mau dikata, kami tidak memiliki pilihan lain saat itu.
Selfie sejenak di air panas yang ada di salah satu bagian jalur pendakian Gunung Gede
Kurang lebih sekitar pukul 2 dini hari di hari Sabtu tanggal 11 Juni, kami tiba di pertigaan Cibodas. Hawa dingin langsung menghadang ketika turun dari bus. Kami menyempatkan diri untuk mampir ke swalayan membeli snack, minuman, dan beberapa barang yang kami butuhkan. Setelah itu, kami mencarter angkot menuju ke basecamp Gunung Gede.
Air panas ini mengalir layaknya air terjun. Jangan fokus ke muka gue yah! v(^0^)v
Sesampainya di basecamp, kami mencari warung makan dan memesan makanan serta beristirahat sejenak. Saat itu suasananya sangat sepi, mungkin karena sudah berada di bulan puasa sehingga tidak banyak orang yang mendaki. Udara malam saat itu begitu dingin. Selesai makan, kami tiduran sejenak untuk sekedar melepas lelah sambil menunggu datangnya fajar.
Di tengah Alun-Alun Suryakencana
Singkat cerita, pagi hari saya bangun sekitar pukul setengah 7 pagi, kemudian kami jalan menuju ke basecamp biro jasa yang kami sewa. Di sana kami melakukan persiapan akhir seperti membagi bekal makan siang dan buang air, lalu kami berjalan menuju ke pos pelaporan pendakian. Dalam perjalanan ini, kami lewat di samping Kebun Raya Cibodas.
Panorama di Alun-Alun Suryakencana memang sangat mengagumkan!
Di pos pelaporan dilakukan pemeriksaan dokumen izin pendakian (SIMAKSI), setelah itu kami diizinkan untuk mendaki. Dan perjalanan pendakian pun dimulai sekitar pukul 8 kurang!
Hamparan padang savana di Alun-Alun Suryakencana
Sebenarnya jalur pendakian di Gunung Gede sudah ditata cukup baik dengan menggunakan batu dan petunjuk arah berupa bendera plastik yang diikat di batang pohon sehingga pendaki yang baru pertama kali naik pun tidak akan tersesat. Banyak hal yang terjadi saat pendakian ini, seperti saat makan bekal bersama, berfoto ria, bahkan ada salah satu teman kami yang sangat kelelahan. Maklumlah, namanya juga baru pertama kali mendaki. Hehehe...
Ngaso dulu sambil menunggu teman yang berjalan lebih lambat. Hehehe... v(^0^)v
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan hutan hujan tropis, seperti pepohonan yang rimbun, air terjun, bahkan air panas yang mengandung belerang. Singkat cerita, sekitar pukul 1 siang, kami tiba di Kandang Badak. Di Kandang Badak ini kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan mendaki ke puncak Gunung Gede dengan jalur pendakian yang lebih curam lagi. Setelah beristirahat kurang lebih selama setengah jam, kami pun kembali melanjutkan perjalanan.
Berfoto di tengah hutan hujan tropis. Kapan lagi bray! Hahaha... \(^0^)/
Benar saja, jalur pendakian berikutnya jauh lebih curam dan sangat menguras tenaga. Setelah kurang lebih 2 jam kami mendaki, akhirnya kami sampai di tempat untuk mendirikan tenda. Tempat ini tidak terlalu jauh dari Puncak Gunung Gede. Sembari menunggu porter memasangkan tenda, kami beristirahat sejenak. Setelah tenda berdiri, kami diberikan gorengan sebagai kudapan. Mantap!
Kawah Gunung Gede yang posisinya berada di sebelah tenda kami
Hari sudah sore, rencananya kami ingin ke Alun-Alun Suryakencana, tetapi badan kami sudah terlalu lelah untuk berjalan lebih jauh. Oleh karena itu, kegiatan kami sore ini adalah hunting sunset, tetapi sayang sekali, awan tebal menggantung di langit sehingga mataharinya tidak terlihat. Waktu terus berjalan dan tak terasa hari sudah malam, kami pun dibuatkan makanan oleh porter. Menurut saya, makan malam kali ini cukup mewah untuk ukuran camping di gunung. Kenapa? Karena malam ini kami makan nasi, ayam goreng, dan sayur sop. Untuk para pendaki, mungkin sangat menghindari makan sop di atas gunung. Alasannya karena memasak sop membutuhkan air yang jauh lebih banyak dan ini akan memberatkan barang bawaan kita. So, makan sayur sop di puncak gunung adalah makanan yang mewah! Catet! Hahaha...
