Sunday, May 29, 2016

Fridayous di The Wave, Pondok Indah Mall, Jakarta

Hai hai... Setelah gue posting cukup banyak kegiatan yang berbau religius, sekarang gue akan kembali memposting mengenai salah satu tujuan piknik seru di Jakarta. Postingan kali ini sifatnya ringan saja. Hehehe... Oh iya, weekend nanti kalian berencana kemana? Pengen piknik tapi ga bisa jauh-jauh karena ngga ada tanggal merah? Nah! Pas banget kalian baca postingan ini. Hehehe... Kali ini gue akan bercerita mengenai pengalaman gue pertama kali ke The Wave, Pondok Indah Mall, Jakarta. Penasaran kan The Wave itu sebenernya tempat apaan sih? Seru ga? Terus Fridayous itu apa? Kok ada di judul? Nah! Daripada penasaran, yuk disimak cerita gue! Pertama-tama gue akan menjelaskan mengenai apa itu Fridayous dulu yah!
The Wave, Pondok Indah Mall, Jakarta
Fridayous adalah sebuah istilah yang sangat dinantikan oleh semua karyawan di kantor tempat gue bekerja. Kenapa? Karena Fridayous merupakan hari Jumat di minggu terakhir setiap bulannya dan semua karyawan diizinkan meninggalkan kantor pukul 2 siang jika semua pekerjaan sudah selesai. Mantap kan? Tanggal 25 gajian, hari Jumatnya pulang cepet! Godaan buat refreshing pun semakin besar! Hahaha... Lanjuuuttt~!!
Ruang ganti, shower room, toilet, dan locker room
So, Fridayous kali ini, tanggal 27 Mei 2016, gue pergi ke The Wave, Pondok Indah Mall, Jakarta bersama 3 orang teman kantor yang semuanya adalah lelaki tulen. Jadi jangan mikir yang aneh-aneh yah! Hehehe... Awalnya kami memilih The Wave karena melihat diskon di salah satu situs e-commerce. Saat itu, kami ingin membeli 10 tiket, tetapi sayang, diskon yang tersedia tidak sampai 10 dan kami akhirnya membeli tiket on-the-spot. Tentu saja tiket on-the-spot dikenakan harga normal dan ini yang membuat kami pergi hanya berempat saja dari yang tadinya ada 10 orang. Dirasa sudah kepalang tanggung dan gue penasaran banget The Wave kayak apa karena gue belum pernah ke sana, akhirnya kami tetap memutuskan untuk pergi ke sana.
Olympic Pool
Sekitar pukul setengah 3 sore, kami meninggalkan kantor menuju ke lokasi yang dimaksud. Tetapi sebelumnya kami menyempatkan diri mampir ke sebuah toko swalayan untuk membeli sabun cair karena sabun cair di rumah sudah habis. Halah, ga penting! Hahaha... Setelah membayar di kasir, kami melanjutkan perjalanan ke The Wave.
Kolam ombak yang aktif sekitar setengah jam sekali
Setelah sekitar satu jam lamanya perjalanan, akhirnya kami tiba di lokasi. Cuaca hari itu cerah berawan sehingga sangat mendukung aktivitas kami. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu lagi, kami langsung membeli tiket, berganti pakaian, dan memesan loker untuk menyimpan barang-barang yang kami bawa. Setelah semuanya siap, kami langsung bergegas untuk nyebur. Byuuurrr~!!
Aqua Play untuk anak-anak
Di The Wave ini ada beberapa wahana air yang dapat kita gunakan, seperti kolam ombak, kolam arus yang berukuran tidak terlalu besar, tube slide, whizzard slide, aqua play untuk anak-anak, dan olympic pool. Untungnya saat kami datang ke sana, pengunjungnya tidak ramai sehingga kami bisa bermain air sampai puas! Sangat menyenangkan sekali ketika kita bersama teman-teman bisa menyempatkan waktu untuk piknik, sekedar melepas penat. Hehehe...
Tube Slide
Singkat cerita, sekitar pukul 6 sore kami menyudahi acara renang kami dan kami menuju ke shower room untuk bilas lalu berganti pakaian. Setelah semuanya beres, kami menuju ke Pondok Indah Mall untuk makan malam di foodcourt. Setelah puas mencoba berbagai makanan yang ada, kami memutuskan untuk pulang menggunakan busway.
