Minggu, 10 Juni 2012. Aku ingat, hari ini ada pementasan drama dari teman-teman Pondok Damai. Pementasan diadakan di Aula Gereja Katedral. Jam menunjukkan pukul 15.40 dan saya segera bergegas berangkat. Sebelum ke Katedral, saya menjemput salah satu teman saya dahulu di daerah Santo Lukas. Setelah itu, kami berangkat bersama.
Saat tiba di Katedral, saya menemui teman saya yang lain yang sebelumnya kami memang sudah janjian akan bertemu di sana. Jam menunjukkan pukul 4 sore lewat, saya takut terlambat menonton drama, karena yang saya ingat, acara drama dimulai pukul 15.30. Karena saya belum mempunyai tiket, saya segera membeli sepasang tiket masuk dan untungnya masih ada tiket yang tersisa. Kami bertiga segera bergegas masuk ke dalam aula.
Saya sangat bersyukur karena ternyata drama belum dimulai walaupun kami melewatkan lagu pembukaan yang dimainkan dengan angklung. Sebelum drama dimulai, diisi dengan nyanyian. Setelah itu lampu dipadamkan dan drama pun dimulai.
Drama yang dipentaskan cukup panjang dan cukup menarik. Di awal cerita, anak-anak panti Pondok Damai membagi coklat dan sambil memakan coklat tersebut, mereka membayangkan masa lalu masing-masing dari mereka. Nah, masa lalu mereka inilah yang mereka angkat menjadi sebuah cerita. Inti ceritanya, kebanyakan dari mereka memang berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Namun, mereka merasakan kedamaian setelah tinggal bersama di Pondok Damai.
Secara keseluruhan, drama ini cukup menarik. Dan yang unik adalah ide drama ini hasil dari anak-anak Pondok Damai sendiri, mulai dari penulis naskah, pelatih drama, hingga pelatih koreografer. Terdapat koreografer dan sedikit tarian-tarian karena drama yang ditampilkan ini bergenre drama musikal.
Setelah drama selesai, kami bertiga menyempatkan diri untuk bertemu, ngobrol, dan berfoto dengan anak-anak Pondok Damai yang masih kecil, salah satunya adalah Gaby. Anak ini sangat lucu dan menggemaskan serta cukup aktif dan hebatnya lagi ternyata dia masih ingat dengan saya waktu beberapa bulan lalu kami mengunjungi panti asuhan Pondok Damai (bisa diliat di postingan sebelumnya).
Hal yang sangat menarik adalah saya merasa kagum dengan Gaby, dia masih kecil, bahkan dia pun tidak tahu pasti siapa orang tuanya, tetapi dia selalu bahagia, selalu ceria, seolah-olah tidak ada beban. Inilah yang menggelitik saya, yang membuat saya lebih bersyukur dengan keadaan saya sekarang dan membuat saya ingin berbagi kebahagiaan bersama mereka dan mengapresiasi usaha mereka dengan menonton drama ini. Walaupun hanya sebentar, tetapi saya merasa bahagia bisa melepas sedikit kerinduan bersama anak yang selalu ceria, Gaby.
Tak hanya Gaby, ada beberapa anak panti lain yang menitipkan salam kepada teman-teman kami dan menanyakan mengapa teman-teman kami yang lain tidak ikut hadir. Kami semua berharap, suatu saat nanti, kami dapat berkunjung kembali ke Pondok Damai. Sebuah tempat yang mempertemukan saya dengan teman-teman yang membuat saya bersyukur akan keadaan saya saat ini.
Berikut beberapa foto saat drama dan saat berfoto dengan beberapa anak Pondok Damai.
Tarian pembukaan drama musikal Chocolate |
Akting teman-teman di Pondok Damai |
Pengiring musik cilik yang membuat kagum penonton karena permainan musiknya |
Salah satu adegan di drama musikal Chocolate |
Di akhir acara, anak-anak Pondok Damai memberikan mawar mewah kepada orang yang mereka sayangi |
Cheese! v(^.^)v |
Potoan ma anak-anak Pondok Damai lainnya |
No comments:
Post a Comment