Hai manteman semua... Di bulan Agustus ini kebetulan gue banyak kegiatan yang berbau rohani. Bukannya mau pamer, tapi begitulah kenyataannya. Hehehe... Nah, setelah postingan sebelumnya berisi tentang ziarah 9 Gereja yang gue lakukan di bulan Agustus ini, maka pada postingan kali ini gue ingin menceritakan mengenai acara Connecting OMK KAJ yang diadakan di Wisma Graha Ragunan tanggal 20-21 Agustus 2016. Gue jamin postingan kali ini ga kalah menarik dengan postingan sebelumnya. Hal ini didukung dengan pemilihan bahasa yang lebih friendly, gaul, dan ga terlalu formal. Oke deh, daripada kebanyakan basa-basi, gue berikan dulu yah pengantar singkat mengenai kegiatan ini dan makna singkatan yang digunakan pada postingan kali ini.
Connecting OMK KAJ 2016
Seperti yang sudah gue singgung sebelumnya bahwa postingan kali ini pun bersifat religius. Hehehe... So, bagi yang belum tahu, gue akan menjelaskan singkatan dari OMK yah! Sebenarnya apa sih OMK itu? OMK merupakan singkatan dari Orang Muda Katolik. Anggota OMK adalah semua anak muda yang berusia antara 13 sampai dengan 35 tahun dan belum pernah menikah, tetapi dalam acara Connecting kali ini usia yang boleh ikut dibatasi antara 21 sampai dengan 35 tahun. Acara OMK kali ini lingkupnya lebih umum, yaitu semua OMK yang berdomisili di dalam wilayah KAJ. Nah, KAJ tuh apaan lagi sih? KAJ merupakan singkatan dari Keuskupan Agung Jakarta. Keuskupan Agung Jakarta merupakan sebuah keuskupan yang menaungi Gereja-Gereja Katolik yang berada di dalam wilayah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Oke, gue lanjutan dengan inti ceritanya yah! Hehehe...
Name tag Connecting
Hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2016 sekitar pukul 7 pagi, gue berangkat bersama teman gue menuju ke Wisma Graha Ragunan. Kurang lebih pukul setengah 8 lewat, kami tiba dan langsung melakukan daftar ulang. Setelah semua peserta berkumpul, acara pun dimulai sekitar pukul setengah 10. Sebelumnya gue mohon maaf kalau gue ngga bisa menceritakan secara detail karena di setiap jeda acara biasanya diselingi dengan bernyanyi bersama dan fun games. So, gue akan menceritakan secara garis besarnya saja yah! Hehehe...
New friends! \(^0^)/
Sesi pertama adalah seminar yang dibawakan oleh Ko Dikdik yang membahas mengenai jatidiri dan rambu-rambu dalam mencari pasangan yang seiman. Sesi ini berjalan kurang lebih selama 1,5 jam dan dilanjutkan dengan sesi yang kedua. Dan menurut gue, sesi kedua inilah yang paling seru dalam acara Connecting kali ini!
Hukuman yang diberikan dalam fun games
Sebelum memasuki sesi kedua, kami dibagi ke dalam 7 kelompok yang masing-masing berisi antara 9 sampai 10 orang dan gue masuk ke kelompok 1. Di sesi kedua ini setiap kelompok akan diberikan misi yang sama. Setiap orang diberi uang 25 ribu rupiah untuk makan siang dan kami ditugaskan untuk mencari 3 orang di dalam Kebun Binatang Ragunan. Kebayang ga sih disuruh nyari 3 orang di kebun binatang yang luasnya nauzubilahminzalik! Hahaha... Orang pertama memiliki ciri-ciri memakai baju berwarna ungu dan mengenakan switer merah muda (pink). Orang kedua memiliki ciri-ciri memakai kaos kuning dan menggunakan kacamata hitam. Sedangkan orang yang ketiga, eh ga enak yah kalo disebut sebagai orang ketiga. Hahaha... Mending diganti jadi orang yang terakhir ajah yah! Hahaha... Orang yang terakhir menggunakan baju bertuliskan "Bali" dan membawa switer kotak-kotak. Apabila kita menemukan salah satu dari ketiga orang tersebut di dalam Ragunan, maka kita harus menyanyikan sebuah password yang sudah disepakati sambil joget ala-ala alay. Bunyi passwordnya seperti ini nih, "gue kece, gue kece, dari lahir emang udah kece!" Mateng ga luh disuruh yel-yel kayak gitu? Iya kalo orang yang kita temuin bener. Nah kalo salah?!
