Friday, November 27, 2015

Pengalaman Menjadi Talent Iklan Trenzing Topic November 2015

Hi all! Apa kabar nih semuanya? Semoga sehat-sehat yah! Kali ini gue akan menyisipkan satu postingan yang menurut gue unik dan ngga ada hubungannya sama travelling, yaitu pengalaman jadi talent iklan lagi! Hehehe... Kira-kira kali ini gue berperan sebagai apa yah? Penasaran? Yuk, mari disimak!
Hai! v(=^0^=)v
Sebelumnya gue ingin flashback sedikit dulu yah! Pengalaman pertama gue menjadi talent iklan adalah bulan September lalu dengan brand yang sama seperti sekarang. Kalau dulu gue berperan sebagai Pak Lurah, maka kali ini gue kedapatan peran yang mengejutkan! Hahaha... Apa itu? Sabar yah, nanti gue ceritain detail di paragraf selanjutnya. Selain itu, bila di iklan yang terdahulu gue hanya tampil 3 detik, dan ada yang kecewa melihat penampilan gue yang singkat itu *pede mode on*, maka kali ini gue tampil dengan durasi yang lebih lama. Nah, kalau dulu muka gue emang sengaja dibikin ganteng, kali ini lebih dibikin ancur. Walah, malah makin penasaran yah? Oke deh, gue mulai ceritanya yah...
Gue sebagai Pak Lurah di Iklan Sebelumnya
Jadi gini, temen-temen talent di iklan sebelumnya ditawari lagi untuk jadi talent di iklan kali ini. Ada juga beberapa pemain baru. Nah, iklan kali ini ada 2 tema, yaitu pernikahan Chelsea dan Halloween. Nah, menurut kalian kira-kira gue berperan sebagai apa nih? Hahaha... Kalau liat fotonya pasti langsung tau. Hahaha... Yap betul! Sebagai Bapak Ponco. Sedangkan yang menjadi Neng Kuntinya adalah temen kantor juga, sebut saja Kak Farah. Itu juga agak dadakan sih dipilihnya, karena ngga ada yang mau jadi Neng Kunti. Hehehe...
Bapak Ponco dan Neng Kunti
Sebelum proses shooting, kami, para talent diminta persetujuannya untuk berperan lagi di iklan kali ini. Lalu bagi yang setuju, diberikan script yang harus dihafalkan beberapa hari sebelumnya.
Foto Setelah Di-Make-Up
Di hari H, proses shooting dimulai dari pagi hari. Pengambilan gambar dilakukan di beberapa spot kantor dan gue kedapetan scene di gudang. Wardrobe dan segala peralatan yang dibutuhkan sudah disiapkan oleh teman-teman, bahkan sampe ke make-up make-upnya. Hahaha... Keren juga sih menurut gue. Walaupun persiapannya singkat, tapi proses shooting berjalan lancar dan tidak ada gangguan. Sebenernya gue agak deg-deg-an sih karena temen-temen gue pada ngeliatin, apalagi disediain monitor untuk memantau gambar dari kamera. Wah, makin keliatan ancur dah gue! Tapi demi yang namanya profesionalitas, tentu gue harus melawan rasa canggung gara-gara diliatin. Azek! Hehehe... Dan setelah menunggu hampir satu bulan lamanya, maka jadilah sebuah iklan seperti di bawah ini! Cekidot yah!


Demikianlah pengalaman gue menjadi talent iklan untuk yang kedua kalinya. Semoga ke depannya gue bisa dapat kesempatan lagi, syukur-syukur durasi nongolnya lebih lama. Hahaha... *ngarep* Terima kasih sudah membaca! Enjoy~!! \(^0^)/

