Tuesday, May 17, 2016

Ziarah ke Gereja dan Kapel di Tahun Kerahiman Allah Bersama KKMK Paroki Santo Lukas Sunter

Hai teman-teman semua, dilihat dari judulnya mungkin ada yang bertanya-tanya, kok sepertinya judulnya mirip dengan postingan sebelumnya? Nah! Supaya ga penasaran lagi, yuk disimak postingan kali ini!
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter
Sebelumnya saya jelaskan sedikit mengenai apa itu KKMK? KKMK merupakan singkatan dari Kelompok Karyawan Muda Katolik. Organisasi ini termasuk organisasi sosial keagamaan yang beranggotakan karyawan yang beragama Katolik. Jadi KKMK Paroki Santo Lukas artinya adalah kelompok karyawan yang beragama Katolik yang berdomisili di Paroki Santo Lukas. Karena anggotanya karyawan artinya semua anggotanya sudah bekerja dan juga belum menikah. Nah, kita kembali ke topik utama postingan kali ini yah.
KKMK Paroki Santo Lukas di Goa Maria Paroki Salib Suci, Cilincing
Seperti yang sudah dijelaskan di postingan sebelumnya, bahwa di Tahun Kerahiman Allah ini, setiap umat Katolik dihimbau untuk mengunjungi 9 Gereja. Karena minggu lalu saya sudah mengunjungi 3 Gereja, maka kali ini saya akan mengunjungi Gereja sisanya yang belum dikunjungi. Kalau minggu lalu saya pergi bersama umat lingkungan saya, maka kali ini saya pergi bersama KKMK Paroki Santo Lukas Sunter.
Berfoto ala seminaris
Pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 KKMK Paroki Santo Lukas mengadakan ziarah ke paroki dan kapel sesuai dengan rekomendasi KAJ, yaitu:
1) Paroki Salib Suci di Cilincing.
2) Kapel Wisma Samadi di Klender.
3) Gereja Santo Yoakim di Klender.
4) Paroki Santo Leo Agung di Jatiwaringin.
5) Paroki Santo Servatius di Kampung Sawah.
6) Paroki Kalvari di Lubang Buaya.
Altar Gereja Santo Yoakim, Klender
Ziarah kali ini terbuka bagi semua anggota KKMK Paroki Santo Lukas Sunter dan jumlah peserta yang ikut berjumlah 13 orang, sesuai dengan kapasitas mobil elf yang kami sewa.
Goa Maria Gereja Santo Leo Agung, Jatiwaringin
Sekitar pukul 07.15 pagi, rombongan sudah berkumpul di lapangan parkir Gereja Santo Lukas Sunter. Setelah lengkap, rombongan pun berangkat ke destinasi yang pertama, yaitu Paroki Salib Suci di Cilincing dan doa pembukaan dilakukan saat perjalanan berangkat.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Goa Maria Gereja Salib Suci, Cilincing
Karena Paroki Salib Suci jaraknya tidak terlalu jauh dari Paroki Santo Lukas Sunter, maka tidak membutuhkan waktu yang lama bagi kami untuk tiba di sana. Sesampainya di Gereja Salib Suci kami disambut oleh pengurus yang berada di sana dan dipersilakan untuk berdoa di Goa Maria karena saat itu ruangan gereja akan dipakai untuk Sakramen Pernikahan. Rombongan berdoa bersama sesuai dengan ketentuan yang ada di buku panduan Kerahiman Allah dan dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama dan pamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke tujuan selanjutnya, yaitu Kapel Samadi di Klender.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Kapel Samadi, Klender
Sesampainya di Wisma Samadi, kami menuju ke ruang sekretariat untuk mohon ijin berdoa di kapel. Suasana di dalam kapel cukup tenang dan nyaman, sangat cocok untuk bermeditasi dan melakukan refleksi. Rombongan pun berdoa bersama yang dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama. Foto bersama ini tidak hanya dilakukan di dalam kapel saja, tetapi juga di halaman Wisma Samadi yang sangat teduh sekali. Suasana hening sangat mudah didapatkan di tempat ini. Setelah berfoto ria, kami berpamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke destinasi yang ketiga, yaitu Gereja Santo Yoakim di Klender.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Wisma Samadi, Klender
