Tuesday, September 17, 2013

Jakarta Semakin Rawan, Gue dan Pacar Gue Nyaris Ditusuk Orang Tak Dikenal

Sahabat-sahabatku,

Gue ingin menceritakan salah satu pengalaman mencekam yang gue alami semalam. Kejadian ini benar-benar menimpa gue dan bukan cerita fiksi atau karangan gue doank. Baiklah, akan gue ceritakan kronologis kejadiannya...

Seperti biasa, setiap bulan, kantor gue selalu memberikan tiket nonton di XXI lengkap dengan softdrink dan popcornnya secara gratis kepada karyawan yang ikut serta. Kami memutuskan untuk menonton Kick-Ass 2 di Senayan City pada pukul 19.15, tetapi tiket sudah dibeli dari siang oleh salah seorang rekan kami. Dan gue memesan satu tiket tambahan untuk kekasih gue. Singkat cerita, filmnya selesai sekitar pukul 21.15. Teman-teman yang lain melanjutkan untuk main basket dan makan malam, sedangkan gue memilih untuk mengantar kekasih pulang. Karena gue membawa tas ransel, maka tas ransel yang tidak terlalu berat itu digendong oleh kekasih gue. Dari Senayan City, gue melewati kantor gue di Belleza Permata Hijau lalu ke Jalan Panjang menuju ke Daan Mogot. Dari jaman kuliah, gue sebenarnya sudah cukup familiar dengan Jalan Panjang. Dan kejadian mencekam tersebut pun dimulai...
Tiket nonton sebelum dirobek
Sekitar dua lampu merah dari Belleza, gue yang membonceng kekasih gue didekati oleh dua orang tidak dikenal dan berpakaian cukup aneh. Mereka menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion warna merah yang model lama. Sang pengemudi mengenakan helm half face, berpakaian lengkap, jaket, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu. Sedangkan sang boncenger berpakaian cukup aneh. Menggunakan jaket lengan panjang dirangkap dengan rompi (menurut gue sih rompi anti peluru tapi ga tau juga sih), celana panjang warna biru tua (seperti celana panjang satpam pada umumnya), sarung tangan, kaus kaki, sepatu bot, dan yang lebih mengherankan, dia menggunakan kupluk penutup kepala yang hanya terlihat matanya serta tanpa mengenakan helm. Dari pakaiannya, gue berpikir mungkin saja itu aparat, tetapi gue juga berpikir, aneh juga malam-malam begini ada orang yang menggunakan kupluk penutup wajah. Dan kondisi jalanan cukup ramai pada saat itu.
Boncenger menggunakan penutup wajah seperti ini
Dengan perasaan sedikit takut, dan mungkin ini awal kesalahan gue, gue tancap gas sengebut-ngebutnya untuk menghindari kedua orang aneh tersebut. Tanpa diduga, kedua orang aneh tersebut berusaha mengejar kami. Beberapa lampu merah kami lewati dan mereka berada di belakang gue. Sampai di lampu merah Jalan Panjang sekitar depan komplek Sunrise Garden, gue terpaksa menghentikan laju sepeda motor gue, karena gue tidak bisa menyerobot lampu merah lagi karena suasananya cukup ramai. Saat itu sekitar pukul setengah 10 malam. Dan kejadian mengerikan itu terjadi...