Team member group 1 \(^0^)/
Setelah semua kelompok memahami tugas yang diberikan, kami langsung berjalan kaki menuju ke kebun binatang Ragunan. Tetapi sebelum memasuki kebun binatang, kelompok kami memutuskan untuk makan siang di sebuah warung Padang yang tidak jauh dari pintu masuk. Selesai makan siang, kami menuju ke pintu masuk Utara 2. Di sana sudah ada panitia yang bayarin kita masuk, asik kan? Hahaha...
Cheers! v(^0^)v
Begitu masuk, kami mencari pusat informasi untuk mendapatkan peta kebun binatang Ragunan. Setelah mendapatkan peta di tangan, kami bergegas menjalankan misi dengan mencari ketiga orang tersebut. Kami membagi anggota kelompok kami ke dalam 3 tim kecil yang masing-masing beranggotakan 3 orang untuk mencari ke arah yang berbeda. Sudah sekitar 45 menit lebih kami mencari tetapi hasilnya nihil, tetapi kami tahu, kami tak boleh menyerah!
Senyum sumringah kelompok 1 \(^0^)/
Kami berjalan menuju ke kandang singa dan di perjalanan gue melihat orang dengan ciri-ciri seperti orang yang nomor 3. Karena sudah lelah mencari, kami nothing to loose ajah langsung nyanyiin passwordnya. Yah kalau sampe salah orang paling malu ajah sih, terus minta maaf ajah dhe! Hehehe... Dan ternyata setelah kami menyanyikan passwordnya, BINGO! Ternyata benar! Dia adalah salah satu orang yang dimaksud dalam misi pencarian kami. Kami diberikan tugas olehnya untuk foto membentuk hati di depan kandang harimau putih. So, kami langsung bergegas ke kandang harimau putih dan ternyata kandang harimau putih jaraknya lumayan jauh dari lokasi kami bertemu dengan sang pemberi tugas. Hehehe... Sesampainya di kandang harimau putih, kami berfoto selfie bersama!
Kelompok 1 bersama salah 1 target \(^0^)/
Satu misi telah selesai, kami melanjutkan perjalanan untuk menemukan orang-orang lainnya yang ada di dalam misi kami. Namun sayang sekali, waktu yang diberikan sudah habis dan kami semua harus berkumpul di pusat primata.
Pose bentuk hati di kandang harimau putih. Btw, harimaunya mana yah?!
Setelah semua peserta berkumpul, kami diberikan misi berikutnya, yaitu menjawab 25 pertanyaan yang jawabannya ada di kebun binatang Ragunan. Kami berkeliling bersama sambil mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Singkat cerita, pukul setengah 5 kurang seluruh pertanyaan telah terjawab dan kami kembali ke Wisma Graha Ragunan. Rasa lelah pun mendera karena berjam-jam kami berjalan kaki berkeliling di dalam kebun binatang Ragunan. Setelah itu kami diberikan waktu untuk makan cemilan dan mandi sore.
25 pertanyaan yang jawabannya ada di dalam Ragunan
Pukul 6 sore sesi selanjutnya dimulai. Sesi kali ini dipimpin oleh Romo Erwin dengan tema pernikahan seiman. Kami dijelaskan mengenai pentingnya menikah dengan pasangan seiman. Namun gue ga akan menceritakan sesi ini lebih jauh karena menurut gue hal ini sedikit mengandung unsur agama dan bisa menjadi sensitif bagi beberapa orang. Hehehe... Acara selanjutnya adalah makan malam, tapi makan malam kali ini dilakukan dengan cara yang cukup unik. Pengen tahu seperti apa keunikannya? Hehehe...
Karena harimau putihnya ngga keliatan, mangkanya foto di depan papannya ajah
Setiap peserta laki-laki dan perempuan mengambil nomor secara acak dan bagi yang nomornya sama akan dipasangkan saat makan malam dan jadilah flash date dinner! Jangan bingung sama istilah ini yah teman-teman karena ini cuman istilah ngasal gue ajah, alias kaga ada meaningnya. Hahaha... So, saat makan malam kali ini, kita didorong untuk berkenalan dengan lawan jenis lebih jauh. Mohon maaf, gue ga bisa menceritakannya secara detail karena menurut gue ini adalah hal yang cukup privacy. Hahaha! Selesai makan malam, kami menuju ke aula untuk acara selanjutnya yang tak kalah seru!
Dinner berpasangan secara random. Hahaha...
Acara selanjutnya ini boleh dibilang sangat seru karena fun games yang diadakan benar-benar meningkatkan interaksi kita dengan lawan jenis, seperti menari bersama dan lain-lain. Singkat cerita, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan kami kembali ke kamar kami masing-masing karena besok pagi kami akan memulai misa pagi pada pukul 7.
Pose hati raksasa! Hahaha...
Hari Minggu tanggal 21 Agustus 2016 pukul 7 lewat misa pagi pun dimulai, kemudian dilanjutkan dengan sarapan. Sarapan kali ini pun berpasang-pasangan, tetapi nomor undiannya berada di bawah piring! Astagaaa~!! Skip!
Antrian sarapan yang mengular panjang
Selesai sarapan, acara dilanjutkan dengan fun games. Setiap fun games memang punya keseruan tersendiri terutama saat kami diperkenalkan dengan senam otak. Dalam kesempatan ini, diumumkan juga king dan queen dari acara ini. Sayangnya gue ngga terpilih sebagai king. Huhuhu... By the way, selamat kepada para pemenang yah! Setelah itu, kami berfoto bersama.
Queen of Connecting. Congrats! \(^0^)/
Kami harus kembali ke kamar masing-masing untuk membereskan barang-barang karena kami harus checkout. Acara yang terakhir adalah makan siang bersama dan berakhirlah acara Connecting kali ini.
Gue sangat senang dan puas dengan acara ini. Sebelum-sebelumnya gue memang pernah ikut retret KAJ, tetapi baru kali ini bisa ikutan lagi karena selama ini infonya tidak pernah sampai ke gue. Rencananya acara Connecting versi 2 akan diadakan menjelang akhir tahun ini dan gue benar-benar berharap bisa mengikuti lagi acara seperti ini. Terima kasih kepada teman-teman semua dan gue senang sekali bisa mendapatkan banyak sekali teman-teman baru! Sampai bertemu di kesempatan selanjutnya!
Demikianlah keseruan cerita gue saat mengikuti acara Connecting OMK KAJ. Terima kasih sudah membaca. Gue sertakan juga video singkat mengenai acara ini yah! Enjoy~!! \(^0^)/
Hai hai... Apa kabar semuanya? Tak terasa seminggu lagi kita akan merayakan HUT kemerdekaan negara Indonesia yang ke-71. Kita sebagai generasi muda tentu pernah mendengar slogan yang bunyinya "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya". Nah, daripada bingung pas libur HUT RI mau kemana, gue punya rekomendasi salah satu tempat bersejarah di Jakarta nih. Cekidot yah guys!
Monumen Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya
Pada tanggal 7 Agustus 2016 yang lalu, untuk pertama kalinya gue pergi ke Monumen Pancasila Sakti yang terletak di Lubang Buaya. Dengan biaya tiket masuk hanya 5 ribu rupiah per orang dan gratis untuk kendaraan, maka tempat bersejarah ini wajib banget kamu kunjungi, apalagi bagi para pencinta sejarah perjuangan para pahlawan di masa lalu. Eits, tapi bukan masa lalumu bareng mantan lho yah! Hehehe... Ada apa ajah sih di sana? Yuk, cekidot!
