Monday, May 4, 2015

Jelajah Pulau Harapan 3 Hari 2 Malam

Hai hai... Apa kabar nih semua setelah liburan longweekend? Pasti happy dong yah! Hehehe... Setelah sekitar 3 bulan gue belom posting lagi, kali ini gue ingin menceritakan mengenai liburan longweekend gue. Seperti judul di atas, liburan kali ini gue pergi ke Pulau Harapan yang ada di Kepulauan Seribu. Kayak apa sih serunya liburan di Pulau Harapan? Cekidot yow!
Selamat Datang di Pulau Harapan
Gue liburan bersama temen-temen satu divisi di kantor gue, dari tanggal 1 sampai 3 Mei 2015. Yah, berhubung tahun ini kabarnya kantor gue ga mengadakan outing lagi, jadi gue dan teman-teman berinisiatif untuk merencakan liburan kami sendiri. Lah, malah curcol. Maap, kelepasan. Hehehe... Karena ini liburan kami sendiri, maka seluruh biayanya ditanggung masing-masing dan dilunasi sekitar beberapa hari sebelum keberangkatan.
Anak Pantai Coy!
Jumat pagi tanggal 1 Mei, gue bangun jam 4 subuh, bersiap untuk berangkat ke Muara Angke. Sekitar pukul setengah 7 pagi, gue sampai di Muara Angke dan bertemu dengan teman-teman yang sudah datang duluan sembari menunggu teman-teman yang belum datang. Tetapi pagi ini suasana di Muara Angke tidak seperti biasanya. Ternyata sangat banyak pemuda-pemudi yang berkumpul di sana. Gue bahkan ga pernah menyangka Muara Angke bakal seramai ini. Untuk masuk ke kapal saja harus berdesak-desakan. Di dalam kapal yang kami naiki pun penuh sesak. Hal ini terjadi mungkin karena ini adalah longweekend. Pukul 8 pagi kapal pun berangkat menuju Pulau Harapan.
Group Selfie Dulu Coy!
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam, sekitar pukul 11 kami tiba di Pulau Harapan. Gue agak kaget sebenernya melihat Pulau Harapan pertama kali. Lho kok?! Memangnya kenapa? Jadi gini, tahun 2012 lalu gue pernah ke Pulau Tidung dan tahun 2013 lalu gue pernah ke Pulau Pari, 2 pulau ini masih lumayan terjaga kealamiannya dan cukup luas sehingga kita disiapkan sepeda untuk alat transportasi selama di pulau. Namun di Pulau Harapan ini sungguh-sungguh berbeda. Pulau ini begitu modern walaupun ukurannya lebih kecil dan jaraknya dari Muara Angke lebih jauh daripada Pulau Tidung dan Pulau Pari. Kita akan kesulitan menemukan sepeda tetapi sangat sering dijumpai sepeda motor sebagai alat transportasi di Pulau Harapan. Pulau Harapan juga jalannya sempit dan padat penduduk. Begitulah kesan pertama gue menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Harapan.
Selfie Lageee! \(^0^)/
Setelah turun dari kapal, sudah ada tour guide yang menjemput kami, namanya adalah Mas Yoko. Beliaulah yang mendampingi kami selama berada di Pulau Harapan. Setelah bertemu Mas Yoko, kami diantar ke homestay. Sesampainya di homestay, ternyata sudah disediakan makan siang. Karena lelah dan kepanasan, kami lalu bergegas makan bersama. Agenda kami di hari pertama ini adalah mengelilingi pulau-pulau di sekitar Pulau Harapan.
Kece-Kece Yah?! \(~.^)/
Setelah makan siang bersama, kami menuju ke kapal kecil yang sudah disewa sebelumnya. Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Perak. Sesampainya di Pulau Perak, hamparan pasir putih menyambut kami. Buat gue pulau ini sangat indah. Tidak ada yang tinggal di pulau ini, yang ada hanyalah pedagang es kelapa muda dan minuman. Setelah puas bermain dan berfoto ria di Pulau Perak, kami menuju ke pulau selanjutnya, yaitu Pulau Gosong.
Pulau Perak
Menurut gue, Pulau Gosong ini sangatlah unik. Kenapa? Karena Pulau Gosong terletak di tengah laut dengan luas yang tidak terlalu besar dan uniknya, pulau ini hanya berupa daratan berpasir, tidak ada satu pohon pun yang tumbuh di sana. Setelah puas bermain dan berfoto, kami kembali ke Pulau Harapan.
Pulau Gosong
Sesampainya di Pulau Harapan, hari sudah sore. Karena kamar mandi di homestay hanya satu, maka kami mandi secara bergantian. Selesai mandi, makan malam pun datang, maka kami makan bersama. Selesai makan, kami ngobrol-ngobrol, baru sebentar ngobrol tiba-tiba listrik homestay kami mati. Lalu pemilik homestay memanggil tukang listrik untuk memperbaiki kabel listrik yang menuju ke homestay kami. Karena listrik mati, pendingin udara pun mati, sehingga kami harus sabar menunggu. Setelah menunggu agak lama, listrik pun menyala kembali. Karena merasa bosan di homestay kami memutuskan untuk keliling-keliling. Kami jalan-jalan menuju taman yang letaknya tidak jauh dari dermaga, hanya sekedar ingin tahu ada apa saja di sana. Ternyata di sana banyak penjaja makanan dan minuman. Sebelum pulang, kami makan bakso dulu. Malam ini kami sepakat bahwa semua perempuan tidur di kamar dan semua laki-laki tidur di ruang tengah.

