Tuesday, February 3, 2015

Daftar BPJS Kesehatan di Bank BRI Ternyata Mudah

Hai hai... Apa kabar nih semuanya? Gue harap dalam keadaan sehat selalu yah! Nah, kali ini gue ingin menshare informasi yang mungkin bermanfaat untuk orang banyak, yaitu informasi cara mendaftar BPJS Kesehatan di Bank BRI. Selanjutnya dalam postingan ini, BPJS Kesehatan akan gue singkat menjadi BPJS saja.
BPJS Kesehatan
Mungkin belum banyak yang tau bahwa sekarang Bank BRI menerima pendaftaran BPJS dan agar lebih memudahkan kita dalam membayar premi, maka disarankan untuk memiliki rekening tabungan di BRI. Gue bukan promosi lho yah, hanya menyarankan. Alasannya karena menu pembayaran premi BPJS sudah terintegrasi di seluruh ATM BRI.
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Selanjutnya gue akan menjelaskan sedikit mengenai beberapa jenis BPJS, antara lain:
1) BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan merupakan kelanjutan dari program pemerintah yang dulunya bernama Jamsostek. Fungsi BPJS Ketenagakerjaan ini adalah sebagai jaminan hari tua. BPJS Ketenagakerjaan ini bisa didapatkan ketika kita bekerja di sebuah perusahaan.
2) BPJS Kesehatan
Nah, di postingan ini gue akan membahas mengenai syarat pendaftaran BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan program pemerintah yang memberikan jaminan sosial dalam bentuk jaminan kesehatan. Untuk menggunakan BPJS Kesehatan, kita harus menunjuk salah satu puskesmas yang berada di sekitar tempat tinggal kita sebagai tempat pertama untuk berobat jika jatuh sakit. BPJS Kesehatan memiliki beberapa kelas, yang tertinggi adalah kelas 1 dan yang terendah adalah kelas 3 dan tentu saja semakin tinggi kelasnya maka preminya semakin tinggi.

Latar belakang gue mendaftar BPJS adalah karena sebagian besar anggota keluarga gue belum memiliki asuransi kesehatan. Jadi gue sekalian ajah daftar, padahal gue sudah memiliki satu asuransi kesehatan yang dikelola swasta atas nama pribadi dan satu lagi asuransi kesehatan dari kantor tempat gue bekerja. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, gue mendaftar BPJS Kesehatan untuk keluarga bukan perorangan, sehingga dokumen yang diperlukan adalah untuk pembuatan BPJS Kesehatan satu keluarga. Oke, agar lebih memudahkan untuk dipahami maka gue langsung straight to the point ke syarat apa saja yang diperlukan untuk pendaftaran BPJS Kesehatan, maka gue akan membuat postingan kali ini lebih terstruktur. So, silakan disimak penjelasan gue. Hehehe...

Persyaratan dokumen yang diperlukan untuk mendaftar BPJS Kesehatan, antara lain:
1) Membawa Kartu Keluarga Asli.
2) Memberikan 1 lembar fotokopi kartu keluarga.
3) Memberikan 1 lembar fotokopi KTP masing-masing anggota keluarga yang tercantum dalam kartu keluarga, dalam hal ini ayah, ibu, anak, dan saudara kandung.
4) Memberikan 1 lembar fotokopi NPWP ayah sebagai kepala keluarga.
5) Memberikan 1 lembar pas foto berwarna 3x4 masing-masing anggota keluarga yang tercantum dalam kartu keluarga.
6) Membawa uang untuk pembayaran premi pertama semua anggota keluarga yang didaftarkan sesuai dengan kelas yang diambil.

Persyaratan dokumen yang diperlukan untuk mendaftar rekening Simpedes Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia), antara lain:
1) Membawa KTP asli.
2) Membawa kartu NPWP asli.
3) Membawa uang tunai untuk pembukaan tabungan, minimal 100 ribu rupiah untuk Simpedes.
NB: Sebenarnya Bank BRI punya beberapa macam tipe tabungan, tetapi karena gue sudah punya rekening utama dan rekening di BRI ini hanya untuk memudahkan membayar premi BPJS, maka gue memilih Simpedes, karena biaya administrasi per bulannya lebih murah dibandingkan jenis tabungan BRI lainnya. Hehehe...