Sang pengemudi motor Vixion tadi, menghalangi motor gue, sehingga gue tidak bisa tancap gas. Sang pengemudi tersebut berteriak-teriak terus dengan menanyakan kenapa gue ngebut malem-malem begitu, boncenger di belakangnya hanya terdiam. Karena membawa pacar dan gue tidak berniat untuk mencari masalah, maka gue diam saja dan tidak melawan. Tetapi tanpa diduga, sang boncenger yang berpakaian aneh tersebut, menunjukkan kalau dia bawa senjata tajam berupa belati di paha kirinya. Menurut gue, belatinya mirip seperti belati yang dimiliki oleh aparat. Saat itu, gue memikirkan keselamatan pacar gue dan motor gue. Gue netralin motor gue, lalu gue memundurkannya pelan-pelan dengan menggunakan kaki sambil mengangkat tangan kanan. Gue mundur sekitar 5 meter dan gue tidak bisa mundur lebih jauh lagi karena di belakang gue ada mobil, di sebelah kiri gue pun ada mobil. Gue sempat diam beberapa detik dan suasana menjadi hening. Tetapi tanpa disangka, sang boncenger turun dari motornya dan mengeluarkan belati dari sarungnya yang tadi dia tunjukkan ke gue. Sambil gemetaran, gue tetap memandang orang tersebut sambil fokus, apa yang akan dilakukan selanjutnya. Saat itu, gue masih berada dalam jarak aman. Kejadian selanjutnya lebih tak disangka lagi...
Motornya seperti ini
Tiba-tiba sang boncenger tersebut jalan menuju motor gue sambil mengangkat belatinya, dan dengan amat sangat ketakutan, gue puter balik dan tancap gas melawan arah. Dengan paniknya, gue masuk ke komplek Sunrise Garden dan berhenti di ATM BCA yang kebetulan belum tutup.
Kira-kira seperti ini belatinya
Di situ, gue berdoa kepada Tuhan, bersyukur tak terjadi apa-apa dengan kami, tak ada yang terluka, tak ada barang yang dirampas. Kekasih gue menangis. Kami ketakutan dan gemetaran di malam itu. Kami berusaha untuk menenangkan diri. Sebelum melanjutkan perjalanan, gue menutup plat nomor polisi bagian belakang dengan plastik, agar tak terlihat dan berdoa memohon perlindungan.

Sekitar 20-30 menit kemudian, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang karena khawatir, jika lebih malam lagi maka akan lebih bahaya lagi untuk kami. Kami memutuskan untuk melewati jalan lain dengan memutar. Syukurlah, gue bisa mengantarkan kekasih gue di Kalideres dan gue langsung pulang ke rumah gue di Sunter.

Gue menduga, motifnya mungkin saja tersinggung karena gue melaju lebih cepat dari dia atau dia curiga kenapa gue tancap gas. Seandainya dia menginginkan motor gue, pasti dari pertama mereka sudah melakukan aksinya. Untuk ke depannya, gue akan lebih berhati-hati dan gue berjanji dengan kekasih gue, untuk tidak ngebut lagi dan tidak terbawa emosi apabila ada yang ngebut di jalan.

Saran gue, sebaiknya kita lebih berhati-hati karena Jakarta makin rawan semenjak banyak terjadi kejadian yang melibatkan aparat sebagai korban.

Kisah ini gue ceritakan supaya menjadi pelajaran kita bersama dan kita lebih hati-hati, terutama bagi para pengendara sepeda motor. Terima kasih karena sudah membaca...

Monday, September 9, 2013

Ullen Sentalu (Javanese Culture and Art Museum)

