Monday, January 12, 2015

Petualanganku Selama 2 Minggu di Kampung Inggris, Pare, Jawa Timur

Hai hai... Apa kabarnya nih semuanya? Gue harap semuanya baik-baik ajah. Hehehe... Sebelumnya. gue ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru 2015 buat semuanya! Semoga di tahun ini, harapan kita semua bisa terkabul yah! Amin! Oh iya, gimana dengan liburan kalian? Hehehe...

Ini adalah postingan pertama gue di tahun 2015 ini, setelah postingan sebelumnya yang bercerita mengenai perjalanan gue ke Beijing. Hehehe... Kali ini gue ingin membagi kisah gue selama 2 minggu berada di Kampung Inggris. HmMm... Penasaran khan?! Langsung ajah disimak yuk! Hehehe...

Sebelumnya gue akan memberikan gambaran mengenai Pare dan Kampung Inggris. Pare adalah sebuah daerah yang agak terpencil di antara kota Kediri, Jombang, dan Malang. Karena terpencil, maka fasilitas di kota ini hanya apa adanya, contohnya adalah jauhnya jarak ATM dari kota ini dan sulitnya sinyal provider telekomunikasi. Daerah ini agak jauh dari kata modern. So, kota ini cocok buat yang punya jiwa petualang dan mampu survive di keadaan yang minim fasilitas tetapi merupakan bencana buat mereka yang masih manja dan memiliki ketergantungan tinggi dengan yang namanya teknologi. Hehehe...

Selanjutnya gue akan menceritakan sedikit mengenai Kampung Inggris dan mengapa gue sampai bisa ke sini. Oke, pertama kali gue dapet informasi mengenai Kampung Inggris adalah dari ade gue, sehingga gue melakukan perjalanan ini bersama ade gue tercintah. Setelah itu, gue berusaha mencari informasi sedetail-detailnya mengenai Kampung Inggris dan tempat kursus yang tergolong baik di sana. Kampung Inggris merupakan suatu daerah di Pare yang buanyaaakkk bangeeettt terdapat tempat kursus bahasa Inggris yang murah meriah. Kalian bisa belajar mengenai grammar, vocabulary, pronanciation, structure, speaking, TOEFL, dan IELTS. Uniknya lagi, beberapa masyarakat di sana ada yang sudah terbiasa untuk berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. HmMm... Gue pikir ini salah satu tempat unik yang cocok untuk menghabiskan liburan gue dan menghabiskan cuti kantor gue. Hahaha... Sebelum ke sana, kami melakukan booking dan transfer uang ke tempat kursus yang kami pilih. Kami mendaftar untuk periode 25. Periode 25 artinya adalah kelas yang kami ambil akan dimulai pada tanggal 25 di bulan tersebut. Hari keberangkatan pun tiba. Mau tau gimana serunya petualangan gue kali ini?! Let's go!

Kebetulan gue mendapat libur dari kantor gue dari tanggal 24 Desember 2014 sampai dengan 4 Januari 2015, tetapi karena di Kampung Inggris minimal pembelajarannya selama 2 minggu, maka gue menambah seminggu lagi dengan menggunakan cuti kantor gue yang masih utuh, alias belum kepake. Hahaha... Oke, karena tiket kereta api yang murah untuk keberangkatan tanggal 25 Desember 2014 udah keburu abis, maka gue dengan terpaksa membeli tiket kereta eksekutif yang bernama Gajayana dari Stasiun Gambir ke Stasiun Kediri. Karena gue bayarin tiket ade gue juga, jadi kenanya lumayan bok! Hiks... Walah, malah jadi curhat. Hahaha... Skip skip...