Sumur Lubang Buaya
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, yaitu Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Monumen Pahlawan Revolusi
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
- Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani
- Mayjen TNI R.Suprapto
- Mayjen TNI M.T. Haryono
- Mayjen TNI Siswondo Parman
- Brigjen TNI DI Panjaitan
- Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Salah satu koleksi mobil jeep Monumen Pancasila Sakti
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target tetapi dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan A.H. Nasution yang bernama Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Salah satu koleksi mobil sedan Monumen Pancasila Sakti
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S-PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi. Di kawasan ini terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 cm.
Koleksi kendaraan Monumen Pancasila Sakti
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 hektar dan terdiri dari beberapa tempat yang bersejarah seperti:
- Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)
- Sumur Maut
- Rumah Penyiksaan. Rumah penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia. Mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh. Di tempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 Pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya pemberontakan PKI. Dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal sebagai SD dan dialihfungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.
- Pos Komando
- Dapur Umum
- Museum Paseban
Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)
Demikianlah cerita singkat gue mengunjungi Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Semoga dapat menambah wawasan kita akan sejarah masa lalu para pahlawan. Mari kita isi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif! Terima kasih sudah membaca. Merdeka~!! \(^0^)/
Diorama penyiksaan Pahlawan Revolusi (1)
Diorama penyiksaan Pahlawan Revolusi (2)
Diorama penyiksaan Pahlawan Revolusi (3)
Diorama penyiksaan Pahlawan Revolusi (4)
Museum Paseban di Monumen Pancasila Sakti
Rombongan lingkungan
Bapak-bapak bergaya ala-ala Pahlawan Revolusi
My Lovely Mom and Dad! \(^0^)/
Bonus: Generasi muda Pahlawan Revolusi masa kini! v(=^.^=)v
Sekedar mengingatkan kembali bahwa di Tahun Kerahiman Allah ini, setiap umat Katolik dihimbau untuk mengunjungi 9 Gereja. Pada hari Minggu tanggal 7 Agustus 2016 umat lingkungan Don Bosco wilayah Santa Emerensia kembali mengadakan ziarah ke 3 paroki sesuai dengan rekomendasi KAJ, yaitu Paroki Santa Klara di Bekasi, Paroki Ibu Teresa di Cikarang, dan Paroki Bukit Kalvari di Lubang Buaya.
Umat lingkungan Don Bosco yang mengikuti ziarah
Seperti sebelumnya, ziarah kali ini terbuka untuk semua umur dan antusiasme umat lingkungan Don Bosco ternyata masih besar, bahkan tak hanya umat dari lingkungan Don Bosco saja, pada ziarah kali ini ada umat dari lingkungan lain yang ikut bergabung. Ziarah ini menggunakan 10 kendaraan berjenis MPV dan SUV.
Sekitar pukul 08.00 pagi, rombongan kembali berkumpul di lapangan parkir SMPN 140 Jakarta, lalu dilanjutkan dengan doa keberangkatan yang dipimpin oleh Bapak Paulus. Setelah berdoa, rombongan pun berangkat ke Paroki Santa Klara Bekasi. Untuk mempersingkat waktu, rombongan menuju ke paroki ini dengan melewati jalan tol karena jarak Paroki Santa Klara cukup jauh dari Sunter.
Doa keberangkatan yang dipimpin oleh Bapak Paulus
Sesampainya di Paroki Santa Klara kami disambut oleh pengurus yang berada di sana dan menjelaskan secara singkat mengapa Paroki Santa Klara termasuk ke dalam paroki yang sedang berjuang. Gereja Santa Klara ini kondisinya cukup memprihatinkan. Luas bangunannya hanya seluas 3 ruko saja dan hanya mampu menampung umat dengan jumlah yang sedikit. Tak hanya itu, Gereja Santa Klara ini diapit oleh gereja-gereja tetangga. Jadi, dalam satu deret ruko terdapat 5 tempat ibadah yang semuanya berupa gereja. Pantas saja Paroki ini tidak dimasukkan ke dalam rekomendasi kunjungan oleh KAJ karena memang situasinya masih belum benar-benar kondusif.