Museum Ullen Sentalu mulai dirintis pada tahun 1994 dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997, yang merupakan tanggal bersejarah bagi kota Yogyakarta. Peresmian museum dilakukan oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur DIY pada waktu itu. Secara kepemilikan, museum swasta ini diprakarsai keluarga Haryono dari Yogyakarta dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong dengan penasehat antara lain: I.S.K.S. Paku Buwono XII, KGPAA Paku Alam VIII, GBPH Poeger, GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, Ibu Hartini Soekarno, serta KP. dr. Samuel Wedyadiningrat, Sp.(B). K.(Onk).
With girls! d(=^.^=)b
Museum Ullen Sentalu Terletak di kawasan wisata Kaliurang tepatnya di dalam Taman Kaswargan dengan luas tanah 11.990 m2. Secara filosofis, nama Kaswargan dipilih karena terletak di ketinggian lereng Gunung Merapi, di mana kultur masyarakat Jawa menganggap Gunung Merapi sebagai tempat sakral. Taman Kaswargan berada dalam suatu “historical district”, yaitu kawasan bersejarah seperti Pesanggrahan Ngeksigondo dan Wisma Kaliurang. Pesanggrahan Ngeksigondo dibangun atas perintah Sultan Hamengku Buwono VII sebagai tempat peristirahatan keluarga Kasultanan Ngayogyakarta, sedang Wisma Kaliurang pernah digunakan untuk perundingan Komisi Tiga Negara, yaitu Amerika, Australia, dan Belgia pada masa revolusi kemerdekaan negara RI. Kaliurang merupakan kawasan wisata gunung dengan jarak 25 km dari pusat kota Yogyakarta, sehingga merupakan tujuan wisata yang sangat menarik dan potensial. Selain itu, terletak pada jalur wisata strategis yang menghubungkan obyek wisata Candi Borobudur dan Candi Prambanan. 
Cheers~!! (^.^)v
Dalam perkembangannya, Museum Ullen Sentalu berpijak pada paradigma baru yang cenderung memaknai warisan budaya berupa kisah atau peristiwa yang bersifat tak benda (intangible heritage). Kecenderungan ini berawal dari suatu kondisi dimana Dinasti Mataram Islam cenderung menghasilkan budaya yang sifatnya intangible dibanding warisan budaya tangible yang lebih pada kebendaan. Padahal intangible heritage yang mencakup semua ekspresi, pengetahuan, representasi, praktek, ketrampilan yang dikenali sebagai bagian warisan budaya lebih rentan untuk pudar dan punah, apalagi dengan perkembangan arus globalisasi yang semakin tak terelakkan. 
Ullen Sentalu
Bertolak dari kondisi tersebut, maka Museum Ullen Sentalu berupaya mengembangkan paradigma baru sebagai suatu terobosan yaitu dengan pemilihan lokasi yang berada di daerah pegunungan (resort), dan bukan di downtown; tidak menempati bangunan cagar budaya, tapi bangunan baru pada landscape kosong; dikelola sebagai private corporation dan bukan state institution; bersifat eclectic (carefully selected) collection dan tidak mengandalkan jumlah koleksi massive; lebih banyak memaknai warisan budaya berupa kisah atau peristiwa yang bersifat tak benda (intangible heritage) dan tidak selalu mengandalkan warisan budaya kebendaan (tangible heritage); tidak semua koleksi terdiri dari artefak dan benda memorabilia tetapi sebagian terdiri dari ambiance kebudayaan materi masa kini; tidak menggunakan label pada koleksi yang dipamerkan tetapi mengandalkan tour guide; berifat movement dan bukan monument; sebagai a-muse-ment dan bukan muse-um dan saat ini tengah dikembangkan untuk menjadi living museum dan bukan “dead” museum.
Salah satu ruangan di Ullen Sentalu
Salah satu upaya Museum Ullen Sentalu dalam memvisualisasikan berbagai warisan intangible dari Dinasti Mataram adalah dengan memanfaatkan media interpretasi dalam bentuk Conceptual and Imaginary Narrative Paintings 
Berfoto di depan Ullen Sentalu
Visi museum: Sebagai Jendela peradaban seni dan budaya Jawa Misi : Mengumpulkan, mengkomunikasikan dan melestarikan warisan seni dan budaya Jawa yang terancam pudar guna menumbuhkan kebanggaan masyarakat pada kekayaan budaya Jawa sebagai jati diri bangsa 

Profil per Ruang

Hingga saat ini Museum Ullen Sentalu sudah memiliki beberapa ruang, yaitu Ruang Selamat Datang, Ruang Seni Tari dan Gamelan, Guwa sela Giri, 5 ruang di Kampung Kambang, Koridor Retja Landa, serta Ruang Budaya.
a. Ruang Selamat Datang
Selain sebagai “Ruang Penyambutan tamu/pengunjung museum”, di bagian ruang ini juga terdapat banner latar belakang pendirian museum Ullen Sentalu serta arca Dewi Sri, simbol kesuburan. 