Tanggal 25 Desember 2014, kami berangkat dari rumah menggunakan Metromini U24 dan dilanjutkan dengan Kopaja P20 AC ke Stasiun Gambir. Ternyata setelah lama gue ngga pernah menggunakan angkutan umum, gue baru tau kalo angkutan umum makin lama makin ga nyaman, ada yang ngamen, ada yang minta-minta duid, mending kalo cuman 1, lha ini sepanjang perjalanan udah ada berapa orang yang kayak gitu. Mahalan ngasihnya daripada ongkos angkutannya sendiri. Tapi ada pengalaman menarik di Metromini U24. Ada 2 pemuda yang minta-minta duid gitu dhe, trus gue pan ga ngasih, untungnya gue duduknya sama ade gue, jadi ga disamperin. Nah, yang disamperin malah penumpang yang persis duduk di sebelah gue, kebetulan doi sendirian doang tuh. Nah, setelah diajak ngomong gini-gitu, dimintain rokok pula, dan yang paling bikin gue kaget adalah... Ujung-ujungnya doi dipalak men! Ngeri banget dah! Gue lirik-lirik dikit dan barang yang dipalak tuh MP3 Player. Ghila, ngeri abis! Untungnya bukan gue yang kena. Fiuuuhhh~!! Oke, skip skip, gue sampe juga di Stasiun Gambir.

Di Gambir, gue keliling buat nyari ATM bank gue, gue pengen ngisi pulsa modem karena gue takut di Kampung Inggris kaga ada ATM dan gue pengen ngambil duid buat biaya hidup gue selama berada di sana. Nah, pas udah mau naek nunggu kereta, gue baru nyadar, ternyata kartu ATM gue masih ketinggalan di tuh mesin! Alhasil gue balik lagi ke tuh ATM dan kartu gue udah kaga ada. Setengah panik, gue telpon ke pihak bank supaya rekening gue diblokir. Untungnya ade gue masih bawa ATM doi, jadi kalo gue kekurangan duid, masih bisa minjem doi. Hehehe... Sampe gue nulis postingan ini pun, rekening gue yang keblokir belon gue urus. Hiks... Walah, gue malah jadi curcol lagi khan. Skip skip...

Sekitar jam setengah 6 sore, kereta eksekutif Gajayana dateng. Masih dengan perasaan sedih karena kartu ATM ilang, gue naek ke kereta. Sejujurnya, ini pertama kalinya gue naek kereta api eksekutif. Hahaha... So, gue akan kasih tau ke kalian perbedaan antara kereta api eksekutif dengan yang biasa. Di kereta api eksekutif, kalian akan mendapatkan fasilitas yang lebih ketimbang kereta biasa. Kursi yang empuk, senderan kaki, ruang yang lebih luas, sandaran kursi yang bisa dimundurin, meja yang nempel sama kursi, selimut, dan bantal. Udah itu ajah. Dengan harga yang lebih mahal sekitar 3-4 kali lipat dari tiket kereta api yang biasa, menurut gue emang rada kurang worthed kalo naek kereta api eksekutif, mending naek pesawat dah. Tapi khusus di situasi ini, mengharuskan kami naek kereta api. Hehehe...

Sekitar jam setengah 7 pagi di keesokan harinya, gue sampe di stasiun Kediri. Ini juga keretanya udah telat 1 jam karena di tiketnya seharusnya sampainya jam setengah 6 pagi. Kereta api eksekutif ternyata bisa telat juga yeh. Hehehe... Ternyata lumayan juga selama 13 jam duduk manis di kereta, tapi berhubung keretanya nyaman jadi kaga begitu berasa. Ini adalah pertama kalinya gue menginjak kota Kediri. Hehehe...
Stasiun Kediri
Oke, setelah sampai di stasiun Kediri, kami tawar menawar dengan tukang becak untuk diantar ke Gedung Bhayangkara. Akhirnya harga yang disepakati adalah 15 ribu rupiah per orang. Perjalanan naik becak ini hanya memakan waktu kurang lebih 10 menitan. Setibanya di Gedung Bhayangkara, sudah ada angkot yang menuju langsung ke Kampung Inggris. Setelah turun dari becak, kami bergegas naik angkot tersebut. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, ternyata tidak ada penumpang lain yang naik. Akhirnya sopir angkot memberikan tarif sebesar 35 ribu rupiah per orang dan tidak bisa ditawar. Alhasil, mau ga mau kami menggunakan angkot tersebut menuju ke Kampung Inggris.