Pagi hari tanggal 2 Mei, gue bangun jam setengah 6 pagi. Ga pake lama gue mempersiapkan kamera gue untuk mengejar momen sunrise atau matahari terbit. Gue menuju dermaga yang lebih kecil yang terletak di sebelah timur dan bersiap mengambil foto sunrise. Ternyata dewi fortuna tidak berpihak sama gue, pagi ini langit berawan dan tentu saja foto sunrise yang spektakuler seperti di Bromo waktu itu tidak bisa gue dapatkan. Rasa kecewa pun menghampiri gue, tetapi gue tetap berusaha mengambil gambar sebisa gue. Suasana pagi itu cukup ramai, banyak pemuda pemudi yang juga ingin melihat sunrise. Sekitar pukul setengah 7 pagi, gue berniat untuk pulang. Tiba-tiba gue melihat pasangan calon pengantin melakukan foto prewedding. HmMm... Ternyata keindahan Pulau Harapan cukup memikat orang-orang untuk datang dan mengabadikan momen spesial di sana.

Sesampainya di homestay, perut gue udah laper, tetapi sarapan tak kunjung datang. Gue berharap pagi ini bisa makan banyak karena gue kelaperan. Hehehe... Tak lama berselang ada yang mengetok pintu dan saat gue buka, ternyata Mas Yoko mengantarkan sarapan. Yeah! Dan gue terhenyak sejenak, karena sarapan pagi ini bukan seperti yang gue harapankan. Sarapan pagi ini berupa pastel dan kue warna hijau yang atasnya dikasih kelapa gitu, gue ga tau nama tuh kue, maap yah! Hehehe... Dan tak lupa, minumnya adalah teh manis hangat. HmMm, lumayan untuk mengisi perut yang keroncongan. Hehehe...