b. Ruang Seni Tari dan Gamelan
Ruang ini memamerkan seperangkat gamelan yang merupakan hibah dari salah seorang pangeran Kasultanan Yogyakarta dan pernah dipergunakan dalam pertunjukkan wayang orang dan pagelaran tari di kraton Yogyakarta. Selain itu, di ruang ini juga terdapat beberapa lukisan tari. 

c. Guwa Sela Giri
Suatu ruang pamer yang dibangun di bawah tanah, karena menyesuaikan dengan kontur tanah yang tidak rata. Ruang ini berupa lorong panjang yang merupakan perpaduan Sumur Gumuling Taman Sari dan gaya Gothic. Arsitektur Guwa Sela Giri didominasi dengan penggunaan material bangunan dari batu Merapi. Ruang ini memamerkan karya-karya lukis dokumentasi dari tokoh-tokoh yang mewakili figur 4 kraton Dinasti Mataram. Melalui karya-karya lukis dokumentasi para tokoh yang dikemas dalam karya fine arts serta didukung kelengkapan data sejarah yang berkaitan, maka suatu interaksi antara karya seni, pengungkapan data-data seni budaya dan sejarah dari suatu peradaban yang intangible dapat terkomunikasikan secara kaya dan bebas.

d. Kampung Kambang
Merupakan areal yang berdiri di atas kolam air dengan bangunan berupa ruang-ruang di atasnya. Konsep areal ini diambil dari konsep Bale Kambang dan konsep Labirin. Kampung Kambang terdiri dari lima ruang pamer museum, yaitu: Ruang Syair untuk Tineke, Royal Room Ratoe Mas, Ruang Batik Vorstendlanden, Ruang Batik Pesisiran, dan Ruang Putri Dambaan. 

- Ruang Syair untuk Tineke
Ruang yang menampilkan syair-syair yang diambil dari buku kecil GRAj Koes Sapariyam (putri Sunan PB XI, Surakarta) dan ditemukan di suatu ruang di dalam Kaputren Kasunanan Surakarta. Syair-syair itu ditulis dari tahun 1939-1947, oleh para kerabat dan teman-teman GRAj Koes Sapariyam yang akrab dipanggil Tineke sebagai puisi-puisi kenangan. Melalui syair-syair tersebut terungkap kemampuan intelektual dalam seni sastra para putri di balik tembok kraton.

- Royal Room Ratu Mas
Suatu ruang yang khusus dipersembahkan bagi Ratu Mas, permaisuri Sunan Paku Buwana X. Di ruang ini dipamerkan lukisan Ratu Mas, foto-foto beliau bersama Sunan serta putrinya, serta pernak-pernik kelengkapan beliau, seperti topi, kain batik, dodot pengantin, dodot putri, asesori, dll.

- Ruang Batik Vorstendlanden
Menampilkan koleksi batik dari era Sultan HB VII - Sultan HB VIII dari Kraton Yogyakarta serta Sunan PB X hingga Sunan PB XII dari Surakarta. Melalui koleksi tersebut terlihat suatu proses seni dan daya kreasi masyarakat Jawa dalam menuangkan filosofi yang dianutnya melalui corak motif batik. Perpaduan keindahan seni batik dan makna-makna filosofis yang dikandungnya menguak suatu warisan budaya intangible yang sangat kaya.

- Ruang Batik Pesisiran
Ruang ini melengkapi proses akulturasi budaya yang ada di Jawa. Dipamerkan kostum, yaitu keindahan bordir tangan dari kebaya-kebaya yang dikenakan kaum peranakan mulai jaman HB VII (1870-an) serta kain batik yang lebih kaya warna. 