Sesampainya di tempat kursus yang sudah kami booking, kami menuju ke officenya. Walaupun Kampung Inggris terletak di daerah yang lumayan terpencil, tapi ternyata keadaannya ramai oleh anak-anak yang belajar di sana. Sebelum menuju asrama (selanjutnya akan gue sebut dengan camp), gue menuju ke ruang kelas dulu. Pertama, karena di hari saat kami tiba, itu hari pertama kami memulai kelas dan yang kedua adalah letak campnya yang menjadi satu area dengan tempat kursus yang kami ambil.

Kami mengambil program IELTS dan Confidence Speaking, dengan jadwal seperti ini: IELTS Reading jam 07.00-08.30, IELTS Writing jam 08.30-10, Confidence Speaking jam 10.00-12.00, istirahat, Study Club IELTS Writing jam 14.30-16.00, Study Club Confidence Speaking jam 16.00-17.30, dan yang terakhir adalah program Camp jam 19.30-21.00. Rutinitas seperti inilah yang kami jalani selama 2 minggu, dari hari Senin sampai hari Sabtu, kecuali tanggal merah. Belum lagi kami juga diberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Cukup padat yah? Padahal cuma ngambil 2 program lho dengan biaya yang sangat terjangkau. Hehehe...

Saat jam istirahat, gue menuju ke camp gue dan kenalan sembari ngobrol-ngobrol imut sama temen-temen sekamar gue. Ternyata mereka sudah lebih lama berada di Kampung Inggris. Ada yang hampir 3 bulan, ada yang sudah 1 bulan lebih, sedangkan gue cuman 2 minggu ajah. Hehehe... Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata yang datang ke Kampung Inggris ga cuma anak-anak dari Pulau Jawa, ada yang dari Makassar, daerah Indonesia Timur, bahkan Aceh! Wow! Ternyata Kampung Inggris sangat familiar juga yah. Sayang banget kalau kalian malah baru tau. Hehehe...