Setelah selesai mendaftar BPJS dan membuat rekening Bank BRI, kita akan mendapatkan kertas bukti pembayaran premi pertama BPJS dan kartu BPJS dijanjikan akan jadi 2 minggu kemudian. Karena gue mendaftar pada tanggal 3 Februari maka kartunya bisa diambil di BRI tempat gue mendaftar pada tanggal 16 Februari dengan membawa bukti pembayaran premi pertama..

So, sekarang lebih mudah khan daftar BPJS Kesehatan? Ayo, segera daftarkan keluarga Anda agar memperoleh manfaat dari BPJS Kesehatan! Semoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua dan menjawab keraguan di benak Anda.

Demikian postingan kali ini, terima kasih sudah membaca. Salam sehat selalu!
\(^.^)/

Sunday, February 1, 2015

One Day Trip to Kebun Raya Bogor

Hai hai... Apa kabarnya nih di weekend yang indah ini? Hehehe.. Ini adalah postingan pertama gue di bulan Februari tahun ini. Untuk anak muda, bulan Februari identik dengan yang namanya Valentine, tapi pada postingan ini gue ga membahas mengenai Valentine. Seperti postingan gue kebanyakan, gue menceritakan mengenai pengalaman travelling gue ke berbagai tempat yang sangat menarik. Nah kali ini gue akan menceritakan mengenai perjalanan gue ke salah satu tempat eksotis yang tidak begitu jauh dari Jakarta. Tempat wisata ini terletak di Bogor dan bernama Kebun Raya Bogor. Nah gimana sih serunya cerita kali ini? Lalu hal apa saja yang menarik dari Kebun Raya Bogor. So, cekidot!
Salah satu patung di dalam Kebun Raya Bogor
Tanggal 30 Januari 2015 pagi, sekitar jam 8 lewat, gue menunggu teman gue yang akan menjemput gue dengan mobilnya. Meeting point kami adalah sevel Binus. Sekitar pukul setengah 9, kami bertemu dan bergegas untuk berangkat dan menjemput teman kami lainnya di halte busway UKI. Setelah dari UKI, kami melanjutkan menjemput teman kami yang lain lagi di rest area jalan tol. Dari sana, kami konvoi bersama. Pantauan cuaca saat kami berangkat memperlihatkan awan mendung yang cukup merata, tetapi untungnya hujan tidak turun. Traffic di jalan tol saat itu juga agak tersendat tetapi masih bisa jalan sedikit-sedikit. Setibanya di Bogor kami mampir makan siang dulu di Kedai Soto Ibu Rahayu sebelum melanjutkan perjalanan ke Kebun Raya Bogor. Di sana banyak terdapat berbagai macam menu soto, antara lain soto Bogor, soto ayam, soto mie, soto rica-rica, soto wagyu, dan soto goreng. Karena penasaran, gue memesan soto goreng. Awalnya gue berpikir kalau soto goreng itu ngga ada kuahnya, tetapi dugaan gue salah. Soto tetaplah soto, yang tentu saja berkuah. Keunikan soto goreng ini terletak di daging dan jeroannya yang digoreng. Hehehe... Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan kami.
Makan siang dulu di Kedai Soto Ibu Rahayu Bogor
Karena mobil yang kami bawa ada 2, sedangkan orangnya hanya berjumlah 5 saja, maka kami menuju ke Giant untuk memarkir mobil teman kami dan kami hanya menggunakan satu mobil saja. Setelah memarkirkan mobil di Giant, kami bergegas menuju ke Kebun Raya Bogor.
Pintu utama Kebun Raya Bogor
Perjalanan ke Kebun Raya Bogor cukup macet dan ternyata kami harus mengitari luar kebun raya untuk mencari pintu masuknya. Sekitar pukul 2 kurang kami sudah tiba di pintu masuk Kebun Raya Bogor. Harga tiket per orang untuk turis domestik adalah 14 ribu rupiah. HmMm... Harga tiketnya cukup bersahabat dengan dompet nih.