- Ruang Putri Dambaan 
Ruang ini dikatakan sebagai album hidup GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur. Menampilkan dokumentasi foto pribadi dari masa kanak-kanak hingga pernikahannya (1921-1951). Melalui foto-foto tersebut tersaji muatan budaya yang bersifat intangible, seperti: ritual-ritual tahapan kehidupan seorang putri kraton beserta segala pernak-perniknya yang merupakan kekayaan warisan budaya Jawa. Ruang ini sangat istimewa karena terasa kedekatannya dengan Sang Tokoh, yang meresmikan sendiri Ruang Putri Dambaan tersebut pada ulang tahun ke-81 pada tahun 2002. Seperti ada ikatan batin antara tokoh dan Ruang Putri Dambaan karena album perjalanan hidup putri Mangkunegaran ini dititipkan secara pribadi dalam ruang tersebut di Museum Ullen Sentalu.

Gusti Nurul adalah putri Mangkunegaran yang memberi inspirasi para pangeran Mataram untuk tidak berpoligami. Beliau merupakan putri permaisuri yang gemar berkuda, yang tidak lazim pada era tersebut.

e. Koridor Retja Landa
Merupakan museum outdoor yang memamerkan arca-arca dewa-dewi dari abad VIII-IX M. pada masa itu berkembang agama dan budaya Hindu Budha, sehingga ada pemujaan pada dewa-dewa yang diwujudkan dalam bentuk penyembahan pada arca-arca dewa tertentu.

f. Sasana Sekar Bawana
Di ruang ini dipamerkan beberapa lukisan raja Mataram, lukisan serta patung dengan tata rias pengantin gaya Surakarta serta Yogyakarta.

Di akhir kunjungan semua tamu mendapat suguhan minuman spesial, resepnya merupakan warisan Gusti Kanjeng Ratoe Mas, putri Sultan HB VII yang disunting sebagai permaisuri Raja Surakarta, Sunan PB X. Konon, minuman ini memberi kesehatan dan awet muda.
Background yang miring melambangkan anak muda Indonesia yang kurang melestarikan budaya sendiri dan mudah terpengaruh dengan budaya asing
g. Sarana Pendukung:

- Taman
Selain bangunan fisik, areal Taman Kaswargan didominasi oleh hutan alami dan bagian-bagian taman yang menonjolkan atmosfer pegunungan. Pada bagian-bagian tertentu terdapat patung-patung yang menjadi museum outdoor.

- Beukenhof Restaurant 
Rancang bangun Taman Kaswargan sebagai obyek wisata budaya dan alam tak terelakkan harus dilengkapi dengan sarana pendukung lain, seperti restaurant. Restaurant Beukenhof diambil dari bahasa Belanda yang berarti bangunan yang dikelilingi pohon-pohon, seperti yang dapat pengunjung nikmati di restaurant dengan bangunan yang dirancang bergaya arsitektur kolonial .

- MUSE
Toko souvenir didirikan sebagai pendukung dalam unsur pariwisata kawasan Taman Kaswargan.

Sendratari Ramayana, Cerita Legenda yang Tidak Termakan Waktu

Sendratari Ramayana atau Ramayana Ballet adalah pertunjukan seni tari tanpa dialog yang menceritakan tentang cerita Ramayana karya Walmiki yang diambil dari cerita legenda yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Cerita Ramayana juga diambil berdasarkan cerita relief Candi Prambanan. Sendratari Ramayana diselenggarakan di komplek Candi Prambanan kala malam hari. Hari Selasa, Kamis dan Sabtu mulai jam 19.30 - 21.30 wib.
Candi Prambanan di malam hari
Dalam sendratari Ramayana tidak ada dialog sama sekali, Sinden yang akan menggambarkan jalan cerita para penari. Para penari dengan cantik, luwes, dan penuh penjiwaan akan mengajak kita larut akan jalan cerita yang dikemas apik dan kolosal, tata rias para penari membuat kita bisa membedakan tokoh dan karakter pemain, penataan cahaya menambah atmosfer sakral di pertunjukan tersebut.

