Pada hari Sabtu dan Minggu dari tanggal 15 sampai dengan 16 Agustus 2015 umat lingkungan Don Bosco wilayah Santa Emerensia mengadakan ziarek ke Goa Maria Fatima Sawer Rahmat di Cisantana, Kuningan.
|
Umat Lingkungan Don Bosco Wilayah Emerensia |
Ziarek merupakan singkatan dari ziarah dan rekreasi. Ziarah adalah kegiatan mengunjungi tempat-tempat yang dianggap suci oleh umat Katolik, sedangkan rekreasi adalah mengunjungi tempat-tempat wisata. Oleh karena itu, ziarek kali ini bertujuan mengakrabkan umat lingkungan Don Bosco di bawah naungan ketua lingkungan Bapak Eddy.
|
Suasana Makan Malam di Susteran Ursulin, Kuningan |
Ziarek kali ini terbuka untuk semua umur dan di luar dugaan, antusias umat lingkungan Don Bosco begitu besar. Hal ini dibuktikan dari dibukanya kuota sebanyak 60 peserta dan ternyata kuota ini dengan cepat terisi bahkan masih banyak umat yang terdaftar di waiting list (daftar tunggu) dan tidak bisa mengikuti ziarek ini karena keterbatasan kapasitas.
|
Bermain Kembang Api di Malam Hari |
Hari Sabtu tanggal 15 Agustus 2015 pukul 13.00 rombongan sudah berkumpul di dalam bis, dilanjutkan dengan doa keberangkatan yang dipimpin oleh Bapak Paulus. Setelah berdoa, rombongan pun berangkat. Rute yang digunakan untuk menuju ke Kuningan kali ini adalah melalui tol Cipali. Sebagai informasi, Cipali merupakan singkatan dari Cikopo Palimanan dan tol ini merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia saat ini. Perjalanan memakan waktu cukup lama dan sekitar pukul 8 malam rombongan tiba di tempat menginap, yaitu susteran Ursulin. Lalu ketua rombongan membagi kamar berdasarkan gender. Acara selanjutnya adalah makan malam diawali dengan doa yang dipimpin oleh Bu Angel. Setelah itu, dilanjutkan dengan bermain kembang api dan acara bebas.
|
Jangan Ditiru Tanpa Pengawasan Orang Tua yah Teman-Teman! |
Keesokan paginya pukul setengah 7, rombongan bersiap untuk meninggalkan susteran dan menuju ke Goa Maria, didahului dengan sarapan pagi. Sekitar pukul 8, rombongan tiba di Goa Maria Fatima Sawer Rahmat. Perjalanan dari susteran Ursulin menuju ke Goa Maria tidak terlalu lama hanya sekitar 10 menit jika menggunakan kendaraan. Dari parkiran, rombongan menuju ke perhentian pertama untuk melakukan Jalan Salib.
|
Altar Gereja Katolik Maria Putri Murah Sejati di Komplek Susteran Ursulin di Cisantana |
Jalan menuju tempat perhentian pertama sedikit naik turun, tetapi saat ini kondisinya sudah lebih baik karena jalan setapak ini sudah disemen. Memang kondisi jalannya hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, tetapi hal ini tidak menyurutkan niat peserta untuk melakukan Jalan Salib. Jalan Salib dipimpin oleh Bu Angel.
|
Jalan Setapak Menuju Perhentian Pertama Goa Maria Fatima Kuningan |
Perhentian demi perhentian umat melakukan Jalan Salib dengan khidmat. Jalan yang terjal dan deretan tangga dari perhentian yang satu ke perhentian yang lain tidak menyurutkan semangat peserta. Di beberapa perhentian, peserta yang sudah sampai lebih dahulu harus menunggu peserta yang tertinggal yang umumnya adalah para manula dan doa Jalan Salib pun berjalan dengan lancar.
|
Walaupun menggunakan tongkat, para manula tetap bersemangat mengikuti Jalan Salib |
Setelah kurang lebih satu jam melakukan doa Jalan Salib, para peserta dipersilakan untuk mengambil air sendang yang dianggap suci dan berdoa di hadapan Bunda Maria. Lalu rombongan melakukan foto bersama dan dilanjutkan dengan misa di stasi Maria Putri Murni Sejati yang letaknya tidak jauh dari Goa Maria.
|
Foto Para OMK di Perhentian XII |
Bersama dengan rombongan lain dari Paroki Ratu Rosari Lenteng Agung, misa dimulai sekitar pukul 09.45 yang dipimpin oleh Romo Yohanes SC Abu Kaman dari ordo Salib Suci. Misa berjalan kurang lebih selama 1,5 jam, kemudian dilanjutkan dengan berbincang bersama Romo mengenai sejarah Goa Maria ini.
|
Me with my lovely mom di depan Goa Maria Fatima Sawer Rahmat di Cisantana |
Menurut Romo Yohanes, lokasi Goa Maria ini berdiri di atas lahan seluas 6.000 meter persegi dan tanah ini merupakan hasil pertukaran tanah Gereja yang hanya memiliki luas 700 meter persegi yang ditukar oleh pemilik tanah yang kebetulan beragama muslim. Ijin pendirian Gereja sudah dilakukan sejak tahun 1977 dan baru dikabulkan sepuluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 1987. Begitulah sejarah singkat Goa Maria ini.
|
Foto Seluruh Peserta Ziarek |
Setelah dari Goa Maria, acara dilanjutkan dengan makan siang di Lembah Ciremay dan membeli oleh-oleh di Cirebon yang terkenal dengan batik Trusminya. Lengkaplah sudah ziarah dan rekreasi kali ini.
|
Altar Stasi Maria Putri Murni Sejati di Komplek Goa Maria Fatirma Sawer Rahmat, Kuningan |
Rombongan berangkat dari Cirebon sekitar pukul 6 sore, melalui tol Cipali menuju ke Jakarta, dan kembali tiba di Sunter kurang lebih pukul 10 malam.
|
Foto Bersama Romo Yohanes |
|
Foto Gunung Ciremay |
No comments:
Post a Comment