Lokasi Gereja Santo Yoakim sebenarnya tidak jauh dari Wisma Samadi karena masih sama-sama di daerah Klender, tetapi lokasinya yang agak tersembunyi membuat kami sampai harus bertanya kepada masyarakat sekitar dimana lokasi gereja ini. Tepat di pertigaan sebelah terminal Klender, kami melihat plang jalan bertuliskan Jalan Nusa Indah IV, yaitu nama jalan dimana lokasi Gereja Santo Yoakim. Awalnya kami tidak yakin bahwa di jalan tersebut terdapat bangunan gereja karena jalannya cukup sempit. Sopir mengendarai kendaraan yang kami pakai dengan hati-hati, sembari kami menengok ke kiri dan kanan untuk mencari Gereja Santo Yoakim. Di kejauhan, tak sengaja salah satu teman kami melihat ada menara yang di atasnya ada lambang salib. Sontak pak sopir mengarahkan kendaraannya menuju ke arah dimana terdapat menara tersebut, dan sampailah kami di Gereja Santo Yoakim. Ternyata Gereja Santo Yoakim terletak di belakang terminal bis Klender. Kemudian kami disambut oleh pengurus yang berada di sana. Rombongan pun berdoa bersama yang dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan pun berfoto bersama. Setelah itu, kami pamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke tujuan selanjutnya, yaitu Gereja Santo Leo Agung di Jatiwaringin.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Gereja Santo Yoakim, Klender
Rute yang kami gunakan adalah melalui jalan Kalimalang. Jalan ini terkenal karena kemacetannya akibat proses pembangunan jalan tol yang sedang berjalan. Hari sudah siang dan matahari pun bersinar sangat terik serta rasa lapar pun mulai mendera. Akhirnya kami berdiskusi dan sepakat bahwa sesampainya di Gereja Santo Leo Agung nanti, hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang! Setelah sekitar satu jam perjalanan menembus kemacetan di siang yang terik, kami pun tiba di Gereja Santo Leo Agung. Kami disambut oleh pengurus gereja dan beliau menjelaskan secara singkat mengapa Paroki Santo Leo Agung termasuk ke dalam paroki yang sedang berjuang. Hal ini terlihat jelas dari kondisi gereja yang tidak memiliki bangunan permanen, semua bangunan yang ada sifatnya sementara. Kemudian kami mohon ijin untuk makan siang dengan nasi kotak yang telah kami bawa. Selesai makan, rombongan menuju ke dalam gereja dan berdoa bersama yang dipimpin oleh Mas Yudho, lalu rombongan berfoto bersama. Tepat di belakang Altar, kami melihat ada ruang adorasi, lalu kami pun masuk dan berdoa secara pribadi. Sambil menunggu teman-teman yang masih berdoa, kami melihat koleksi yang dimiliki oleh Gereja Santo Leo Agung. Jadi dahulu Gereja Santo Leo Agung ini pernah dibakar massa dan beberapa benda yang berada di dalam Gereja anehnya tidak terbakar walaupun ada bekas jilatan api membakar di sekitar benda tersebut. Mohon maaf saya tidak menjelaskan mengenai detail peristiwa ini pada postingan kali ini. Bagi yang penasaran, disarankan untuk mencari kebenaran informasinya sendiri di internet. Kemudian kami berpamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke destinasi yang kelima, yaitu Gereja Santo Servatius di Kampung Sawah.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Gereja Leo Agung, Jatiwaringin
Ternyata jarak antara Gereja Santo Leo Agung dengan Gereja Servatius cukup jauh. Hal ini diperparah dengan kemacetan yang terjadi sepanjang jalan. Menurut saya, perjalanan ke Gereja Servatius inilah yang paling melelahkan. Beberapa teman saya pun sampai tertidur pulas. Namun ternyata Gereja Servatius ini terletak di pinggir jalan raya sehingga tidak sulit untuk mencarinya, sekalipun kita tidak mengenal daerah sana. Fakta unik lainnya adalah ternyata Gereja Servatius ini lokasinya dekat dengan Panti Asuhan Pondok Damai yang pernah saya tulis di blog ini juga beberapa tahun lalu. Info ini saya dapatkan karena saya tidak sengaja melihat plang di pinggir jalan bertuliskan Panti Asuhan Ursulin Pondok Damai. Saya pun tidak menyangka hal ini karena sejujurnya saya sudah lupa lokasi Panti Asuhan Pondok Damai ini. Hehehe...