Whizzard Slide
Menurut gue pribadi, The Wave sangatlah cocok bagi kita yang memiliki kesibukan yang padat untuk sekedar melepas penat. Lokasinya yang strategis dan sangat mudah dijangkau menggunakan busway merupakan salah satu kelebihan tempat ini. Namun menurut gue pribadi, dibandingkan dengan Waterboom Pantai Indah Kapuk, The Wave memiliki wahana yang lebih sedikit. Hal ini membuat gue merasa cukup sekali saja ke The Wave karena akan cepat bosan. Tetapi ada yang menarik, bagi kalian yang suka sama bule atau pengen lihat bule ganteng dan wanita-wanita cantik, tempat ini sangat gue rekomendasikan, bikin mata segar selalu! Hahaha... Mungkin sekali-sekali kalian bisa mempertimbangkan The Wave sebagai tempat untuk melepas penat sesaat. Jangan sampai lupa bawa handuk yah! Karena kemarin 2 orang teman gue kelupaan bawa handuk.

Inilah cerita singkat gue di weekend kemarin. Akhir kata, thanks for reading! Enjoy~!! \(^0^)/

OMK Gathering Paroki Santo Lukas Sunter di Gunung Pancar Sentul Tanggal 21-22 Mei 2016

Hai manteman semua... Di bulan Mei ini kebetulan gue lagi banyak kegiatan yang berbau rohani. Bukannya mau pamer, tapi begitulah kenyataannya. Hehehe... Nah, setelah 2 postingan sebelumnya berisi tentang ziarah 9 Gereja yang gue lakukan di bulan Mei ini, maka postingan kali ini gue ingin menceritakan mengenai OMK Gathering yang diadakan di Gunung Pancar, Sentul tanggal 21-22 Mei 2016. Gue jamin postingan kali ini ga kalah menarik dengan postingan sebelumnya. Hal ini didukung dengan pemilihan bahasa yang lebih friendly, gaul, dan ga terlalu formal, berbeda dengan 2 postingan sebelumnya yang ditulis secara formal. Oke deh, daripada kebanyakan basa-basi, gue berikan dulu yah pengantar singkat mengenai kegiatan ini dan makna singkatan yang digunakan di postingan kali ini.
Peserta OMK Gathering Paroki Santo Lukas Sunter di Gunung Pancar
Seperti yang sudah gue singgung sebelumnya bahwa postingan kali ini pun bersifat religius. Hehehe... So, kita mulai dari singkatan OMK ya! Sebenarnya apa sih OMK itu? OMK merupakan singkatan dari Orang Muda Katolik. Anggota OMK adalah semua anak muda yang berusia antara 13 sampai dengan 35 tahun dan belum pernah menikah. So, pada postingan kali ini, OMK yang dimaksud lebih spesifik, yaitu OMK Paroki Santo Lukas Sunter, artinya adalah semua Orang Muda Katolik yang berdomisili di dalam wilayah Paroki Santo Lukas Sunter. Oke, gue lanjutkan dengan inti ceritanya yah! Hehehe...
Desain name tag yang digunakan
Hari Sabtu tanggal 21 Mei 2016 sekitar pukul 7 pagi, para peserta yang mengikuti OMK Gathering kali ini berkumpul di Gereja Santo Lukas Sunter. Suasana pagi itu cukup ramai karena jumlah peserta yang mengikuti OMK Gathering kali ini berjumlah sekitar 50-an orang. Yah walaupun sebenarnya masih di bawah target karena yang ditargetkan untuk ikut berjumlah 100 orang, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat kami. Oke, setelah semua peserta berkumpul, panitia mengabsen peserta sambil membagikan kaos dengan ukuran yang diminta peserta saat pendaftaran dan dilanjutkan dengan pembagian tempat duduk di bus. Kendaraan yang kami gunakan untuk menuju ke Gunung Pancar berupa mikro bus (bus dengan ukuran sebesar Kopaja AC) sebanyak 3 bus. Karena peserta yang ikut hanya 50-an orang, so tempat duduk di dalam bus masih banyak yang kosong. Sebelum berangkat, tak lupa kami berdoa, lalu kami menuju ke bus kami masing-masing dan sekitar pukul 8 pagi, kami berangkat ke Gunung Pancar Sentul. Untungnya pagi itu jalanan menuju ke Gunung Pancar termasuk lancar walaupun sudah memasuki masa weekend sehingga kami hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke sana. Sebelum gue bercerita mengenai kegiatan kami di sana, gue akan ceritakan sedikit gambaran mengenai Gunung Pancar bagi teman-teman yang belum pernah ke sana dan ingin menjadikan Gunung Pancar sebagai salah satu destinasi untuk mengisi liburan. Hehehe...