Cerita sendratari Ramayana yang diambil dari relief Candi Prambanan yang terukir pada Candi Siwa dan Candi Brahma bercerita tentang Rama Wijaya, Putra Mahkota kerajaan Ayodya yang berhasil memenangkan sayembara untuk memperistri Dewi Shinta Putri Prabu Janaka dari negeri mantili. Di lain pihak Prabu Rahwana, Raja Alengkadiraja sangat menginginkan memperistri Dewi Widowati, setelah melihat Shinta, Rahwana menganggap Shinta adalah titisan Dewi Widowati yang selama ini dicari-carinya.
Sendratari Ramayana
Rama, Shinta, dan Leksmana (adik Rama) melakukan perjalanan sampai hutan dandaka, Rahwana mengubah pengikutnya menjadi kijang kencana. Melihat kijang elok tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya, dikejarlah kijang tersebut oleh Rama. Lama Rama tidak kembali, Shinta menyuruh Laksamana untuk mencari Rama. Sebelum pergi Laksmana membuat lingkaran magis untuk Shinta. Rahwana yang mengetahui Shinta seorang diri, ingin menculiknya tetapi gagal karena lingkaran magis Laksmana. Rahwana mencari akal dengan merubah dirinya menjadi Brahmana tua ketika Shinta mendekati untuk memberi sedekah dan keluar dari lingkaran, ditariklah Shinta dan dibawa ke alengka oleh Rahwana.
Sendratari Ramayana
Rama yang berhasil menangkap kijang kencana ternyata kijang tersebut berubah menjadi raksasa sehingga terjadilah perang dengan Rama. Raksasa kijang itu terpanah oleh Rama, Leksmana yang menyusul Rama mengajak segera kembali menemui Shinta. Ketika kembali Rama kaget karena Shinta hilang, berdasarkan cerita dari garuda yang bernama Jatayu, Rama mengetahui Shinta diculik oleh Rahwana. Dalam kesedihannya datang Hanuman, kera putih yang diutus oleh pamannya, Sugriwa untuk mencari dua kesatria untuk dapat mengalahkan Subali. Akhirnya Rama membantu mengalahkan Subali.
MC yang membawakan acara
Karena jasa Rama yang telah mengalahkan Subali, Sugriwa mengutus Hanuman untuk membantu Rama mencari Shinta, Hanuman pergi ke Kerajaan Alengka untuk menemui Shinta, di sana Hanuman membuat onar untuk mengetahui kekuatan Kerajaan Alengka, Hanuman tertangkap oleh Indrajid, putra Rahwana dan dibakar hidup-hidup. Bukannya mati, Hanuman dengan api tersebut membakar Kerajaan Alengka (Cerita ini terkenal dengan nama Hanuman Obong)
Cheers~!! \(^.^)/
Hanuman kembali kepada Rama, Rama beserta pasukan kera berangkat ke Kerajaan Alengka, dalam perang brubuh tersebut Rahwana gugur terpanah oleh Rama dan dihimpit gunung Sumawan yang dibawa Hanuman. Setelah Rahwana mati, dengan diantar Hanuman, Shinta menghadap Rama. Tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama berada di Alengka. Maka Rama meminta bukti kepada Shinta untuk membuktikan kesuciannya, dengan sukarela, Shinta membakar diri, karena kebenarannya, kesucian Shinta dan pertolongan dewa api, Shinta selamat dari api. Setelah terbukti kesuciannya, Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan haru dan bahagia.
Begaya dolo akh~!! Hehehe... (=^.^=)v
Selain di komplek Candi Prambanan, sendratari Ramayana dapat pula disaksikan di Purawisata Yogyakarta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Kraton Yogyakarta. Di tempat yang telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2002 setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah absen selama 25 tahun tersebut.
Full team~!! \(^.^)/

Raminten Yogyakarta

Diawali dari hobi, Hamzah HS yang sangat menyukai makanan dan minuman tradisional yaitu jamu dan sego kucing dan juga rasa sosialnya yang tinggi akhirnya Hamzah HS membuka suatu peluang usaha yang diberi nama The House of Raminten. Dimana nama Raminten adalah nama tokoh yang diperankan oleh Hamzah HS dalam sebuah sitkom di Jogja TV yang ditayangkan setiap Minggu jam 17.00 dengan judul Pengkolan.