Megahnya Altar Gereja Servatius, Kampung Sawah
Sesampainya di sana, rombongan memasuki gereja dan langsung berdoa bersama yang kembali dipimpin oleh Mas Yudho. Rombongan yang berada di dalam gereja hanya rombongan kami saja sehingga kami bisa berdoa dengan suasana hening. Kami masih merasa lelah karena kemacetan luar biasa sepanjang perjalanan. Sambil beristirahat, kami mengelilingi kompleks Gereja Servatius ini dan ternyata Goa Maria di sini cukup indah dan kami tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berfoto bersama. Kami pun merasa iri ketika kami melihat ada ruang kepemudaan yang terintegrasi dengan bangunan gereja karena kami bahkan tidak memiliki ruang kepemudaan yang tetap di paroki kami sendiri, padahal Gereja Servatius masuk ke dalam gereja yang sedang berjuang yang ditetapkan oleh KAJ. Ironis memang ketika mengetahui bahwa gereja yang statusnya masih berjuang saja memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan fasilitas di gereja kami sendiri.
KKMK Paroki Santo Lukas di Gereja Servatius, Kampung Sawah
Karena cuaca begitu terik, selesai berkeliling kompleks Gereja Servatius, kami mampir sebentar untuk membeli es kelapa muda, sekedar untuk menghilangkan dahaga. Tak terasa waktu pun terus berjalan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir, yaitu Gereja Kalvari di Lubang Buaya.
KKMK Paroki Santo Lukas di Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Sesampainya di Gereja Kalvari, kami disambut oleh pengurus yang berada di sana dan beliau menjelaskan secara singkat mengapa Paroki Kalvari termasuk ke dalam paroki yang sedang berjuang. Begitu masuk ke dalam bangunan gereja, terdapat gapura kecil yang bertemakan Tahun Kerahiman Allah. Menurut saya ini merupakan hal yang unik, karena dari sekian banyak gereja yang saya kunjungi, baru kali ini saya menemukan dekorasi sederhana di dalam bangunan gereja yang bertemakan Tahun Kerahiman Allah. Ternyata di dalam gereja, ada rombongan lain yang sedang berdoa, sehingga kami harus menunggu rombongan tersebut selesai, baru kami bisa berdoa. Doa bersama kembali dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama. Di samping gereja, kami melihat sebuah taman, lalu kami berkunjung ke taman ini yang bertemakan bukit Kalvari dan ternyata taman ini terhubung dengan Goa Maria yang terletak di belakang bangunan gereja. Walaupun kecil, tetapi taman ini cukup teduh dan di tengah-tengah taman terdapat saung yang boleh digunakan untuk bersantai sejenak. Setelah puas berkeliling, kami memutuskan untuk pulang. Untuk mempercepat perjalanan pulang kami memilih melalui rute jalan tol dan sekitar pukul 6 sore kami sudah tiba kembali di Gereja Santo Lukas Sunter. Semoga kegiatan ziarah ini dapat mengakrabkan seluruh anggota KKMK Paroki Santo Lukas Sunter.
Bangunan Gereja Santo Leo Agung yang masih menggunakan tenda
Altar Gereja Santo Lego Agung, Jatiwaringin
Interior Gereja Servatius, Kampung Sawah
Salah satu ornamen yang tedapat di dalam Gereja Servatius, Kampung Sawah
Indahnya Goa Maria di kompleks Gereja Servatius, Kampung Sawah
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di depan Goa Maria Gereja Servatius, Kampung Sawah
Altar Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Gapura Tahun Kerahiman Allah di dalam Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Goa Maria di kompleks Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Taman di kompleks Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Replika Bukit Kalvari di Gereja Kalvari, Lubang Buaya

2 comments:

  1. Hai Kakak Derry, kok ganteng bingits sih, kemarin kenapa gak ajak2 aku sih kalo ada acara ziarah...
    lain kali ajak2 aku ya
    salam dari adikmu yang tercinta
    miros

    ReplyDelete
  2. Kak Derry ganteng kok postinganku gak di publish kak,
    kapan aku diajak lagi...
    tapi diajak ke pelaminan dong

    ReplyDelete