Oke, selanjutnya gue akan menceritakan mengenai keadaan di Kampung Inggris. Seperti yang udah gue sebutin di atas, di Pare, fasilitasnya cukup minim, susah nyari ATM, dan susah sinyal, tetapi pemandangan di Kampung Inggris terbilang kece menurut gue. Bayangin ajah, di sebelah rumah-rumah, masih ada sawah yang ukurannya gede-gede. Suhu di Pare juga cukup panas di siang harinya walaupun airnya sangat melimpah di sana. Jangan harap ada fasilitas pendingin udara semacam AC, di sana paling-paling hanya disediakan kipas angin saja. Tetapi yang unik lagi adalah harga makanannya men! Murah meriah bingits! Gue jamin, warteg termurah di Jakarta, pasti masih kalah murah sama warteg di sono. Ni gue bocorin harga makananya, makan di warteg lauknya telor sama tempe orek abisnya 5.500 rupiah, kalo lauknya nasi kuning, capcay, tempe orek, sama perkedel abisnya cuman 4.500 rupiah! Nasi goreng mawut cuma 8.000 rupiah, nasi plus ayam abisnya sekitar 8.000 sampe 9.000 rupiah, lontong sama pecel cuma 6.000 rupiah, es campur cuma 3.000 rupiah, bubur ayam cuma 6.000 rupiah, dan di sana kalian masih bisa menemukan mie ayam dengan harga 4.000 rupiah! Sadis ga tuh! Oh iya, semua warteg di sini sistemnya prasmanan lho, yaitu ambil sendiri. Boleh sih ambil banyak, tapi harus dihabiskan lho yah. Hehehe... Buat kalian yang perutnya sensitif sama makanan yang kurang higienis, dijamin bakal sedikit menderita di sana. Karena dari pengalaman gue, perut gue yang cukup punya imun sama makanan di warteg-warteg Jakarta, begitu makan di sana, jebol man! Setiap hari tuh gue selang-seling ngalamin yang namanya diare. Jadi sekarang sembuh, besok diare, besoknya lagi sembuh, besok-besoknya lagi diare, begitulah ritmenya selama 2 minggu. So, ga cuman mental ajah yang dibutuhin, daya tahan perut juga penting coy! Selaen makanan, mungkin kalian juga butuh menyewa sepeda untuk keliling-keliling di sana. Harga sewa sepeda juga cukup terjangkau, per harinya dikenakan antara 7.000-10.000 rupiah, sedangkan kalau sewa sebulan dikenakan 50.000 rupiah, dan kalian harus menitipkan KTP atau SIM sebagai jaminannya. Hehehe... Oh iya, di Kampung Inggris juga mungkin kalian membutuhkan jasa laundry. Laundry di sini juga cukup terjangkau harganya, sekitar 4.000 rupiah per kilo dan dapat diambil keesokan harinya. Prosesnya hanya memakan waktu 24 jam, jadi misalnya sore ini kalian tarok, besok sore udah bisa diambil lagi dan pakaian kalian akan menjadi rapi dan wangi kembali. HmMm... Kira-kira seperti inilah gambaran hal-hal yang mungkin kalian butuhkan di Kampung Inggris.
Areal Persawahan di Kampung Inggris
Selanjutnya gue akan menceritakan mengenai kegiatan gue di akhir minggu. Karena kelas sampe hari Sabtu, maka seperti yang udah gue sebutkan di atas, kami cuma punya hari libur tuh hari Minggu sama tanggal merah aja. So, di hari Minggu, gue manfaatin waktunya buat tidur sepuas mungkin dan sore harinya pergi ke Gereja (sesuai dengan aliran kepercayaan kami). Gereja di sana terletak di daerah kotanya Pare (Kampung Inggris tuh kayak desanya Pare gitu dhe). Jarak dari camp gue ke Gereja sekitar 3,7 kilometer dan bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda sekitar 30 menit. Sembari ke Gereja, kami sekalian mampir ke ATM banknya ade gue buat ngambil duid dan sekalian nyari makanan yang kaga dijual di sekitar tempat kursus kami. Gue kasih tau sedikit rahasia buat kalian yang beragama non-muslim (maaf banget, ini bukannya rasis, tapi cuma ngasi tips ajah demi keamanan kalian sendiri), yaitu kalau kalian bukan muslim dan ingin pergi ke tempat ibadah, maka bilang ajah mau jalan-jalan. Sebetulnya gue ga merasa keamanan gue terancam sih karena mungkin temen-temen di kamar gue masih pada kecil-kecil, tetapi ade gue yang merasa cemas karena beberapa kali teman-teman sekamarnya diskusi soal aliran kepercayaan. Situasi inilah yang menyebabkan kami hanya bertahan selama seminggu di camp dan diam-diam kami menyewa kos sendiri. Harga kos di sana juga ngga terlalu mahal sih, sekitar 500 ribu per bulan atau 250 ribu per 2 minggu dan 1 kamar bisa diisi maksimal sampai 3 orang. Hehehe...