Selfie-an dulu di Kebun Raya Bogor
Selama hampir 3 jam kami mengelilingi Kebun Raya Bogor dengan berjalan kaki. Situs yang termasuk ikonik di sini pun kami datangi juga, antara lain Istana Bogor dan Jembatan Merah. Istana Bogor terletak di dalam komplek Kebun Raya Bogor. Selanjutnya Jembatan Merah terkenal dengan mitos, yang katanya kalau berpacaran di Jembatan Merah ini maka mitosnya Anda bisa putus dengan pasangan Anda. Terlepas benar atau tidak, mitos ini cukup mengakar kuat di masyarakat kita. Anda percaya atau tidak?
Berfoto di depan Istana Bogor
Kebun Raya Bogor juga memiliki koleksi berbagai macam tanaman dan usia tanaman di sini ada yang sudah lebih dari 100 tahun! Wow!
Jembatan Merah Kebun Raya Bogor yang memiliki mitos
Di sini suasananya sangat rimbun, banyak pohon-pohon tinggi dan juga sungai serta danau. Kami juga sempat mampir ke tempat dimana beberapa waktu lalu ada cukup banyak korban akibat tertimpa pohon yang besar. Namun tempat ini sudah dirapikan sehingga tidak terlihat lagi sisa-sisanya. Sambil berjalan-jalan kami pun berfoto ria. Foto-fotonya gue sertakan juga di postingan ini. Hehehe...
Selfie dulu di Jembatan Merah Kebun Raya Bogor
Sekitar jam 5 kurang, kami menyudahi perjalanan kami di Kebun Raya Bogor yang memiliki luas sekitar 87 hektaree ini. Perut kami terasa lapar sehingga kami berencana untuk menuju ke tempat kuliner kami selanjutnya. Awalnya kami menuju ke Momo Milk yang terkenal dengan olahan susunya. Tetapi sayang sekali, setibanya di sana, ternyata restorannya tutup. Dalam rangka mencari alternatif lain, kami menuju ke restoran unik lainnya, yaitu Dead By Coklat atau disingkat menjadi DBC. DBC ini mengusung tema horror, tetapi tidak dengan makanannya. Di sini kita bisa menemukan berbagai macam makanan ala-ala western, seperti pancake, ice cream mochi, spageti, dan lain sebagainya. Gue memutuskan untuk memesan spageti smoked beef black pepper hot plate. Walaupun harga makanan ini cukup mahal, yaitu hampir 50 ribu rupiah, tetapi sungguh ngga rugi menurut gue. Karena hot plate, spageti yang dihidangkan masih berasap gitu dhe. HmMm... Yummy! Sangat menggoda selera makan gue yang udah kelelahan ngelilingin Kebun Raya Bogor.
Spageti Beef Smoked Black Pepper Hotplate
Setelah selesai makan, tujuan kami selanjutnya adalah tempat oleh-oleh. Kami menuju ke tempat yang menjual salah satu oleh-oleh unik khas Bogor, yaitu bolu talas. Namun sayang sekali, setibanya di Bolu Talas Sangkuriang, bolu talasnya sudah habis sehingga gue ga jadi beli oleh-oleh. Huhuhu...
Jembatan merah versi mini. Hahaha...
Sekitar pukul setengah 8 malam, kami memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Tetapi sebelum itu, kami mengantarkan teman kami dulu ke Giant untuk mengambil mobilnya yang diparkir di sana. Jam 8 kurang, kami sudah masuk tol menuju Jakarta. Kondisi jalanan saat itu cukup lancar, tetapi cuacanya hujan. Kami tiba di Jakarta hampir pukul setengah 9 malam. Lalu kami diantar ke rumah masing-masing dan berakhirlah perjalanan menyenangkan kali ini.
Taman bunga di Kebun Raya Bogor
Akhir kata, terima kasih bagi yang sudah menyempatkan diri membaca postingan ini. Selamat menikmati akhir pekan Anda! \(^.^)/