Gereja Santa Klara yang masih berupa ruko
Di Gereja Santa Klara rombongan berdoa bersama sesuai dengan ketentuan yang ada di buku panduan Kerahiman Allah yang dipimpin oleh Bapak Paulus. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama lalu menuju ke tujuan selanjutnya, yaitu Paroki Ibu Teresa di Cikarang.
Pengurus Gereja Santa Klara
Paroki Ibu Teresa lokasinya lebih jauh lagi dari Jakarta. Untuk menuju ke sana, kita bisa menggunakan tol Jakarta-Cikampek, lalu keluar di pintu tol Cikarang. Begitu sampai di sana, rombongan dibuat terkesima karena dilihat dari suasananya, terlihat sekali Paroki Ibu Teresa sedang berjuang. Lokasinya berada di dalam bangunan sekolah. Lahan yang disediakan untuk pembangunan gereja berada di sebelah bangunan sekolah tersebut dengan luas sekitar 5.600 meter persegi. Sayangnya, selama masih terkendala perizinan pembangunan gereja, lahan ini hanya dimanfaatkan sebagai tempat parkir saja. Gerejanya pun masih meminjam lapangan indoor sekolah, masih beratapkan tenda, dan kursinya masih menggunakan bangku plastik (seperti bangku bakso).
Pengurus Gereja Ibu Teresa
Kemudian kami disambut salah satu umat yang juga pengurus paroki. Menurutnya, kendala terbesar belum bisanya dibangun sebuah gereja di sana adalah kendala soal perizinan dan sertifikat tanah. Beliau menceritakan bahwa sebenarnya beberapa waktu lalu, izin sudah diberikan oleh kepala pemerintahan setempat, akan tetapi karena rumitnya birokrasi maka pengurusan izin pun bahkan sampai ke kesatuan keamanan setempat. Setelah mendengarkan penjelasan ini, rombongan pun berdoa bersama yang dipimpin oleh Bapak Paulus. Selesai berdoa, rombongan meminta izin kepada petugas gereja untuk menggelar makan siang bersama. Makanan yang ada sudah disiapkan bersama-sama oleh umat lingkungan Don Bosco secara swadaya. Selesai makan bersama, rombongan berangkat menuju tujuan terakhir, yaitu Paroki Bukit Kalvari.
Makan siang bersama
Rombongan sampai di Gereja Bukit Kalvari sekitar jam 3 sore dan di gereja ini akan ada misa pukul 17.00. Begitu tiba, kami disambut oleh pengurus yang berada di sana dan beliau menjelaskan secara singkat mengapa Paroki Kalvari termasuk ke dalam paroki yang sedang berjuang. Saat masuk ke dalam bangunan gereja, terdapat gapura kecil yang bertemakan Tahun Kerahiman Allah. Berdasarkan penjelasan pengurus gereja, gapura ini merupakan hasil dari ide salah satu pastor yang bertugas di sana. Ini merupakan hal yang unik, karena dari sekian banyak gereja yang saya kunjungi, baru kali ini saya menemukan dekorasi sederhana di dalam bangunan gereja yang bertemakan Tahun Kerahiman Allah. Doa bersama kembali dipimpin oleh Bapak Paulus. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama. Di samping gereja, terdapat sebuah taman kecil yang bertemakan Bukit Kalvari dan ternyata taman ini terhubung dengan Goa Maria yang terletak di belakang bangunan gereja. Walaupun kecil, tetapi taman ini cukup teduh dan di tengah-tengah taman terdapat saung yang boleh digunakan untuk bersantai sejenak.
Pengurus Gereja Bukit Kalvari
Karena umat Gereja Bukit Kalvari yang akan misa sudah berdatangan, maka rombongan memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, rombongan menyempatkan diri untuk mampir ke Monumen Pancasila Sakti yang tidak jauh dari sana. Semoga kegiatan ziarah ini dapat mengakrabkan seluruh umat di lingkungan Don Bosco.
Kondisi lapangan parkir di Gereja Santa Klara
Goa Maria Gereja Ibu Teresa
Bangunan Gereja Ibu Teresa yang masih menumpang dengan bangunan sekolah
Serah terima kolekte dengan pengurus Gereja Santa Klara