Gereja Katolik Santo Mateus di Pare
Oh iya, perayaan tahun baru di Kampung Inggris juga sangat sederhana, kalian hanya menemukan beberapa kembang api saja di langit, banyak tempat makan yang tutup, dan walaupun sederhana, tetap saja berkesan buat gue. Hehehe...
Hutan Jati di Sekitar Kampung Inggris
Terlepas dari kekurangan di atas, menurut gue belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris sangat menyenangkan. Kita bisa bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, guru-gurunya juga baik dan sangat menyenangkan, dan kita diberi tugas-tugas yang menyenangkan juga. Di akhir periode pembelajaran pun, ada ujiannya lho, serta ada simulasi tes TOEFL juga. Hehehe...
Jalan Desa di Kampung Inggris
Pada hari terakhir kelas, kami berinisiatif untuk mengadakan farewell dinner. Sedih sih sebenernya karena harus kembali ke realitas lagi. Huhuhu... Tapi begitulah yang namanya hidup, apapun yang terjadi, hidup harus terus berjalan. Hahaha asik!
Farewell Dinner Moment with Our Lecturer. Sedih rasanya...
Akhirnya, hari Jumat malam tanggal 9 Januari 2015, gue harus kembali ke Jakarta menggunakan kereta api ekonomi Matarmaja dari Stasiun Kediri menuju ke Stasiun Senen. Untuk menuju ke Stasiun Kediri, gue barengan sama beberapa teman sekelas gue ngerental mobil dengan biaya 35.000 rupiah per orang dan itu udah termasuk bensin lho. Hehehe...
Ladang Jagung di Sekitar Kampung Inggris
Buat gue, pengalaman liburan di Kampung Inggris ini menjadi salah satu pengalaman berharga di hati gue. Hahaha asik! Bertemu dengan teman-teman baru, guru-guru yang menyenangkan, menghabiskan waktu bersama, jauh dari hiruk pikuk perkotaan karena jauh dari ATM dan susah sinyal. Hehehe... Mungkin suatu hari nanti, gue akan kembali ke sini. Gue berharap sih gitu. Jujur, ada kerinduan di dalam hati gue untuk kembali lagi ke tempat ini. Sebuah tempat yang menawarkan ketenangan untuk jiwa ini. So, buat yang berjiwa muda dan bermental baja, Kampung Inggris merupakan salah satu tempat yang gue rekomendasikan ke kalian. Karena selain kita bisa belajar bahasa Inggris dengan harga yang sangat terjangkau, kalian akan menemukan banyak teman baru di sana. Hehehe... Kalian harus mengalaminya sendiri, keseruan di Kampung Inggris. Hehehe...
Ladang Tebu di Sekitar Kampung Inggris
Akhir kata, terima kasih karena telah membaca postingan gue mengenai Kampung Inggris walaupun agak panjang dan semoga tulisan ini bisa menjadi pertimbangan supaya kalian lebih yakin lagi untuk berkunjung ke Kampung Inggris.
Suasana Senja di Kampung Inggris
Bersama dengan postingan ini, akan gue sertakan foto-foto, video unik, dan summary dari pengeluaran gue selama di Kampung Inggris. Enjoy~!! \(^.^)/
Biaya Kursus di Salah Satu Tempat di Kampung Inggris
Perincian pengeluaran biaya:
Transportasi:
- Kereta api eksekutif Gajayana Jakarta-Kediri 625.000 rupiah per orang.
- Kereta api ekonomi Matarmaja Kediri-Jakarta 180.000 rupiah per orang.
- Becak dari Stasiun Kediri ke Gedung Bhayangkara 15.000 rupiah per orang.
- Angkot dari Gedung Bhayangkara ke Kampung Inggris 35.000 rupiah per orang.