Monday, November 23, 2015

Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Jogja

Hai hai... Apa kabar semuanya? Kali ini gue ingin meng-update destinasi wisata menarik lainnya yang ada di Jogja, yaitu Makam Raja-Raja Mataram Imogiri.
Bentuk Gerbang Masing-Masing Makam
Gue berangkat dari Jakarta pada tanggal 19 malam dan kembali lagi di Jakarta pada tanggal 22 November 2015. Salah satu destinasi menarik yang gue kunjungi di Jogja adalah Makam Raja-Raja Mataram Imogiri. Ada apa ajah sih di sana? Tapi sebelumnya ijinkan gue menceritakan sedikit sejarahnya dulu yah. Cekidot!
Gerbang utama menuju pintu masuk makam
Makam raja-raja Mataram atau lebih dikenal dengan Makam Imogiri terletak di desa Ginirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Makam ini mulai dibangun sekitar tahun 1632 sampai 1640 Masehi oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo, Sultan Mataram yang ke-3, keturunan dari Panembahan Senopati, Raja Mataram pertama. Hingga saat ini makam-makam tersebut tetap dilestarikan dan sering dikunjungi oleh masyarakat Jogja dan para wisatawan dari berbagai daerah. Pemakaman ini merupakan salah satu objek wisata andalan di Imogiri yang menjadi bagian dari berbagai keunikan pariwisata di Yogyakarta.
Gerbang menuju ke makam raja-raja
Menurut sejarah, makam Imogiri sebenarnya bagian dari bangunan Keraton Kasultanan. Makam para raja ini terletak di atas perbukitan. Setelah Kerajaan Mataram Islam mengalami perpecahan dan terbagi menjadi 2, yaitu Kasunanan yang terletak Surakarta dan Kasultanan yang berada di Yogyakarta, maka makam Imogiri pun juga terpecah menjadi 2 bagian. Untuk bagian sebelah Barat digunakan sebagai tempat pemakaman bagi para raja-raja yang berasal dari Kasunanan Surakarta. Sedangkan untuk bagian Timur digunakan sebagai tempat pemakaman para raja yang berasal dari Kasultanan Yogyakarta.
Penampakan anak tangga dari atas
Raja Mataram yang pertama kali dimakamkan di makam Imogiri ini adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo, beliau telah berpesan bila kelak beliau mangkat atau wafat minta untuk dimakamkan di tempat tersebut. Sampai sekarang para raja baik dari Kasultanan Yogyakarta maupun Kasunanan Surakarta yang telah mangkat, semua dimakamkan di pemakaman Imogiri ini. Komplek pemakaman Imogiri memiliki luas sekitar 10 hektar. Di tempat ini tidak hanya terdapat makam persemayaman para raja-raja saja, melainkan juga ada masjid, gapura, kelir (sebuah bangunan yang digunakan sebagai pembatas pintu gerbang), padasan (tempat unutk berwudhu yang biasa diisi satu tahun sekali lebih tepatnya di bulan Suro), dan juga sebuah kolam yang terletak di sekitar masjid.
Ini anak tangga menuju makam, siapkan tenagamu guys!
Namun, untuk mencapai makam ini, siapkan tenaga yah teman-teman, karena sebelum tiba di makam para raja, kita harus naik tangga sebanyak hampir 400 anak tangga (setidaknya itu yang berhasil gue hitung). Hehehe... Sayangnya, saat gue tiba di sana, pintu gerbang menuju ke masing-masing makam dikunci sehingga gue tidak bisa mengunjungi makam masing-masing raja. Oh iya, jika kalian berziarah ke tempat ini, jangan lupa untuk membeli buku tipis berisi sejarah makam Imogiri ini. Mungkin hal ini ga penting buat kalian, tetapi yang menjual rata-rata adalah nenek-nenek yang sudah berusia lanjut. Dengan hanya mengeluarkan 5 ribu rupiah saja, kita dapat membantu mereka. Yah, itung-itung amal sih. Hehehe...
Denah Makam Raja-Raja Mataram Imogiri
Demikianlah cerita gue mengunjungi makam raja-raja di Imogiri. Semoga dapat menambah wawasan kita mengenai tempat-tempat wisata yang ada di Jogja. Terima kasih sudah membaca. Enjoy~!! \(^0^)/

Tuesday, November 10, 2015

Upacara Adat Merti Dusun Candi Winangun, Jogja

Hai semuanya! Apa kabar nih? Semoga kita semua selalu dilindungi oleh Yang Mahakuasa yah! Pada postingan kali ini, gue ingin mencoba melakukan ekspansi dengan memasukkan tema postingan yang baru. Biasa gue bercerita mengenai travelling, tapi kali ini, gue akan membahas hal yang lebih dalam, yaitu travelling untuk melihat upacara adat budaya. Buat kalian yang ngaku cinta budaya Indonesia dan punya jiwa nasionalis yang tinggi, kalian kudu baca postingan kali ini. Hehehe... Lanjut!
Jadwal Acara Merti Dusun Candiwinangun
Baru sekitar 3 minggu lalu gue travelling ke Jogja dan Ambarawa dan kali ini gue melakukan travelling ke Jogja lagi. Namun kali ini tujuannya berbeda, yaitu meliput upacara adat di Jogja. Karena cuti yang gue punya tinggal 1 hari, maka kali ini gue melakukan travelling hanya di weekend. Berangkat menggunakan kereta api dari Jakarta hari Sabtu pagi dan kembali tiba di Jakarta Senin subuh dengan menggunakan kereta api juga. Hehehe... Okelah, daripada kelamaan basa-basi, langsung ajah yah gue ceritakan upacara adat seperti apa sih yang kali ini gue ikuti. Cekidot ya!
Barisan Pasukan Ala Keraton Yogyakarta
Upacara adat yang gue ikuti ini disebut Merti Desa atau Merti Dusun. Sebelum gue bercerita seperti apa rangkaian acara adat ini, gue akan coba jelaskan secara singkat pengertian dari Merti Dusun. Merti Dusun sering disebut juga dengan bersih desa, hakikatnya sama dengan makna simbol rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta atas apa yang telah diberikan. Karunia tersebut dapat berupa rezeki yang melimpah, keselamatan, ketentraman, serta keselarasan hidup. Masyarakat Jawa percaya ketika sedang dilanda duka dan musibah pun masih banyak hal yang pantas disyukuri. Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta seperti tradisi Merti Dusun. Ungkapan rasa syukur salah satunya berbentuk Gunungan yang merujuk dan menyerupai bentuk sedekah seperti upacara Grebeg.
Badut-Badutan yang sedang ngehits ini turut memeriahkan acara Merti Dusun
Acara Murti Dusun dimulai hari Sabtu malam, dimulai dengan dangdutan bersama ala-ala Pantura. Udah kebayang banget khan gimana suasana panggung yang diisi oleh biduan-biduan bohay nan seksi. Tapi mohon maap nih guys, karena ini topiknya membahas mengenai budaya, maka bagian ini gue skip yah! Biarlah gue yang nikmati sendiri. Ehe... Next!
Dangdutan ala Pantura. Tariiikkk Maaang~!!
Pagi harinya sekitar pukul setengah 8, para warga sudah berkumpul di lapangan yang lokasinya tak jauh dari rumah nenek gue. Gue bersama nyokap berjalan kaki menuju ke lapangan. Di lapangan, para warga yang berkumpul menggunakan pakaian tradisional Jogja dan ada sekumpulan pasukan ala Keraton Yogyakarta. Acara Merti Dusun pagi itu dibuka oleh lurah Candiwinangun. Candiwinangun merupakan nama daerah dimana acara adat ini diadakan.
Nyokap gue berfoto bersama rekannya yang menggunakan pakaian tradisional Jawa
Setelah acara dibuka dengan sambutan dari lurah dan doa, 3 buah gunungan yang sudah dibuat oleh warga RW 11, 12, dan 13 diarak keliling kampung. Sekitar pukul 10 pagi, rombongan sudah kembali ke lapangan yang menjadi titik awal keberangkatan, kemudian gunungan tersebut didoakan. Setelah didoakan, warga berebut sayuran dan buah-buahan dari tumpengan tersebut. Gue pun cuma kedapetan sebuah pisang, tapi tak apalah. Sayuran dan buah-buahan ini dianggap oleh warga memiliki berkah. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kesenian jathilan atau kuda lumping.
Pemain Kuda Lumping
Jathilan dikenal juga sebagai Jaran Kepang atau Kuda Lumping. Di daerah lain, jathilan adalah sebuah seni pertunjukan yang berkembang luas di berbagai penjuru Yogyakarta. Dengan anyaman bambu yang dibuat menyerupai kuda, jathilan dipertunjukkan umumnya pada siang dan sore hari oleh sekelompok seniman yang terdiri dari penari dan pemain gamelan. Dahulu jathilan merupakan sebuah tarian ritual untuk memanggil roh kuda dan meminta keamanan desa serta keberhasilan panen. Menurut perannya dalam masyarakat Jawa, kuda melambangkan kekuatan, kepatuhan, dan sikap pelayanan dari kelas pekerja. Hal inilah yang menginspirasi seluruh pertunjukan jathilan yang menempatkan penari dengan kuda-kudaan sebagai pusat perhatian.
Aksi salah satu pemain jathilan yang sedang kesurupan
Pertunjukkan jathilan sering diidentikan dengan pertunjukkan yang berbau mistis karena memanggil roh untuk merasuki para penari dan menggunakan dukun yang sering disebut sebagai pawang. Namun, di sinilah letak serunya pertunjukkan ini. Seiring dengan perkembangan jaman, pertunjukan ini juga berkembang. Pada pertunjukan jathilan kali ini, terdapat penari perempuan. Penari perempuan memang jarang ditemukan saat pertunjukan jathilan pada umumnya. Pertunjukan jathilan kali ini terdiri dari 4 babak. Namun karena gue harus ke stasiun karena kereta api menuju Jakarta berangkat pukul 6 sore, maka gue hanya menyaksikan 3 babak saja dan tidak menonton jathilan sampai selesai.
Aksi para pemain Kuda Lumping
Demikianlah postingan gue mengenai adat Merti Dusun. Semoga postingan ini memberikan wawasan bagi kita semua sebagai bangsa Indonesia bahwa bangsa yang kaya ini memiliki beragam suku serta adat istiadat dan dapat meningkatkan rasa nasionalisme kita sebagai bangsa yang besar. Terima kasih sudah membaca blog gue ini dan nantikan postingan gue selanjutnya karena di bulan November ini akan ada postingan seru lainnya di setiap minggunya! Enjoy~!! \(^0^)/
Barisan pasukan ala Keraton Yogyakarta
Salah satu gunungan yang akan diarak keliling kampung
Kata sambutan oleh Pak Lurah (yang pakai baju pink)
Persiapan sebelum keliling kampung
Warga yang mengikuti perarakan keliling kampung
Ramainya acara Merti Dusun Candiwinangun
Keliling Kampung Candiwinangun
Barisan Pasukan ala Keraton Yogyakarta
Warga keliling kampung Candiwinangun
Barisan Pasukan ala Keraton Yogyakarta
Persiapan sebelum Gunungan diserbu warga
Warga berebut Gunungan yang dianggap memiliki berkah
Salah satu Gunungan yang diserbu warga
Aksi para pemain Kuda Lumping
Salah satu pemain jathilan yang kesurupan saat sedang beraksi
Pemain gamelan
Pemain gamelan tradisional
Pemain jathilan perempuan
Aksi salah satu pemain jathilan perempuan

Saturday, October 24, 2015

Wisuda Pascasarjana MMUGM Oktober 2015

Hai hai... Apa kabar nih semuanya? Hehehe... Pada kesempatan kali ini, gue ingin memposting sesuatu yang agak serius. Sekali-sekali gapapa lah yah. Sesuai dengan judul di atas, gue ingin menceritakan pengalaman wisuda pascasarjana setelah gue menyelesaikan masa studi gue. Selama ini, gue kuliah di Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Kebanyakan orang mengira bahwa Universitas Gadjah Mada hanya ada di Yogyakarta, tetapi sebenarnya Universitas Gadjah Mada memiliki kampus di Jakarta khusus untuk beberapa program pascasarjana, salah satunya adalah Magister Manajemen. Letaknya berada di daerah Saharjo. Banyak hal yang sebenarnya ingin gue ceritakan, semoga ga pada bosen dan ga ada yang informasi yang terlewat yah...

Setelah lulus dari S1 Bina Nusantara jurusan IT, bokap gue menawarkan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan tentu saja kesempatan ini ga gue lewatkan begitu saja, walaupun harus hemat-hemat juga buat beli buku-buku aslinya. Walah, malah jadi curcol... (~.~!) Nah, untungnya biaya kuliah di MMUGM bisa dicicil per semester, jadi bayarnya 6 bulan sekali. Ini cukup meringankan. So, buat teman-teman yang mengidam-idamkan mendapatkan pendidikan tinggi, ga perlu khawatir, karena selain bayar kuliah bisa dicicil, banyak juga program beasiswa yang ditawarkan oleh departemen keuangan. Keinginan gue untuk kuliah di universitas negeri memang besar, walaupun dulu S1 gue di univesitas swasta. Nah, kebanyakan orang bertanya, lho kok dari jurusan IT malah "lompat" ke jurusan manajemen, apakah bisa? Korelasinya gimana tuh? Gue coba jelaskan yah. Hehehe...

Jadi gini, di Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (ke depannya gue singkat MMUGM yah), diberlakukan tes masuk TPA (tes potensi akademik) dan Bahasa Inggris serta surat keterangan sudah bekerja selama periode tertentu. Karena gue udah kerja part time mulai dari saat menyusun skripsi, maka tidak sulit bagi gue untuk meminta surat keterangan ini ke perusahaan tempat gue bekerja sebelumnya. Setelah dinyatakan lulus tes, semester pertama bukanlah langsung semester 1, melainkan harus masuk ke Pra-MBA dulu selama 1 semester. Pra-MBA ini bertujuan untuk mengenalkan ilmu ekonomi dan bisnis ke mahasiswa yang dulunya kuliah tidak di jurusan ekonomi. Gue memilih untuk kuliah di weekend, so gue masuk ke kelas Eksekutif B-24C. Kelas Eksekutif B merupakan kelas di weekend, yaitu hari Jumat jam 7 sampai jam 10 malam dan hari Sabtu dari jam 8 pagi hingga pukul 6 sore. Angka 24 menunjukkan gue angkatan ke-24, sedangkan hurup C menandakan gue masuk ke kelas paralel C.
Malam Pelepasan (with Mas Yogi)
Sedangkan alasan kenapa gue memilih jurusan manajemen cukup kompleks sebenarnya. Selain gue memiliki spesialisasi di IT, ke depannya gue pun ingin menjadi seorang generalis yang memahami berbagai bidang, dan tentu saja gue punya cita-cita menjadi bagian dari manajemen suatu perusahaan atau bahkan punya usaha sendiri. Hehehe... Nah, di manajemen itu kita belajar banyak hal sehingga ke depannya diharapkan jangkauan karir gue makin luas, koneksi makin banyak, dan ini bisa berguna jika gue udah siap untuk membuka usaha sendiri. Kira-kira seperti itulah gambarannya. Contohnya blog ini yang ke depannya bisa gue kembangkan ke arah konten, atau video, atau film pendek, atau bahkan video biografi gue sendiri. Hahaha... Next!

Berikut adalah mata kuliah yang gue pelajari selama kuliah di MMUGM:
Semester 1 (Agustus 2012 - Januari 2013):
- Financial Management (3 SKS)
- Marketing Management (3 SKS)
- Organizational Behavior (3 SKS)
- Business Law (2 SKS)

Semester 2 (Februari - Juli 2013):
- Operations Management (3 SKS)
- Business Ethics (3 SKS)
- Systems of Information Technology (3 SKS)
- Management Control Systems (3 SKS)

Semester 3 (September 2013 - Januari 2014):
- Strategic Management (3 SKS)
- Strategic Leadership (3 SKS)
- Corporate Strategy (3 SKS)
- General Business Environment (3 SKS)

Semester 4 (Februari - Juli 2014):
- Industry and Competitive Analysis (3 SKS)
- Business Research Methods (3 SKS)
- Business Communication (3 SKS)
- Thesis Workshop (1 SKS)

Semester 5 (Februari - Juli 2015):
- Thesis (3 SKS)

Sebenarnya terlalu banyak pengalaman yang gue dapatkan di kelas maupun di luar kelas, entah dari dosen, maupun teman-teman seperjuangan. Gue jadi tahu mengenai berbagai macam industri selain dunia IT karena teman-teman sekelas memiliki background pendidikan dan pengalaman yang bermacam-macam. Mungkin lain kali di postingan selanjutnya, gue bisa menceritakan pengalaman yang gue jalani bersama teman-teman. Mungkin lho yah, karena banyak banget hal yang gue dapatkan dan pelajari selama kuliah, entah itu pengalaman dari awal masuk kuliah, hingga gue selesai menyusun tesis. Untuk sementara, biarlah menjadi kenangan gue dan teman-teman dulu. Hehehe... Postingan kali ini langsung gue lompat ke proses wisuda Oktober kemarin aja yah,..
Malam Pelepasan (with Mas Yogi)
Setelah revisi tesis disetujui oleh dosen pembimbing, gue melengkapi persyaratan wisuda dan mendapatkan kesempatan wisuda pada bulan Oktober tahun ini. Di pascasarjana UGM, prosesi wisuda dibagi menjadi 2, yaitu malam pelepasan dan wisuda di pagi harinya. Pada bulan Oktober ini, malam pelepasan dilakukan pada hari Senin tanggal 19 Oktober malam dan wisuda dilakukan keesokan harinya tanggal 20 Oktober. Berarti gue menjalankan studi kurang lebih selama 3,5 tahun dihitung dari pra-MBA. Oke, gue ceritakan dulu mengenai malam pelepasannya yah...
Malam Pelepasan (with Mas Yogi)
Malam pelepasan diawali dengan ramah-tamah sekaligus makan malam di gedung MMUGM Jogja. Setelah itu, calon wisudawan dan hadirin dipersilakan masuk ke auditorium. Acara pertama di auditorium adalah menonton musik yang dimainkan oleh Java Band, kemudian dilanjutkan tari tradisional dari dearah Jogja, setelah itu laporan dari dekan fakultas, lalu pembagian kenang-kenangan bagi mahasiswa berprestasi, dan yang terakhir adalah acara foto bersama.
Malam Pelepasan (with Mas Yogi)
Keesokan paginya proses wisuda dimulai pukul 7 pagi di Graha Shaba UGM yang terletak di UGM Pusat. Lokasinya berbeda dari acara malam pelepasan, tetapi letaknya saling berdekatan. Acara dimulai dengan perarakan wisudawan ke dalam gedung. Pukul 8 pagi, prosesi wisuda dimulai. Jumlah mahasiswa yang diwisuda sebanyak 1400-an orang untuk S2 dan 91 orang untuk S3. Di dalam proses ini dibagikan juga ijazah asli. Dan prosesi wisuda pada hari itu berjalan dengan lancar.

Akhirnya gue sah menyandang gelar Master of Business Administration (MBA) dengan konsentrasi Strategic Management dan semoga ke depannya kita semua menjadi pribadi yang lebih baik demi meraih cita-cita setinggi langit! Tetap semangat!
Paulus Derry Christian, S.Kom, M.B.A. with his Angel
Gue ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, kedua orang tua, keluarga, teman-teman, dan semua orang yang telah mendukung gue hingga akhirnya gue bisa diwisuda.

Terima kasih sudah membaca postingan kali ini dan selamat menikmati postingan selanjutnya yang bertemakan travelling lagi! Udah lama kan gue ga posting tentang destinasi travelling. Yuhuuu~!! Sampai jumpa di postingan selanjutnya!
\(^0^)/

Museum Kereta Api, Ambarawa

Hai hai... Masih melanjutkan postingan sebelumnya, kali ini gue ingin menceritakan destinasi wisata menarik lainnya di Ambarawa. Tempat ini begitu memanjakan para pecinta kereta api, apalagi kalau bukan Museum Kereta Api Ambarawa. Sebenarnya gue pribadi pun termasuk salah satu pecinta kereta api, sampai-sampai gue main game "Train Station" di ponsel gue, dan ini satu-satunya game yang gue mainkan sampai sekarang. Apa saja sih yang menarik di museum ini sampai-sampai wajib dikunjungi? So, cekidot yah!
Lokomotif Uap B2503
Tidak jauh dari Goa Maria Kerep, hanya sekitar 500 meter saja, ada sebuah museum, yaitu Museum Kereta Api yang letaknya pun berada di Ambarawa. Bagi para pecinta kereta api dan yang suka dengan suasana retro tempoe doeloe, gue sangat merekomendasikan tempat ini.
Lokomotif Uap B2502
Dengan membayar tiket 10 ribu rupiah untuk orang dewasa, kamu bisa memasuki museum ini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi lokomotif uap, lokomotif diesel jadoel, gerbong kayu, gerbong tangki, dan lain sebagainya. Kereta api di sini kondisinya cukup terawat karena saat gue datang, ada mekanik yang sedang memperbaiki salah satu lokomotif uap di sana. Sayangnya, kalau kamu ke sini menggunakan mobil, akan cukup kesulitan mencari lahan parkir. Hal inilah yang menyebabkan gue ga bisa berkeliling lama-lama di tempat ini.
Lokomotif Uap B5112
Di museum kereta api ini, koleksi lokomotif yang dimiliki cukup banyak dan beragam. Kamu bisa mencoba menaiki lokomotifnya tetapi lokomotif tersebut tidak bisa dijalankan. Buat kamu yang gemar berfoto dengan tema suasana jadul, tempat ini gue rekomendasikan banget karena suasananya sangat mendukung. Sebenarnya museum ini tidak terlalu luas, tetapi karena koleksinya yang berupa kereta api yang tentunya memiliki rangkaian, maka lumayan memakan tenaga juga untuk berjalan dari pintu masuk dan keliling di dalam museum ini. Selain kereta api, di museum ini pun terdapat sumbu putar lokomotif, bisa untuk gerbong juga sih. Sumbu putar ini digunakan untuk memutar posisi kereta api 180 derajat. Tidak banyak yang bisa gue ceritakan dari tempat ini. Tetapi jangan kecewa, karena gue akan memposting buanyak foto mengenai tempat ini. Tentunya dengan melihat foto-foto akan lebih menarik. Hehehe...
Sumbu Putar Lokomotif
Sekitar pukul setengah 10 pagi, gue pun kembali ke homestay. Perjalanan pulang dari Ambarawa menuju ke Jogja melalui Magelang memakan waktu kurang lebih 2,5 jam juga dengan kondisi lalu lintas yang sangat lancar.
Tampak Dalam Gerbong Jadoel, duduknya masih menyamping
Demikianlah cerita gue saat keliling-keliling di Ambarawa. Semoga bisa menjadi bahan pertimbangan kamu jika mengunjungi kota kecil ini. Terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa di postingan-postingan gue selanjutnya! \(^0^)/
Gerbong GW152013
Lokomotif Uap B2014
Tampak Depan Lokomotif Diesel D30124
Tampak Belakang Lokomotif Diesel D30124
Lokomotif Uap B2220
Lokomotif Uap B5210
Lokomotif Uap B2711
Lokomotif Uap BB1012
Lokomotif Uap C1140
Lokomotif Uap C1507
Lokomotif Uap C1603
Lokomotif Uap C1704
Lokomotif Uap C2001
Lokomotif Uap C1801
Gerbong Hijau
Lokomotif Uap C5101
Lokomotif Uap C1240
Gerbong Tangki
Lokomotif Uap C2728
Lokomotif Uap C2407
Lokomotif Uap C2821
Lokomotif Uap CC5029
Lokomotif Uap D5106
Gerbong Jadoel
Lokomotif Uap C2407
Suasana Museum Kereta Api Ambarawa
Rangkaian Kereta Api dengan Lokomotif Diesel D30023