Jembatan buatan di hutan pinus Gunung Pancar Sentul
Gunung Pancar berada di daerah Sentul dan termasuk ke dalam wilayah Bogor. Walaupun namanya Gunung Pancar, sebenarnya di daerah ini tidak ada gunungnya sama sekali, yang ada hanya perbukitan. So, jangan tertipu sama namanya yah! Hehehe... Lanjuuuttt! Rute untuk sampai ke Gunung Pancar adalah dari tol Jagorawi. Jika dari arah Jakarta menuju Bogor, maka exit tol yang diambil adalah exit Sentul yang langsung menuju ke Mall Sentul City. Serelah itu, kita akan melewati jalan boulevard yang cukup lebar lalu berbelok ke arah Gunung Pancar. Jalan untuk menuju ke Gunung Pancar cukup sempit, inilah alasan mengapa kami menggunakan mikro bus yang berukutan lebih kecil daripada bus biasa pada umumnya. Saat melewati wilayah Gunung Pancar, kita akan disambut pemandangan yang amat sangat berbeda dengan pemandangan yang biasa kita temui di kota besar. Pemandangan di Gunung Pancar berupa hutan pinus yang pastinya akan menyegarkan pikiran siapapun yang datang ke sana. Hutan pinus di sini begitu hijau, rimbun, dan alami. Di lokasi yang kami datangi ini terdapat camping ground dan lokasi outbound. Biar ga pada penasaran kayak apa sih suasana di Gunung Pancar, gue sertakan juga yah beberapa fotonya. Hehehe... Nah, makin penasaran pengen ke Gunung Pancar? Hehehe... Oke, lanjut ke topik utama yah mengenai OMK Gathering tuh ngapain ajah sih?
Camping ground pria yang kami gunakan
Begitu tiba di Gunung Pancar, kami meletakkan tas kami di aula. Setelah itu, kami menuju ke lapangan di depan aula untuk kegiatan ice breaking. Sayangnya, saat sedang ice breaking, tiba-tiba cuaca menjadi tak bersahabat karena gerimis. Kegiatan ice breaking kemudian dilanjutkan di dalam aula. Selesai ice breaking, diteruskan dengan makan siang dan outbound. Nah, acara outbound ini merupakan salah satu acara favorit gue di OMK Gathering kali ini. Kenapa? Karena seru banget! Penasaran? Oke deh, nih gue ceritain yah!
Kegiatan ice breaking dan pembagian kelompok
Setelah makan siang, kami berkumpul di lapangan depan aula. Hal pertama yang dilakukan adalah membagi peserta ke dalam 6 kelompok dan tiap kelompoknya terdiri dari 9 sampai 10 orang. Setelah dibagi ke dalam kelompok, outbound pun dimulai. Permainan yang kami lakukan semuanya membutuhkan kerja sama tim dan kerja sama inilah yang harus dilatih bagi generasi penerus Gereja seperti kami. Keren kan? Hahaha... Sebenarnya cukup banyak permainan yang dilakukan saat outbound ini, tetapi sayang sekali karena gue kesulitan untuk menceritakan secara detail permainan outbound ini, maka bagian ini gue skip yah. Namun jangan kecewa, karena masih ada cerita seru selanjutnya!
Salah satu permainan outbound
Sangat disayangkan, lagi-lagi saat tengah asik outbound, hujan turun dan kali ini cukup deras sehingga permainan outbound terpaksa dihentikan. Sebenarnya kami sangat kecewa, tetapi ga mungkin juga memaksakan kehendak. Kegiatan pun dilanjutkan lagi di dalam aula, kemudian kami diberikan waktu mandi sore setelah acara selesai.