Ga lama setelah makan, kami langsung dijemput lagi oleh Mas Yoko. Kalau begini ceritanya, kami semua ga ada yang sempet mandi. Hehehe... Tapi tak apalah karena agenda hari ini adalah snorkling di pulau-pulau lain yang kemarin belum sempat kami kunjungi. Yay! Ngapain mandi juga, toh ujung-ujungnya juga basah lagi. Hehehe... Kami pun bergegas bersiap dan berangkat bersama Mas Yoko.
Selfie di Taman Biota Laut
Sebelum pergi snorkling, kami mampir terlebih dahulu ke Taman Biota Laut. Taman ini merupakan penangkaran penyu. Telur-telur penyu di sini diambil dari pulau-pulau di sekitar Pulau Harapan. Nah, ada informasi menarik nih guys yang bisa kita dapat dari sini. Ternyata telur penyu yang dikubur di pasir yang lebih hangat akan menghasilkan penyu betina dan telur penyu yang dikubur di pasir yang lebih dingin akan menghasilkan penyu jantan. Selain itu, kami juga diajarkan cara membedakan penyu jantan dan betina, tetapi daripada gue dikatain sok tau, mendingan kalian langsung ajah dateng ke Taman Biota Laut yang terletak di Pulau Harapan ini. Hehehe... Kegiatan kami selanjutnya adalah snorkling. Oleh karena itu, kami langsung bergegas menuju dermaga.
Fotoan Dulu! d(^.^)b
Kapal kecil yang kami gunakan hari ini sama dengan kemarin. Spot snorkling kami yang pertama adalah di dekat sebuah pulau, entah apa namanya. Hehehe... Sekedar pengetahuan ajah, spot snorkling yang bagus adalah yang tidak terlalu dalam dan banyak terumbu karangnya. Setelah menggunakan life jacket, googles, dan sepatu katak, kami langsung nyemplung ajah. Untuk menarik ikan-ikan mendekat, kami menggunakan roti yang kami bawa, bahkan gue sempat digigit ikan. Memang tidak sakit, tetapi efek kejutnya luar biasa. Hehehe... Setelah beberapa lama snorkling, kami berpindah ke spot selanjutnya. Spot yang kedua adalah dekat Pulau Kelapa. Terumbu karang di sini pun bagus tetapi ikannya lebih sedikit dibandingkan di spot yang pertama tadi. Dan Mas Yoko pun bercerita sedikit mengenai Pulau Kelapa.
Persiapan Snorkling
Pulau Kelapa letaknya tidak jauh dari Pulau Harapan dan Pulau Kelapa biasanya digunakan untuk berkemah, tetapi kita tidak bisa sembarangan memasuki pulau yang ukurannya tidak terlalu besar itu, karena harus memakai ijin. Lho kok pakai ijin segala? Maksudnya gimana? Jadi gini gan, gue ingin menceritakan fakta miris yang terjadi di sekitar kita. Pulau Kelapa ini ternyata milik salah seorang warga negara asing berkebangsaan Belanda. Nah lho kok bisa?! Jangan tanya ane gan, ane juga sedih dengernya. Ternyata jual beli pulau memang ada. Dan yang lebih parah, awalnya pulau yang dibeli berukuran kecil, tetapi kemudian direklamasi sendiri oleh pemilik pulau sehingga pulaunya menjadi lebih luas. Jangan tanya apakah ini legal atau ilegal karena semua praktek ini dilakukan di bawah tangan. Entah cerita ini benar atau tidak.
I'm in Action! \(^0^)/
Oke, udah sedih-sedihnya, kita back to topic again yah! Hari sudah siang, dan perut kami pun sudah keroncongan lagi. Kami diturunkan di sebuah pulau yang tak jauh dari Pulau Harapan, yaitu Pulau Bulat! Sementara kami bermain di Pulau Bulat, Mas Yoko dan kru kapal kembali ke Pulau Harapan untuk mengambil makan siang kami. Pulau Bulat ini juga sangat indah, pasir putihnya sama seperti di Pulau Perak. Sekitar satu jam kami bermain dan bercanda ria, Mas Yoko sudah kembali sambil membawa makan siang kami. Kami pun makan siang bersama di pinggir pulau. Waw! Sensasinya luar biasa! Hahaha... Lebay! Setelah makan siang, kami melanjutkan snorkling ke spot selanjutnya. Dengan perut kenyang, kami melangkah mantap ke kapal.
Jomblowan di Tengan Laut (>.<)
Di spot ketiga ini, terumbu karangnya lebih bagus dibandingkan dua spot sebelumnya. Sayangnya karena sudah kenyang dan hari cukup terik, maka dari grup kami, yang melakukan snorkling di spot ketiga ini hanya sebagian saja. Karena hanya sedikit yang snorkling, maka kami hanya menghabiskan waktu sedikit di sini. Karena dirasa hari masih sore, kami melanjutkan perjalanan ke pulau selanjutnya.
Pasukan Katak d(^.^)b
Pulau selanjutnya yang kami kunjungi adalah Pulau Bira Besar! Pulau ini memiliki dermaga terpanjang di antara pulau-pulau lainnya karena di sekitar pulau ini merupakan perairan dangkal dan banyak terdapat karang serta bulu babi yang beracun. Kesan gue mengenai pulau ini adalah tidak terawat. Ya, di Pulau Bira Besar ini banyak terdapat penginapan tetapi sebagian kondisinya sudah rusak, hanya sebagian saja yang dihuni. Di pulau ini, aktivitas kami adalah berjalan kaki mengelilingi pulau menuju ke tempat penyewaan alat-alat watersport, seperti banana boat. Saat kami berjalan-jalan, kami menemukan papan yang mencantumkan siapa yang memiliki pulau ini. Ternyata Pulau Bira Besar dimiliki oleh grup Patra Jasa. Singkat cerita, kami tiba di tempat penyewaan banana boat. Biaya per orang untuk banana boat adalah 35 ribu rupiah. Namun sayang, lagi-lagi dewi fortuna tidak berpihak kepada kami. Saat kami akan menaiki banana boat, bensin speedboatnya habis. Huhuhu... Kami kembali ke Pulau Harapan dengan perasaan sedikit kecewa.
Berdiri di Tengah Laut. Hahaha... \(^0^)/
Sesampainya di Pulau Harapan, sebagian dari kami menyempatkan diri untuk jajan bakso dulu. Maklum, laper banget gan! Selesai jajan, kami mandi bergantian. Setelah mandi, sembari ngobrol-ngobrol lagi, kami bermain kartu remi. Kebetulan malam ini kami ada kegiatan BBQ-an, jadi kami menunggu Mas Yoko memanggil lagi. Hehehe...
Keceriaan di Atas Kapal \(^0^)/
Setelah beberapa jam, Mas Yoko datang memanggil, waktunya BBQ-an! Beberapa waktu kemudian, makanan yang ditunggu-tunggu datang. Kami sedikit kecewa melihatnya, karena hanya ada 2 ekor ikan, dan 9 tusuk cumi-cumi yang kerasnya bukan maen! Hahaha... Acara BBQ kali ini gue nyatakan gagal dan makanan tersebut kami bawa ke homestay untuk ditelaah lebih lanjut.
Gue Bersama Para Ladies Night! d(^.^)b
Hari sudah larut malam dan kami merasa lelah. Jika kemarin semua perempuan tidur di dalam dan semua laki-laki tidur di luar, maka malam ini dicampur. Alasannya adalah beberapa dari teman-teman perempuan bilang kalau mereka merasa pendingin udaranya terlalu dingin. Hehehe...