Makanan dan minuman:
- Warteg (prasmanan): Nasi, telor dadar, tempe orek 5.500 rupiah.
- Warteg (prasmanan): Nasi kuning, capcay, tempe orek, dan perkedel 4.500 rupiah.
- Nasi goreng / mie goreng 8.000 rupiah.
- Nasi plus ayam sekitar 8.000 - 9.000 rupiah.
- Lontong dan pecel 6.000 rupiah.
- Bubur ayam 6.000 rupiah.
- Es campur 3.000 rupiah.
- Jus buah / sop buah sekitar 4.000 - 6.000 rupiah.
- Mie ayam sekitar 4.000 - 6.000 rupiah.

Laundry: 4.000 rupiah per kilo dengan lama pengerjaan selama 1 hari.

Sewa sepeda sekitar 7.000-10.000 rupiah per hari atau 50.000 rupiah per bulan dengan jaminan KTP atau SIM.

Sewa kos: 500.000 rupiah per bulan atau 250.000 rupiah per 2 minggu per kamar dan bisa diisi maksimal sampai 3 orang, dengan fasilitas listrik, air, kipas angin, dan televisi.
Tugas Confidence Speaking

12 comments:

  1. liburan sudah dekat tapi belum punya rencana…?
    mau belajar bahasa Inggris sambil liburan ?
    yuk ke Elfast Kampung Inggris tersedia berbagai Program pembelajaran bahasa Inggris : Speaking, Grammar,Translation,Writing, Pre TOEFL ITP, TOEFL ITP, TOEFL IBT, IELTS, TOEFL camp dan Camp Reguler
    Info Lebih lanjut :
    http://www.elfast-pare.com
    Jln Kemuning Tulungrejo Kampung Inggris Pare Kediri
    0354 3999844

    ReplyDelete
  2. Wah, seru juga pengalaman belajarnya !

    Jadi inget waktu belajar di Kampung Inggris dulu, sewaktu belajar tentang Speaking n Listening.
    Nggak kalah seru lah, meski gak punya basic ngomong inggris tapi tetap dibimbing 3 bulan sampai bisa n lancar ngomong bahasa inggrisnya.

    ReplyDelete
  3. cara sampai ke gereja santo matheusnya gimana ya mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Untuk alamat dan jadwal misanya bisa dilihat di sini:

      http://ekaristi.org/jadwal_gereja/jawa.php?subaction=showfull&id=1248625631&archive=&start_from=&ucat=38&

      Untuk mapsnya bisa dilihat di sini:

      https://www.google.co.id/maps/place/St.+Mateus/@-7.8243185,112.0288575,17z/data=!3m1!4b1!4m2!3m1!1s0x2e7857719e2c8cbb:0xc067e7659cc45e50

      Semoga bermanfaat! Terima kasih.

      Delete
  4. Waaah keren kak! Wkwk aku sendirian jd takut kalo nyasar pas ke gerejaaa :">

    ReplyDelete
    Replies
    1. Barengan yuks, tadi udah cek ke gerejanya misa Rabu Abu ada di jam 18.00

      Delete
  5. Mas,

    Saya vita mau tanya untuk program ielts yang ditawarkan di elfast sudah compact semua?
    Bagaimana untuk hasil review lesnya ya?
    Apakah ielts class di elfast recomended atau ada tempat lain yang bisa direkomendasikan?
    Minta infonya ya :)

    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Vita, sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Untuk program IELTS di Elfast, menurut saya pribadi cukup baik, apalagi kalo pengajarnya dapet yang namanya Miss Jun. Menurut saya, beliau cukup tegas dan disiplin, lalu diberikan tugas terus yang harus dikumpulkan dan nanti dikoreksi sehingga semakin mengasah kemampuan kita. Tetapi semuanya kembali lagi ke motivasi kita masing-masing. Kalau motivasinya lemah, rasanya tidak akan banyak membantu. Karena saat kelas dimulai di hari pertama, jumlahnya bisa puluhan orang, lalu lama-kelamaan menyusut, sampai program selesai, malah kurang dari 10 orang yang lulus.

      Semoga bermanfaat! Terima kasih.

      Delete
  6. kita butuh laptop ga untuk proses belajarnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Guntari, sebelumnya terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Untuk proses belajarnya ga butuh laptop kok, hanya butuh alat tulis saja. Laptop digunakan kalo lagi ga ada kelas aja, sekedar untuk hiburan.

      Semoga bermanfaat! Terima kasih.

      Delete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete