Pada hari Minggu tanggal 23 April 2017 umat lingkungan Don Bosco wilayah Santa Emerensia mengadakan rekreasi ke Situ Patenggang, Bandung. Rekreasi kali ini terbuka untuk semua umur dan ternyata antusias umat lingkungan Don Bosco begitu besar, padahal rekreasi ini dilakukan saat libur yang cukup panjang. Antusias ini dibuktikan dengan banyaknya peserta yang mengikuti rekreasi ini, yaitu lebih dari 60 orang dengan menggunakan 1 bus besar berkapasitas sekitar 50 orang dan 1 bus berukuran sedang berkapasitas sekitar 25 orang.
|
Situ Patenggang (1) |
Sekitar pukul 05.30 pagi, rombongan sudah berkumpul di tempat yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan doa keberangkatan yang dipimpin oleh Bapak Paulus. Setelah berdoa, rombongan pun berangkat ke Situ Patenggang, Bandung. Untuk mempersingkat waktu, rombongan menuju ke Situ Patenggang dengan melewati jalan tol. Karena macet, perjalanan dari Jakarta ke Situ Patenggang memakan waktu kurang lebih 8 jam. Waktu yang cukup lama untuk sebuah perjalanan dari Jakarta menuju ke Bandung menggunakan kendaraan roda 4.
|
Makan siang bersama |
Sesampainya di Situ Patenggang, kami disambut pemandangan hamparan danau yang cukup luas. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama diawali dengan doa makan oleh Pak Paulus. Setelah itu, rombongan bermain games bersama yang dipimpin oleh Ibu Angel. Selesai bermain games, rombongan diberi waktu kurang lebih 1,5 jam untuk beraktivitas masing-masing di kawasan Situ Patenggang.
|
Ibu Angel |
Sedikit fakta menarik mengenai Situ Patenggang, Situ Patenggang atau Situ Patengan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan objek wisata alam Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, danau ini memiliki pemandangan yang eksotik. Situ Patenggang juga memiliki pemandangan alam yang asri karena di sekitarnya terdapat hamparan kebun teh. Luas Situ Patenggang sekitar 45.000 hektar, serta total luas cagar alamnya mencapai 123.077,15 hektar.
|
Ketua lingkungan Don Bosco |
Berdasarkan informasi, Situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda,
pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar bersama alam, yaitu ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lamanya. Karena cintanya yang begitu mendalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu Cinta". Dewi Rengganis pun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara / Pulau Sasakan). Mitos yang beredar berdasarkan cerita ini, orang yang singgah di Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara akan senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka.
No comments:
Post a Comment