The House of Raminten sendiri berdiri pada tanggal 26 Desember 2008 dan bertempat di Jalan FM Noto no.7 Kotabaru, Yogyakarta. Dengan keahlian seorang Hamzah HS,  akhirnya The House of Raminten dibentuk dengan konsep yang “unique, antique, elegant” di dalamnya. Dibilang unik karena walaupun The House of Raminten merupakan suatu kafe jamu tradisional tapi juga tidak ketinggalan dengan adanya unsur – unsur modern didalamnya ini dapat dilihat dari penampilan para waiter yang memakai perpaduan antara jarik dan rompi hitam dan juga bukan hanya keunikan penampilan dari para waiternya saja, The House of Raminten juga menampilkan keunikan lainnya dengan penyuguhan peralatan makan dan minum yang bisa dibilang sangat unik sekali dan tentu satu hal lainnya yang tidak kalah penting adalah begitu tamu masuk ke dalam raminten maka tamu akan disuguhkan dengan alunan musik gamelan yang tentunya merupakan ciri khas dari Yogyakarta sendiri. Selain keunikan keunikan diatas, masih banyak lagi keunikan yang ada di The House Of Raminten, misalkan para waiter akan memesan makanan dan minuman dengan menggunakan alat komunikasi berupa “ HT “ di depan para tamu. Setelah memesan makanan dan minuman, para tamu dapat duduk santai lesehan dengan menggunakan kursi khas dari Jepang yang disebut “ tatami “.  Jadi disini Hamzah HS ingin mengangkat citra suatu angkringan dalam bentuk dan nuansa yang sangat berbeda, traditional elegant. Nasi kucing seharga Rp. 1.000,-  tapi dengan cita rasa tinggi dan penampilan yang elegant.

The House Of Raminten sendiri buka 24 jam dengan nonstop music gamelan. Selain music gamelan ada suguhan lain berupa tontonan dari beberapa LCD tv kabel yg terpampang di beberapa tempat. Dan bila malam tiba akan diterangi oleh gemerlap lampu yang berwarna warni. Selain itu pengunjung wisata kuliner juga bisa berfoto di depan Kereta Kencana, karena dipintu masuk ada 3 Kereta kencana yang sangat indah. Banyak keunikan keunikan yang akan anda dapatkan di The House Of Raminten, terutama menu dari makanan dan minumannya.
Bersandar di kursi "tatami". Like a boss! Hehehe...

Cultural Lunch: Kelas Eksekutif B Angkatan 24C di Kampus Yogyakarta

Cultural lunch kali ini menyambut kedatangan Kelas Eksekutif B angkatan 24C Kampus Jakarta yang mengikuti kuliah General Business Environment (GBE) di Kampus MM FEB UGM Yogyakarta selama empat hari dari tanggal 4-7 September 2013.
Yummy~!! \(^.^)/
Sembari menunggu dimulainya acara 33 orang mahasiswa Kelas Eksekutif B angkatan 24C Kampus Jakarta telah memenuhi kursi yang disediakan di lobi lantai 5 Gedung MM FEB UGM. Jajaran direksi meliputi Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., Prof. Basu Swastha Dharmmesta, Ph.D., Prof. Jogiyanto Hartono, dan Dr. Hardo Basuki, M.Soc.Sc. hadir pukul 13.00 WIB. Mewakili Direksi MM FEB UGM, Lincolin Arsyad menyampaikan sambutan selamat datang kepada para mahasiswa. Ikut hadir Prof. Djalal Tanjung, salah satu dosen pengajar mata kuliah GBE, serta para Kepala Bagian MM FEB UGM dan juga Manajer Wisma MM UGM.
Suasana makan malam. Hehehe... \(^.^)/
Acara cultural lunch berakhir pk. 13.30 dan para mahasiswa kembali ke kelas untuk mengikuti sesi kuliah GBE berikutnya.
Suasana kelas. Hehehe...