Malam berlalu, pagi pun menjelang. Pagi ini gue bangun pagi lagi dan berencana mengejar sunrise. Kalau kemarin gue perginya sendirian, maka pagi ini gue ditemani oleh dua teman gue yang penasaran gimana suasana sunrise di Pulau Harapan. Kami bertiga bergegas menuju ke spot sunrise yang sama seperti kemarin. Pagi ini ternyata lebih suram dibandingkan kemarin. Kenapa? Karena langitnya lebih berawan dan lebih sedikit orang yang datang. Setelah selesai berfoto ria, kami kembali ke homestay. Lagi-lagi kami harus menunggu sarapan karena belum datang dan tak lama kemudian, sarapan pun datang.
Sunrise di Pulau Harapan
Sarapan kami pagi ini adalah kue gemblong, resoles goreng, dan teh manis anget. Karena di hari ketiga ini kami akan kembali ke Jakarta, maka kami memesan tambahan sarapan ke warung makan, ada yang memesan niie instan dan ada yang memesan bakso. Di hari ketiga ini tidak ada kegiatan lagi, sehingga kami hanya ngobrol-ngobrol saja dan packing.
Begaya Dulu! \(^0^)/
Sekitar pukul setengah 11, Mas Yoko menjemput kami di homestay untuk mengantarkan kami ke kapal. Kami dibawakan makan siang berupa nasi dus. Setelah kapal penuh, yaitu sekitar jam 12 siang, kami bertolak menuju ke Muara Angke.

Singkat cerita, saat akan memasuki dermaga Muara Angke, hujan mengguyur. Kami sampai di Muara Angke sekitar jam 3 siang. Dari Muara Angke, gue nebeng temen gue yang naik taksi sampai ke Pluit. Dari Pluit, gue naek bus Transjakarta sampai ke rumah.
Happy Holiday, Cheers! \(^0^)/
Nah, demikian cerita liburan longweekend gue ke Pulau Harapan! Seru banget khan?! Semoga gue bisa liburan lagi bareng temen-temen kantor gue. Terima kasih semuanya. Sampai jumpa di postingan selanjutnya yang tentunya lebih seru. Enjoy! \(^0^)/