Suasana senja saat hunting sunset di puncak Gunung Gede
Setelah makan malam, kami menghabiskan waktu dengan bercengkrama bersama para porter membahas mengenai suasana di Gunung Gede, hal-hal yang berhubungan dengan mendaki gunung, dan sekedar mendengarkan suka duka menjadi porter. Kalian akan merasa sangat kagum karena ada beberapa porter yang tetap berpuasa walaupun ada pekerjaan untuk mengantarkan tamu mendaki. Bayangin ajah, lagi puasa, membawa barang puluhan kilo di punggung, dan masih harus berjalan mendaki sepanjang belasan kilometer. Gila, sulit dipercaya! Hahaha... Setelah puas bercengkrama, kami menikmati malam itu dengan melihat gugusan bintang. Dari ketinggian seperti ini dan untungnya seharian ini langit cerah, membuat gugusan bintang di langit menjadi mudah dilihat dan begitu indah. Seindah dirimu yang membaca postingan ini. Cieee~!! Tapi mohon maaf, karena keterbatasan peralatan fotografi yang dibawa, kami tidak bisa mendokumentasikannya. Setelah puas melihat bintang, kami menuju ke tenda untuk tidur karena esok subuh kegiatan selanjutnya adalah hunting sunrise dan jalan-jalan ke Alun-Alun Suryakencana. Yay!
Suasana malam setelah dinner di Gunung Gede. Ngebandrek dulu coy! v(^0^)v
Pukul 5 pagi, kami bangun untuk bersiap-siap hunting sunrise di puncak Gunung Gede. Setelah siap, kami berangkat! Ternyata di puncak sudah banyak orang berkumpul dengan tujuan yang sama seperti kami, yaitu hunting sunrise! Tetapi sayangnya pagi itu awan masih tebal dan menutupi matahari. Setelah puas hunting sunrise, kami melanjutkan perjalanan ke Alun-Alun Suryakencana. Dari puncak Gunung Gede, jarak Alun-Alun Suryakencana tidak begitu jauh sebenarnya, waktu yang dibutuhkan kurang lebih hanya setengah jam dengan track menurun. Dan begitu sampai di Alun-Alun Suryakencana, hanya satu kata yang terlontar dari mulut saya, WOW~!!
Panorama sunrise di puncak Gunung Gede. Ada siluet pendaki lain. Hehehe...
Pemandangan Alun-Alun Surya Kencana begitu indah dan sangat mengagumkan! Hamparan padang rumput nan hijau yang ditumbuhi banyak tanaman bunga edelweiss dan dikelilingi oleh hamparan perbukitan pasti membuat siapapun berdecak kagum dibuatnya. Gunung Gede menyimpan sejuta pesona alam yang luar biasa! Boleh dibilang Gunung Gede adalah salah satu gunung dengan pemandangan terindah yang ada di Jawa Barat. Karena begitu indahnya, tentu saja kami tak melewatkan kesempatan untuk berfoto ria dan hasilnya pun luar biasa!
Hamparan bunga edelweiss di Alun-Alun Suryakencana
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 7 pagi, kami harus segera kembali ke tenda untuk sarapan dan bersiap untuk turun gunung. Karena Alun-Alun Suryakencana berada di lembah dan kami harus kembali ke puncak Gunung Gede yang berada di atas, maka perjalanan untuk kembali ke puncak Gunung Gede merupakan salah satu perjalanan yang melelahkan, bahkan kami sampai harus istirahat beberapa kali.