Kegiatan kelompok di dalam aula
Sekitar pukul 6 sore, kami kembali berkumpul di aula. Acara yang pertama adalah kami diajak untuk melihat mini drama. Mini drama ini menceritakan tentang 5 kategorial anak muda yang ada di Gereja kami, antara lain misdinar, Bina Iman Remaja, PDOMK Hosanna, theater Genesius, dan tentunya yang paling kece dan keren adalah KKMK! Hahaha... Khusus untuk KKMK, gue sudah menjelaskan secara singkat yah di postingan sebelumnya, silakan dibaca-baca, lumayan buat nambah counter hits blog ini. Hihihi.... Oke next!
Kegiatan di dalam aula
Setelah menyaksikan mini drama, kami makan malam bersama. Setelah makan, acara dilanjutkan dengan ramah-tamah bersama dengan koordinator OMK yaitu Rickhy, Romo Gonsalez, dan Om John. Ramah-tamah ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan iman Katolik, tata cara Ekaristi di Gereja, dan kategorial yang ada di OMK. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan doa Rosario bersama dan ini merupakan acara terakhir di hari ini. Karena sudah lelah akibat beraktivitas selama seharian penuh, gue memutuskan untuk kembali ke tenda dan tidur.
Berfoto bersama kakak-kakak fasilitator
Pagi harinya sekitar jam 6 pagi, gue bergegas untuk mandi karena jam setengah 7 akan diadakan misa yang dibawakan oleh Romo Gonsalez. Selesai misa, kami sarapan pagi bersama. Setelah sarapan, kami bersiap untuk melanjutkan beberapa kegiatan seru di hari ini, yaitu tracking! Kami berkeliling di sekitar Gunung Pancar. Sebenarnya tidak banyak spot bagus selama tracking, spot bagusnya justru ada di bagian akhir tracking yang tidak begitu jauh dari tenda. Tentu saja kami tidak melewatkan kesempatan ini untuk berfoto ria! Yeay~!!
Salah satu foto terbaik saat tracking
Selesai tracking, kami diberi waktu untuk mandi lagi, dan akan dilanjutkan dengan sesi penutup. Di sesi penutup ini kami diberikan sebuah post it dan balon. Kami diminta untuk menuliskan kata-kata yang memotivasi di post it tersebut dan menempelkannya ke balon. Harapannya adalah apabila balonnya pecah, maka post it tersebut akan terjatuh dan diharapkan akan memotivasi setiap orang yang menemukannya. Seru banget kan?! Selesai menerbangkan balon, kami berfoto bersama, kemudian kembali ke Jakarta, ke rumah tercinta kami. Sekitar pukul setengah 3 sore, kami sudah tiba kembali di Sunter.
Menerbangkan balom yang sudah ditempeli post it
Tanpa terasa OMK Gathering kali ini sudah berakhir. Dua hari kebersamaan yang begitu berkesan terasa amat singkat. Banyak yang didapat dari OMK Gathering kali ini, antara lain teman-teman baru, wawasan baru, dan tentunya kebahagiaan. Hahaha... Lebay! Gue berharap semoga OMK Paroki Santo Lukas semakin baik ke depannya dan acara-acara seperti ini bisa diadakan kembali.
OMK Paroki Santo Lukas memang top! d(^0^)b
Akhir kata, sebagai penulis, gue ingin mengucapkan terima kasih karena sudah berkunjung ke blog ini dan sampai jumpa di postingan selanjutnya! Sebagai bonus, gue sertakan foto-foto keren di bawah yah! Enjoy~!! \(^0^)/
Stay cool! Stay awesome! Padahal baru nyampe
Best teammate, Derry & Kons
Candid colongan! (-.^)v
Permainan outbound lainnya. Fokus ke bolanya please! (>.<)
Ganteng-ganteng jomblo (>.<)
Single happy! \(^0^)/
Kuberlari ke hutan teriakku... *edisi galau*
Anggota kelompok 3 yang juga juara 3! Yeah~!! \(^0^)/
Selfie di atas batu. Piss! v(^0^)v
Pemandangan saat tracking dimulai
Pemandangan saat tracking
Pemandangan di jalur tracking
Ada bangunan di tengah-tengah hutan pinus. Keliatan ga?
Nih gue perjelas deh! Udah keliatan kan?
Stairway to heaven!
Down to earth!
Ini penampakan lapangan di depan aula kalau dilihat dari kejauhan
Nah, bangunan di sebelah kanan itulah aulanya!

Tuesday, May 17, 2016

Ziarah ke Gereja dan Kapel di Tahun Kerahiman Allah Bersama KKMK Paroki Santo Lukas Sunter

Hai teman-teman semua, dilihat dari judulnya mungkin ada yang bertanya-tanya, kok sepertinya judulnya mirip dengan postingan sebelumnya? Nah! Supaya ga penasaran lagi, yuk disimak postingan kali ini!
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter
Sebelumnya saya jelaskan sedikit mengenai apa itu KKMK? KKMK merupakan singkatan dari Kelompok Karyawan Muda Katolik. Organisasi ini termasuk organisasi sosial keagamaan yang beranggotakan karyawan yang beragama Katolik. Jadi KKMK Paroki Santo Lukas artinya adalah kelompok karyawan yang beragama Katolik yang berdomisili di Paroki Santo Lukas. Karena anggotanya karyawan artinya semua anggotanya sudah bekerja dan juga belum menikah. Nah, kita kembali ke topik utama postingan kali ini yah.
KKMK Paroki Santo Lukas di Goa Maria Paroki Salib Suci, Cilincing
Seperti yang sudah dijelaskan di postingan sebelumnya, bahwa di Tahun Kerahiman Allah ini, setiap umat Katolik dihimbau untuk mengunjungi 9 Gereja. Karena minggu lalu saya sudah mengunjungi 3 Gereja, maka kali ini saya akan mengunjungi Gereja sisanya yang belum dikunjungi. Kalau minggu lalu saya pergi bersama umat lingkungan saya, maka kali ini saya pergi bersama KKMK Paroki Santo Lukas Sunter.
Berfoto ala seminaris
Pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 KKMK Paroki Santo Lukas mengadakan ziarah ke paroki dan kapel sesuai dengan rekomendasi KAJ, yaitu:
1) Paroki Salib Suci di Cilincing.
2) Kapel Wisma Samadi di Klender.
3) Gereja Santo Yoakim di Klender.
4) Paroki Santo Leo Agung di Jatiwaringin.
5) Paroki Santo Servatius di Kampung Sawah.
6) Paroki Kalvari di Lubang Buaya.
Altar Gereja Santo Yoakim, Klender
Ziarah kali ini terbuka bagi semua anggota KKMK Paroki Santo Lukas Sunter dan jumlah peserta yang ikut berjumlah 13 orang, sesuai dengan kapasitas mobil elf yang kami sewa.
Goa Maria Gereja Santo Leo Agung, Jatiwaringin
Sekitar pukul 07.15 pagi, rombongan sudah berkumpul di lapangan parkir Gereja Santo Lukas Sunter. Setelah lengkap, rombongan pun berangkat ke destinasi yang pertama, yaitu Paroki Salib Suci di Cilincing dan doa pembukaan dilakukan saat perjalanan berangkat.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Goa Maria Gereja Salib Suci, Cilincing
Karena Paroki Salib Suci jaraknya tidak terlalu jauh dari Paroki Santo Lukas Sunter, maka tidak membutuhkan waktu yang lama bagi kami untuk tiba di sana. Sesampainya di Gereja Salib Suci kami disambut oleh pengurus yang berada di sana dan dipersilakan untuk berdoa di Goa Maria karena saat itu ruangan gereja akan dipakai untuk Sakramen Pernikahan. Rombongan berdoa bersama sesuai dengan ketentuan yang ada di buku panduan Kerahiman Allah dan dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama dan pamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke tujuan selanjutnya, yaitu Kapel Samadi di Klender.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Kapel Samadi, Klender
Sesampainya di Wisma Samadi, kami menuju ke ruang sekretariat untuk mohon ijin berdoa di kapel. Suasana di dalam kapel cukup tenang dan nyaman, sangat cocok untuk bermeditasi dan melakukan refleksi. Rombongan pun berdoa bersama yang dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama. Foto bersama ini tidak hanya dilakukan di dalam kapel saja, tetapi juga di halaman Wisma Samadi yang sangat teduh sekali. Suasana hening sangat mudah didapatkan di tempat ini. Setelah berfoto ria, kami berpamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke destinasi yang ketiga, yaitu Gereja Santo Yoakim di Klender.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Wisma Samadi, Klender
Lokasi Gereja Santo Yoakim sebenarnya tidak jauh dari Wisma Samadi karena masih sama-sama di daerah Klender, tetapi lokasinya yang agak tersembunyi membuat kami sampai harus bertanya kepada masyarakat sekitar dimana lokasi gereja ini. Tepat di pertigaan sebelah terminal Klender, kami melihat plang jalan bertuliskan Jalan Nusa Indah IV, yaitu nama jalan dimana lokasi Gereja Santo Yoakim. Awalnya kami tidak yakin bahwa di jalan tersebut terdapat bangunan gereja karena jalannya cukup sempit. Sopir mengendarai kendaraan yang kami pakai dengan hati-hati, sembari kami menengok ke kiri dan kanan untuk mencari Gereja Santo Yoakim. Di kejauhan, tak sengaja salah satu teman kami melihat ada menara yang di atasnya ada lambang salib. Sontak pak sopir mengarahkan kendaraannya menuju ke arah dimana terdapat menara tersebut, dan sampailah kami di Gereja Santo Yoakim. Ternyata Gereja Santo Yoakim terletak di belakang terminal bis Klender. Kemudian kami disambut oleh pengurus yang berada di sana. Rombongan pun berdoa bersama yang dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan pun berfoto bersama. Setelah itu, kami pamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke tujuan selanjutnya, yaitu Gereja Santo Leo Agung di Jatiwaringin.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Gereja Santo Yoakim, Klender
Rute yang kami gunakan adalah melalui jalan Kalimalang. Jalan ini terkenal karena kemacetannya akibat proses pembangunan jalan tol yang sedang berjalan. Hari sudah siang dan matahari pun bersinar sangat terik serta rasa lapar pun mulai mendera. Akhirnya kami berdiskusi dan sepakat bahwa sesampainya di Gereja Santo Leo Agung nanti, hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang! Setelah sekitar satu jam perjalanan menembus kemacetan di siang yang terik, kami pun tiba di Gereja Santo Leo Agung. Kami disambut oleh pengurus gereja dan beliau menjelaskan secara singkat mengapa Paroki Santo Leo Agung termasuk ke dalam paroki yang sedang berjuang. Hal ini terlihat jelas dari kondisi gereja yang tidak memiliki bangunan permanen, semua bangunan yang ada sifatnya sementara. Kemudian kami mohon ijin untuk makan siang dengan nasi kotak yang telah kami bawa. Selesai makan, rombongan menuju ke dalam gereja dan berdoa bersama yang dipimpin oleh Mas Yudho, lalu rombongan berfoto bersama. Tepat di belakang Altar, kami melihat ada ruang adorasi, lalu kami pun masuk dan berdoa secara pribadi. Sambil menunggu teman-teman yang masih berdoa, kami melihat koleksi yang dimiliki oleh Gereja Santo Leo Agung. Jadi dahulu Gereja Santo Leo Agung ini pernah dibakar massa dan beberapa benda yang berada di dalam Gereja anehnya tidak terbakar walaupun ada bekas jilatan api membakar di sekitar benda tersebut. Mohon maaf saya tidak menjelaskan mengenai detail peristiwa ini pada postingan kali ini. Bagi yang penasaran, disarankan untuk mencari kebenaran informasinya sendiri di internet. Kemudian kami berpamitan kepada pengurus di sana untuk menuju ke destinasi yang kelima, yaitu Gereja Santo Servatius di Kampung Sawah.
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di Gereja Leo Agung, Jatiwaringin
Ternyata jarak antara Gereja Santo Leo Agung dengan Gereja Servatius cukup jauh. Hal ini diperparah dengan kemacetan yang terjadi sepanjang jalan. Menurut saya, perjalanan ke Gereja Servatius inilah yang paling melelahkan. Beberapa teman saya pun sampai tertidur pulas. Namun ternyata Gereja Servatius ini terletak di pinggir jalan raya sehingga tidak sulit untuk mencarinya, sekalipun kita tidak mengenal daerah sana. Fakta unik lainnya adalah ternyata Gereja Servatius ini lokasinya dekat dengan Panti Asuhan Pondok Damai yang pernah saya tulis di blog ini juga beberapa tahun lalu. Info ini saya dapatkan karena saya tidak sengaja melihat plang di pinggir jalan bertuliskan Panti Asuhan Ursulin Pondok Damai. Saya pun tidak menyangka hal ini karena sejujurnya saya sudah lupa lokasi Panti Asuhan Pondok Damai ini. Hehehe...
Megahnya Altar Gereja Servatius, Kampung Sawah
Sesampainya di sana, rombongan memasuki gereja dan langsung berdoa bersama yang kembali dipimpin oleh Mas Yudho. Rombongan yang berada di dalam gereja hanya rombongan kami saja sehingga kami bisa berdoa dengan suasana hening. Kami masih merasa lelah karena kemacetan luar biasa sepanjang perjalanan. Sambil beristirahat, kami mengelilingi kompleks Gereja Servatius ini dan ternyata Goa Maria di sini cukup indah dan kami tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berfoto bersama. Kami pun merasa iri ketika kami melihat ada ruang kepemudaan yang terintegrasi dengan bangunan gereja karena kami bahkan tidak memiliki ruang kepemudaan yang tetap di paroki kami sendiri, padahal Gereja Servatius masuk ke dalam gereja yang sedang berjuang yang ditetapkan oleh KAJ. Ironis memang ketika mengetahui bahwa gereja yang statusnya masih berjuang saja memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan fasilitas di gereja kami sendiri.
KKMK Paroki Santo Lukas di Gereja Servatius, Kampung Sawah
Karena cuaca begitu terik, selesai berkeliling kompleks Gereja Servatius, kami mampir sebentar untuk membeli es kelapa muda, sekedar untuk menghilangkan dahaga. Tak terasa waktu pun terus berjalan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke tujuan yang terakhir, yaitu Gereja Kalvari di Lubang Buaya.
KKMK Paroki Santo Lukas di Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Sesampainya di Gereja Kalvari, kami disambut oleh pengurus yang berada di sana dan beliau menjelaskan secara singkat mengapa Paroki Kalvari termasuk ke dalam paroki yang sedang berjuang. Begitu masuk ke dalam bangunan gereja, terdapat gapura kecil yang bertemakan Tahun Kerahiman Allah. Menurut saya ini merupakan hal yang unik, karena dari sekian banyak gereja yang saya kunjungi, baru kali ini saya menemukan dekorasi sederhana di dalam bangunan gereja yang bertemakan Tahun Kerahiman Allah. Ternyata di dalam gereja, ada rombongan lain yang sedang berdoa, sehingga kami harus menunggu rombongan tersebut selesai, baru kami bisa berdoa. Doa bersama kembali dipimpin oleh Mas Yudho. Selesai berdoa, rombongan berfoto bersama. Di samping gereja, kami melihat sebuah taman, lalu kami berkunjung ke taman ini yang bertemakan bukit Kalvari dan ternyata taman ini terhubung dengan Goa Maria yang terletak di belakang bangunan gereja. Walaupun kecil, tetapi taman ini cukup teduh dan di tengah-tengah taman terdapat saung yang boleh digunakan untuk bersantai sejenak. Setelah puas berkeliling, kami memutuskan untuk pulang. Untuk mempercepat perjalanan pulang kami memilih melalui rute jalan tol dan sekitar pukul 6 sore kami sudah tiba kembali di Gereja Santo Lukas Sunter. Semoga kegiatan ziarah ini dapat mengakrabkan seluruh anggota KKMK Paroki Santo Lukas Sunter.
Bangunan Gereja Santo Leo Agung yang masih menggunakan tenda
Altar Gereja Santo Lego Agung, Jatiwaringin
Interior Gereja Servatius, Kampung Sawah
Salah satu ornamen yang tedapat di dalam Gereja Servatius, Kampung Sawah
Indahnya Goa Maria di kompleks Gereja Servatius, Kampung Sawah
KKMK Paroki Santo Lukas Sunter di depan Goa Maria Gereja Servatius, Kampung Sawah
Altar Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Gapura Tahun Kerahiman Allah di dalam Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Goa Maria di kompleks Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Taman di kompleks Gereja Kalvari, Lubang Buaya
Replika Bukit Kalvari di Gereja Kalvari, Lubang Buaya