Hamparan bunga edelweiss di bagian lain di Suryakencana
Setelah sekitar 40 menit mendaki, akhirnya tiba juga di puncak. Kami tahu bahwa setelah sarapan, semua peserta harus kembali turun gunung. Oleh karena itu, saat tiba kembali di puncak, kami berfoto ria sepuasnya sambil berjalan menuju ke tenda. Dan hasil fotonya tak kalah luar biasa! Silakan cek foto-foto yang saya upload di postingan kali ini! Hehehe...
Panorama nan fantastis di puncak Gunung Gede saat pagi hari \(^0^)/
Setelah tiba di tenda, kami sarapan nasi goreng yang tentunya sudah disiapkan oleh porter kami yang baik hati. Sekitar pukul 8 pagi, kami packing dan beberes, bersiap untuk turun gunung. Perjalanan menuruni gunung juga tak kalah melelahkan. Banyak hal yang terjadi ketika perjalanan turun ini, salah satunya adalah ketika kami harus menuruni tebing yang curam menggunakan tali (istilahnnya rappeling). Hehehe...
Salah satu teman kami yang berusaha menuruni tebing dengan cara rappeling
Saat sedikit lagi sampai di pos pelaporan, hujan deras pun melanda. Untungnya hujan ini hanya turun sebentar saja sehingga tidak terlalu merepotkan. Inilah pentingnya membawa mantel saat mendaki gunung. Kami tiba di pos pelaporan kurang lebih pukul setengah 4 sore. Setelah itu, kami mencari kendaraan untuk kembali ke Jakarta.
Suasana saat menuruni Gunung Gede menuju ke pos pelaporan
Dari Kebun Raya Cibodas, kami naik angkot menuju ke pertigaan Cibodas, lalu menggunakan angkot lagi menuju ke stasiun Bogor. Di stasiun Bogor, kami menggunakan kereta commuter line menuju ke Jakarta dan berakhirlah acara naik gunung ini! Hehehe...
Hamparan bunga edelweiss di Alun-Alun Suryakencana
Saya sangat bahagia sekali akhirnya salah satu impian untuk mendaki gunung paling tidak 1 kali dalam hidup bisa sukses terlaksana walaupun harus dibayar dengan rasa lelah yang luar biasa. Jangan pernah takut untuk mencoba hal yang rasanya sulit untuk kita lakukan, terkadang kita hanya butuh untuk melakukannya saja. Hal inilah yang akan mendorong kita untuk terus maju dan menggunakan seluruh potensi yang kita miliki atau bahkan potensi yang tidak kita sadari sebelumnya. Mendaki gunung bukan hanya sebuah pengalaman travelling semata, tetapi menurut saya mendaki gunung adalah pengalaman hidup yang memberikan pelajaran kepada kita. Mendaki gunung adalah kegiatan melawan rasa takut dan melawan kekhawatiran yang ada di dalam diri kita. Just do it! Yakinlah bahwa kehidupan akan menemukan jalannya sendiri dan jangan lupa untuk selalu terus bersyukur kepada Sang Pencipta karena kita begitu kecil bila dibandingkan seluruh ciptaan-Nya!
Panorama puncak Gunung Gede di pagi hari \(^0^)/
Akhir kata, terima kasih telah membaca postingan yang sangat spesial kali ini. Sebagai bonus, saya sertakan banyak foto yang menarik. Sampai jumpa di postingan yang tak kalah seru selanjutnya! Enjoy~!! \(^0^)/
Puncak Gunung Gede dengan latar belakang Gunung Pangrango
Behind the scene: menunggu teman yang kelelahan
Puncak Gunung Gede, 2958 meter di atas permukaan laut
Puncak Gunung Gede yang menghadap ke arah Alun-Alun Suryakencana
Negeri di atas awan ala-ala Gunung Gede d(^0^)b
Selfie dulu di kawah Gunung Gede v(^0^)v
Air panas yang mengandung belerang
Jalan setapak di puncak Gunung Gede
Jembatan menuju Gunung Pangrango. Iya kalii... v(^0^)v
Jalan berkabut dengan pemandangan puncak Gunung Pangrango
Kawah Gunung Gede
See you again guys~!! \(^0^)/